Chap 4

1131 Words
Reynald masih diam tidak menjawab apa pun. "Rey? "Adriana memanggilnya tapi Reynald masih diam tak bergeming. "Untuk apa kau pulang ke sana? Duniamu sekarang di sini Adriana. "Ucapan Rey seakan sebuah perintah dan tidak bisa menolaknya. "Tidak, aku manusia. Kita berbeda, kau seorang demon dan aku manusia. Duniaku bukan di sini. " Adriana membantah suaranya hampir meninggi tapi gadis itu mencoba untuk mengendalikannya. "Kau tahu, kau seorang half demon ayahmu seorang panglima perang di istana ini dan ibumu seorang manusia. Thomas Rafael Chase, itu adalah nama ayahmu dan saat ia meninggal ibumu mengganti namamu menjadi Adriana Graciella Elizabeth tapi namamu sebelumnya Adriana Graciella Chase. Kau hidup sebatang kara karena ayah dan ibumu sudah meninggal, sekarang kau memilikiku. Kau tahu ibuku sangat menyukaimu dan ingin bicara padamu setelah kau sarapan, sebaiknya kau makan sarapanmu. " Reynald berusha agar tidak lepas kendali. Dia menggertakan giginya. "Tunggu, bangai mana kai tahu nama ayahku? Dan tahu dari mana kau aku seorang half demon? " Adriana dengan cepat berdiri dari kursinya. Rey mendengus sambil berjalan kearah pintu. Dia butuh menenangkan dirinya. "Aku tahu semua tentangmu, sebaiknya kau makan makananmu. Aku akan segera kembali. " "Rey, apa aku boleh minta sesuatau? " Reynald berhenti dan berbalik. "Apa? " Dengan datar Reynald menjawab. "Aku hanya ingin Riri menjadi pelayanku, apa boleh. " Adriana dengan hati-hati mengatakan apa yang diinginkannya. "Tentu, aku akan mengurusnya. " Setelah itu Reynald pergi dari kamarnya. Adriana duduk kembali. Dengan melamun gadis itu menyantap sarapannya. Apa yang di katakan Reynald masih terngiang-ngiang di benaknya. Dia juga tidak tahu jika ayahnya seorang demon karena ia jarang bertemu ayahnya. Setelah sepuluh menit Reynald kembali lagi ke kamarnya. Dia mengulurkan tangannya pada Adriana. "Ayo, ibu sudah menunggu. " Adriana menyambut uluran tangan itu dan mengikuti Reynald berjalan di lorong istana. Reynald berhenti di taman bunga lalu masuk lebih jauh lagi dan berhenti di belakang seorang wanita yang sedang menyiram bunga.  "Ibu. " Queen Clarissa berbalik dan menemukan Reynald berdiri di belakangnya. "Ada apa Rey? " Queen Clarissa menurunkan tangannya dan air yang menyirami tanaman itu berhenti. "Aku hanya mengantar Ana ke sini, bukankah ibu ingin bertemu dengannya. " d"Ana? " ibunya kebingungan. "Mateku. " Rey mendesah pelan, ibunya sepertinya sudah sangat tua sehingga lupa dengan matenya. Reynald menarik Adriana agar berdiri di sampingnya. Queen Clarissa tersenyum dan menghampiri Adriana "Kalau begitu kau boleh pergi Rey." Ibunya mengusir Reynald agar pergi. Reynald hanya mencibir dan berbalik meninggalkan mereka berdua. "Kita sebaiknya duduk. " Mereka menghampiri bangku taman dan duduk berhadapan. "Jadi, siapa namamu sayang? " Queen Clarissa bertanya dengan lembut. "Nama saya Adriana Graciella Elizabeth, anda bisa memanggil saya Ana. " Adriana menjawab dengan formal karena berbicara dengan seorang Ratu. "Kau tidak usah seformal itu sayang, kau bisa memanggilku ibu karena sebentar lagi kau akan menjadi putriku juga. Namaku Clarissa Azzura Asmodeus." Adriana mengangkat kepalanya. "Ibu? "Ia sudah lama tidak memanggil nama ibu semenjak ibunya meninggal. "Iya, soalnya dari dulu aku sangat ingin punya sorang Putri tapi aku memang tidak bisa memiliki seorang Putri.” Dengan lembut Queen Clarissa tersenyum kepada Adriana dan menunggu dengan penuh harap. "Kenapa bisa begitu? " Adriana betanya dengan polos. "Karena dari dulu Lucifer selalu melahirkan seorang putra, jadi jika menikah dengan seorang Lucifer makan anak yang lahir adalah laki-laki. " Adriana hanya mengangguk mendengar penjelasan Queen Clarissa. "Kau tahu Rey sikapnya sangat dingin dan kaku jadi ibu harap kau bisa mengubah sifat dan sikapnya. " Melihat mata yang menatapnya penuh harap Adriana jadi tidak tega untuk menghancurkan harapan seorang ibu. "Ibu, jika aku ingin kembali ke dunia manusia bagaimana? " Pertanyaan tersebut membuat senyum Queen Clarissa langsung menghilang. "Apa kau tidak suka di sini?  Sehingga kau ingin pulang ke duniamu? Padahal ibu sudah menganggapmu sebagai putriku sendiri. " Sorot mata Queen Clarisaa menunjukan ia kecewa dengan ucapan Adriana. ,Adriana yang melihat mata Queen Clarissa yang tersirat jelas kesedihan membuatnya tidak tega. "Bukan seperti itu. " "Lalu? " "Apa ibu ingin aku tinggal di sini? " Adriana berpindah duduk menjadi di sebelah Queen Clarissa. "Tentu saja, aku ingin kau tinggal di sini bersama kami. Lord akan senang bila mendengar ini karena dia pun sangat menginginkan anak perempuan." Queen Clarissa sangat antusias mendengarnya. "Tapi, bolehkah aku berkunjung ke sana untuk menemui makan orang tuaku? Aku janji tidak akan lama hanya satu minggu. " Adriana menatap dengan penuh harap. Sebenarnya portal menuju dunia manusia hanya akan muncul 10 tahun sekali. " Adriana langsung tertunduk lesu. Tapi ucapaan selanjutnya dari Queen Clarissa membuat Adriana kemblai mengangkat kepalanya. "Tapi aku rasa Rey bisa membuka portalnya karena dia memiliki kekuatan yang besar. " Queen Clarissa tersenyum lebar melihat Adriana yang terlihat seperti seekor kelinci. Adriana menatap Queen Clarissa dengan semangat. "Benarkah? " Queen Calrissa hanya mengangguk dan tertawa pelan. "Kalu begitu kita temui yang lain di ruang keluarga." Mereka menyusuri lorong istana  dan sampai pada sebuah pintu besar. Pitu terbuka dan mereka melangkah masuk. Ruangan tersebut bercat putih dengan ukiran-ukiran berwarna emas di dinding dan atapnya. Lalu terdapat lampu gantung yang besar. Terdapat jendela besar yang mengarah ke gerbang utama istana.  "Ibu, siapa kakak cantik ini? " Seorang bocah berumur tujuh tahun berlari menghampiri Queen Clarissa. "Ini mate kakakmu. " Mata bocah itu beralih ke arah Adriana. "Halo kakak cantik, aku Ernest William Lucifer aku putra ke empat. Kakak bisa panggil aku sesuka kakak , Kakak cantik sama aku saja jangan sama kak Reynald." Ernest berkata dengan polos yang membuat Adriana terkekeh. dDia menarik Adriana untuk duduk di sofa yang cukup untuk dua orang dan Ernest duduk di pangkuan Adriana. "Aku sudah pernah melihatmu perkenalkan namaku Livian William Lucifer, ayah dari Reynald. Kau bisa memanggilku Ayah. " Pria dengan surai cokelat berdiri "Perkenankanlah Namaku Damarion William Lucifer, kau bisa memanggilku Rion, aku adik dari pria menyebabkan itu. " Dia kembali duduk dan seorang di sebelahnya berdiri. "Namaku Morgan William Lucifer anak nomor tiga, kau bisa memanggilku  Morgan tampan atau sayang. " Morgan mengerling nakal. "Jaga matamu jika tidak ingin ku congkel. " Morgan tersentak kaget dan secepat kilat berbalik. Dia menemukan Rey yang menatapnya tajam. "Aku hanya bercanda saja kak. " Rey tidak memperdulikannya dan berdiri di depan Adriana. Sekarang aku mempunyai keluarga. Aku memiliki ibu, ayah, dan saudara. Jika ini takdirku untuk tinggal di sini aku akan menerimanya. Perasaan Adriana menjadi hangat mengingat ia memiliki keluarga baru di sini. "Turun sekarang Ernest. " Reynald menatap datar bocah di depannya sambil memegangi tangannya. "Tidak mau aku mau bersama kakak cantik di sini. " Ernest memeluk Adrana dan itu membuat Reynald kesal. "Aku bilang turun Ernest. " Reynald menekan seluruh kalimatnya. "Kakak cantik, aku ingin bersama kakak cantik. " Dia mencoba melepaskan tanganya dari cengkraman Reynald. "Sudahlah Rey, kau tidak boleh kasar Ernest masih kecil. Kau bisa duduk di sebelahku." Adriana hanya tersenyum manis. "Dasar bocah iblis. " Umpat Reynald. "Apa kakak lupa, kakak juga iblis ingat itu kak kita satu jenis, satu darah, satu ayah dan ibu." Ernest mengingatkan Reynald dan membuat dia mencibir. Semua yang melihat itu hanya tertawa. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD