Part 1

1062 Words
“Cukup, Ros! Jangan pernah memohon lagi dihadapanku. Aku sudah muak dengan segala drama yang kamu buat!” lagi-lagi tangan kekar Ezra menepis lengan perempuan yang pernah menjalin pernikahan dengannya itu. Perempuan yang pernah ia cintai lalu meninggalkannya begitu saja demi pria lain yang tidak lain adalah rekan bisnisnya sendiri. “Aku Cuma ingin kita kembali seperti dulu, Ez. Aku menyesal.” “Setelah dua tahun menghilang dan kamu baru menyesal sekarang? Dua tahun itu kamu ngapain aja?” Ezra tersenyum sinis melihat wajah memohon mantan istrinya yang cantik itu. Pernikahan mereka masih empat tahun kala itu, ketika Rosa akhirnya meninggalkannya keluar negri bersama salah satu mantan rekan bisnisnya. Alasannya klasik, katanya dengan dirinya ia tak akan bisa punya keturunan. Wanita itu bersikeras menganggap dirinya tak memiliki masalah, bahwa ia lah sumber masalahnya sehingga dia tak bisa hamil selama pernikahan mereka. Tapi apa? Dua tahun dengan pria barunya pun, tak ada tanda- tanda wanita itu bisa hamil. Jadi siapa yang salah? Dan ketika dia menyadari kesalahan ada pada dirinya, seenaknya dia meminta kembali saat selingkuhan atau suami barunya itu meninggalkan dirinya yang “cacat” sebagai seorang wanita. “Kita mulai dari awal. Kita akan ikut program bayi tabung. Pasti bisa. Impian kamu pengen punya baby boy kan?” Rosa memegangi lengan kekar mantan suaminya itu dengan tatapan memohon.” Please.” Ezra menepis tangan Rosa lagi lalu melengos, ia mendengus kasar.” Maaf. Tapi sejak sidang perceraian itu, aku telah membuang perasaanku padamu. Aku gak tertarik untuk menjalin hubungan dengan kamu lagi.” “Kamu bohong.” Rosa tampak tak percaya sampai gadis itu tersenyum sinis,” sampai sekarang kamu belum menikah lagi. Itu tandanya kamu belum melupakan aku, sayang.” “Belum menikah lagi bukan berarti belum move on. Aku gak serendah kamu yang bisa- bisanya having s*x dengan pria lain dan menikah dengan mudah. Aku hanya gak mau gagal lagi. Dan kembali bersama kamu?” Ezra tertawa mengejek,” itu hanya kebodohan yang tak akan pernah aku lakukan.” Rosa mengepalkan tangannya hingga buku- buku jarinya memutih. Bibirnya menipis dengan perasaan kesal dan menahan sakit di rongga dadanya,” lihat aja! Kamu akan kembali sama aku atau kamu gak akan menikah lagi seumur hidupmu!” ………… “Kamu itu harus berbuat baik sama Sabian. Dia itu cucu dari sahabat kakek. Kalian udah dijodohkan dari kecil, kalian bahkan udah bertunangan tapi kamu malah dingin banget sikapnya sama dia,” ucap Bernard- Ayah Freya saat makan malam bersama. “Bener itu. Kamu jangan bikin malu. Sabian bilang kamu jutek sama dia,” sambung Jasmine- Bunda Freya membenarkan ucapan suaminya. Sementara Nayara, adik Freya hanya diam sambil menikmati makan malamnya. Ia tidak mau ikut campur masalah kakaknya dengan tunangannya yang tak pernah akur itu. Padahal Sabian adalah pria tampan dan idaman untuk jadi suami. “Iya, Yah, Bun. Aku usahain.” Freya tampak tak bersemangat. Perasaannya tak enak karena ulah tunangannya sejak dua bulan yang lalu itu. Pertunangan karena perjodohan keluarganya dengan keluarga Sabian. Padahal pria itu pun tak tertarik padanya. Kata siapa hanya dirinya yang bersikap dingin? Rasanya ia harus membelikan Sabian kaca yang besar. Agar pria sok ganteng itu bisa berkaca sepuasnya dan sadar dengan sikapnya selama ini yang tak jauh beda dengan yang ia lakukan. ……….. Freya membaringkan tubuh diatas ranjangnya dengan perasaan lelah. Sejak kecil ia selalu menuruti keinginan orangtuanya bahkan sampai ke pernikahan pun, hidupnya telah diatur sedemikian rupa. Hanya demi kerja sama perusahaan dan keluarga terjalin. Keluarga yang berbobot tentunya. Keluarga yang kelak akan menaikkan derajat mereka jadi lebih tinggi dan menjadi tak terkalahkan. Tanpa memikirkan perasaan anak- anaknya. Padahal ia sama sekali tidak tertarik dengan Sabian, begitu pun sebaliknya. Tapi demi harga diri keluarganya, Freya mengesampingkan perasaannya sendiri. Yang membuatnya kesal adalah tingkah playboy Sabian bahkan pria itu baru- baru ini ia ketahui sering ke club malam, dari beberapa temannya yang juga mengenal pria yang menjabat sebagai manajer di perusahaannya. Sementara Freya masih kuliah semester lima tapi mereka sudah dijodohkan dan niatnya pernikahan akan dijalankan saat ia lulus kuliah nanti. Membayangkan dirinya menikah dengan pria playboy macam Sabian, rasanya Freya ingin muntah. Ia bukan hanya mengorbankan dirinya tapi juga hatinya yang mungkin akan disakiti terus menerus dengan sikap calon suaminya. Bahkan diluar sana pria itu tak segan berbuat kasar padanya. Tentu tanpa sepengetahuan keluarga mereka. Karena didepan keluarga besar mereka, Sabian terlihat sebagai pria penuh sopan santun dan kelembutan juga menghormati wanita. Makanya jika Freya langsung bilang apa yang dilakukan Sabian diluar sana bahkan sampai menyewa para p*****r demi menemani malam panasnya, pasti tidak aka nada yang percaya. Tentu pria licik itu tak akan mengakuinya. Makanya ia berusaha mencari bukti demi menunjukkan pada orang tuanya, berharap mereka sadar jika menjodohkan anak perempuan tertuanya dengan pria macam Sabian adalah kesalahan besar. Itu pun kalo orangtuanya peduli dengan masa depan Freya. Makanya malam ini, Freya berniat pergi ke club malam langganan Sabian demi membuat bukti kebusukan pria itu pada orangtua serta keluarga besar pria itu sendiri. Dia memang harus diberi pelajaran. Soal hubungan pertunangan mereka, Freya tak peduli meski harus malu karena pertunangan mereka berakhir. Dibanding menghabiskan seumur hidupnya dengan pria toksik macam Sabian. Tentu ia akan melakukannya diam- diam. Mana boleh ia keluar semalam ini sendirian. Kedua orangtuanya sangat ketat menjaganya, tentu demi terjaganya harga diri keluarganya. Bukan semata- mata menjaganya. Gadis berambut coklat gelap itu mengecek ponselnya, Joselyn baru saja mengirimnya foto. Tentu saja foto keberadaan tunangannya saat ini yang asik b******u dengan gadis berbaju minim. Bahkan tak tanggung- tanggung, pria itu dikelilingi tiga wanita malam sekaligus. Freya berdecak- decak tak percaya dengan kepribadian Sabian yang seakan ganda. Sok suci didepan keluarganya sampai tak berani menyentuh tangannya tapi diluar sana, tanpa sepengetahuan keluarganya, pria itu sangat liar. Foto ini saja tak cukup sebagai bukti, pria selicik Sabian pasti akan mengelak. Ujung- ujungnya Freya yang disalahkan karena dianggap sengaja mencari kesalahan dari pria itu demi berakhirnya pertunangan mereka. Karena sejak awal Sabian bersikap sangat pro dengan pertunangan ini. Hanya didepan keluarganya saja, di belakang mereka, Sabian hanya pria b******k yang ingin bebas. Wanita dengan pakaian sopan seperti Freya jelas bukan tipenya. Tapi kenapa pria itu tak menolak pertunangan mereka? Jelas demi harga diri keluarganya biar tidak dianggap sebagai keluarga tak sopan yang menolah kerja sama antar keluarga apalagi karena pesan almarhum kakek mereka. Tapi jika Freya berbuat kesalahan atau bahkan memutuskan hubungan pertunangan mereka secara sepihak tanpa alasan yang jelas, pasti keluarganya akan memakinya dan mengatakan jika dirinya wanita tak tau diuntung. Jadi demi cari aman, ia harus membuktikan kebusukan pria itu. Sebelum dirinya terjerat sebagai istri dari pria tukang jajan macam Sabian. “Aku kesana sekarang, kamu pulang aja,” ucap Freya pada Joselyn melalui teleponnya. Ia tidak ingin merepotkan sahabatnya itu lagi. Apalagi sampai selarut ini. Ia harus menyelesaikan masalahnya sendiri.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD