Chapter 3

963 Words
,Pagi hari yang cerah di dunia immortal. Seorang gadis masih bergelung di balik selimut. Seorang pria berjalan ke arah jendela dan membuka jendela sehingga cahaya bisa masuk. "Engh..." Gadis itu merasa terganggu dengan cahaya matahari yang silau. "Sudah waktunya bangun my princess. " Suara briton milik seorang pria mengalun lembut sehingga membuat Adriana membuka matanya dan duduk di ranjang untuk mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal di alam mimpi. Setelah nyawanya terkumpul Adriana mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar dan melihat seorang pria tengah berdiri si depan jendela. Astaga! Apa ini mimpi? Kenapa ada malaikat turun. Tapi kenapa wajahnya datar kaya tembok? Seharusnya malaikat itu ramah dan selalu tersenyum, apa malaikat yang ini mempunyai kelainan? Ah, mungkin dia memang mempunyai kelainan. Ana memuji sekaligus menyindir Reynald. Rey yang bisa membaca pikiran tadinya tersenyum tipis, tapi saat mengetahui Ana menyindirnya senyumnya hilang. "Sudah puas memuji dan menyindinya? " dia bertanya kepada Adriana yang masih melongo. Terkesiap Adriana kembali sadar. "Ini di mana? Siapa kau? Apa kau yang membawaku ke sini? " Adriana melihat sekali lagi kamar yang ia tempati. "Kau berada di dunia immortal dan aku yang membawamu ke sini. " Reynald berhenti sebentar "Apa kau lupa siapa aku? Dan apa kau pula kejadian tadi malam? " Adiana mencoba mengingat apa yang terjadi, ketika ia ingat manik matanya membola. "Dunia immortal? " ia bergumam. "Sebaiknya kau mandi dan bersiap-siap. Akan ada pelayan yang membantu. " pintu terbuka dan ada lima pelayan berjejer berjalan masuk dengan rapih. "Salam pangeran. " Mereka membungkuk memberi hormat. "Aku ingin kalian mendandaninya, jika kalian berbuat kesalahan" Reyanld menyeringai kejam "kepala kalian sebagai imbalannya. " Ia melihat ke arah Adriana yang masih bingung "Mandilah princess aku akan kembali lagi nanti. " nada bicara Reynald berubah menjadi lembut lagi. Setelah itu ia pergi meninggalkan Adriana. Adriana menatap para pelayan di depanya, pelayan yang paling ujung sebelah kanan membawa nampan berisi botol-botol yang dia sendiri tidak tahu apa isinya, di sebelahnya ada pelayan yang membawa nampan berisi kalung, anting, gelang dan perhiasan lainnya. Di tengah pelayan tersebut tidak membawa apa-apa, di sebelahnya ada nampan berisi pakaian, dan terakhir nampan berisi sepatu. "Mari nona, saya antar ke kamar mandi. " Pelayan yang berada di tengan maju menuju Adriana. Adriana turun dari ranjang dan mengikuti pelayan tersebut ke sebuah pintu. "Siapa namamu? " Ana bertanya kepada pelayanan tersebut. "Nama saya Riri nona." Ia membukakan pintu dan Adriana masuk ke dalam. Adriana kagum melihat kamar mandi tersebut. Lantai marmer berwarna hitam, lalu bed tub berbentuk lingkaran dengan pilar marmer, dinding nya terdapat ukiran yang indah.  ,Adriana berjalan ke arah bed tub yang sudah di isi air dan taburan bunga Mawar. Riri memasukan beberapa botol cairan yang di bawa pelayan yang lain. "Nona apa anda suka dengan wanginya? Jika anda tidak suka saya akan menggantinya. " "Tidak perlu, aku suka dengan wanginya. " "Kalau begitu saya akan melepaskan baju nona. " Riri maju untuk melepaskan baju yang di pakai Adriana. "Tidak perlu, aku bisa melepnya sendiri. " "Nona jika pangeran tahua ia akan marah, jadi saya mohon, saya yang melepaskannya. " Ana hanya mengangguk. "Pria yang tadi itu siapa namanya? " Ia tidak mengingat nama reynald karena ia terlalu sibuk dengan pikirannya, yang ia tahu Reynald seorang pengeran. Selain itu dia lupa Jika Reynald sudah mengenalkan dirinya saat pertama bertemu dengannya. "Dia pangeran Reynald William Lucifer, pangeran Reynald merupakan putra mahkota dari kerajaan Lucifer. Kerajaan Lucifer adalah kerajaan paling kuat di dunia imortal ini dan pangeran sangat di kagumi dan di sukai oleh para Putri kerajaan lain karena sifatnya yang tegas, berwibawa, dingin, dan pangeran juga selalu manang dalam setiap perang. " Saat mendengar ucapan Riri, Adriana merasa tidak rela jika ada yang menyukai Reynald. "Lalu kenapa dunia ini di sebut dunia immortal? " "Karena yang tinggal di dunia ini bukan manusia nona. " Adriana langsung menjauh, ia kira sayap yang Rey keluarkan waktu itu cuma halusinasi nya saja karena dia setengah sadar. "Nona ada apa dengan anda?  Kenapa anda menjauh? " "Kalian ini makhluk apa? " "Kami seorang demon biasa. " "Demon. " cicit Adriana mereka iblis? "Kalian iblis? " mata Adriana mulai berkaca-kaca siap menumpahkan air mata. Riri mengangguk. "Nona tenang saja kami tidak akan menyakiti nona, karena kami akan di bunuh oleh pangeran jika melukai nona. " Adriana pov "Kenapa Reynald akan membunuh kalian? " kenapa Reynald akan membunuh mereka jika melukaiku. "Kerena anda mate pangeran. " Riri menjawab dengan sopan. Matenya? Jadi aku pasangan seorang demon? Astaga ada apa dengan hidupku? Kenapa jadi seperti ini? "Nona tidak perlu menjauh, saya akan mencuci rambut nona. Tidak ada yang berani menyentuh nona karena nona milik pengeran Reynald. "Aku mendekat ke arah Riri dan ia mencuci rambutku. adi semua orang yang ada di sini bukan manusia. Yang aku ingat kemarin malam aku berada di hutan dan bertemu Reynald lalu tanganku terluka setelah itu kesadaranku mulai menghilang di gendongan Reynald. Aku pikir sayap yang aku lihat itu hanya halusinasi ku saja. Adrian pov end ,Setelah mandi Adriana duduk di depan cermin yang ada di kamar mandi. Adriana memakai gaun berwarna hitam polos dengan hiasan berlian di bagian d**a dan pinggang. Lalu rambutnya di kepang lalu di gelung dengan rambut yang tidak di kepang setelah itu di beri biasan dari berlian. Adriana juga memakai gelang kalung dan anting yang senada. Adriana keluar dari kamar mandi dan melihat Reynald sedang duduk dengan satu kaki di nanikan ke satas kaki lainnya sambil memangku dagunya. Reynald melihat Adriana dari atas samapi bawah tanpa berkedip. Ia tersadar dan langsung berdiri. "Kalian boleh pergi. " Adriana yang di tatap seperti itu sedikit malu dan salah tingkah. Dia berdeham dua kali agar tidak gugup. "Kami undur diri pangeran. " Rey hanya mengangguk. "Sebaiknya kau makan dulu princess sebelum makanannya dingin. " "Reynald, apa aku boleh meminta sesuatu? " Rey mengangguk sebagai jawaban. "Apa aku boleh pulang ke duniaku? " Adriana tidak menatap Reynald karena ia takut Reynald akan marah. "..."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD