PROLOG

377 Words
Berusia lebih dari setengah abad, tidak lantas membuat pesona Zillione Hugo memudar. Berkat DNA unik di dalam darahnya, wajah Zillione tak menua sedikit pun. Berbeda dengan raga asli kedua orang tua kandungnya yang kini telah menua sepenuhnya. Mereka menolak menggunakan serum untuk mempercepat regenerasi sel-sel yang telah mati buatan kakak angkat Zillione dengan alasan, mereka ingin mati dengan alami. Hanya robot buatan sebagai pengganti mereka yang tetap terlihat muda.  Begitu pun dengan Rain Roulette Hugo, tetap cantik dan mempesona karena serum buatan keluarga Roulette. Ia akan terlihat seperti seorang kakak untuk Zellovia Queen Hugo, Chrysner Clyne Hugo dan juga Slavina Arabella Hugo dibanding menjadi ibu mereka. Keluarga yang bahagia, setidaknya itu yang dunia lihat dari mereka. Nyatanya ada sesuatu hal yang harus Rain sembunyikan dari suami, anak-anak dan orang lain. Suatu rahasia yang tidak ingin menjadi penyebab retaknya rumah tangga mereka. Sampai pada saat Zillione mengetahui rahasia itu dari bibir seseorang yang sudah ia anggap kakak kandungnya. Ia tidak ingin rahasia itu ia bawa sampai mati dan Zillione tidak pernah memaafkan kekhilafan itu. "Maafkan aku, Zill. Aku tidak tahu kalau wanita itu istrimu. Saat itu aku juga sedikit mabuk, aku tidak begitu mendengar apa yang dia katakan. Yang aku ingat dia berkata, selingkuh, tidak akan memaafkan diriku, dan aku harus membayar karena sudah melukai hatinya. Aku tidak tahu kalau ia mengira aku adalah kau," jelas pria di hadapan Zillione dengan nada menyesal. Zillione mengepalkan tangannya kuat. Emosinya mengalir dengan begitu hebatnya. Ingin sekali ia menghajar orang itu hingga nyawanya terlepas. Namun, hal mudah itu kini menjadi sangat sulit untuk ia lakukan. "Aku mengerti. Kau bisa pergi sekarang, sebelum aku berubah pikiran," jawab Zillione dingin. Laki-laki itu tidak menjawab. Tapi ia mengerti, Zillione butuh waktu untuk sendiri. Ia pamit. Sebelum ia menutup pintu dari luar, orang itu mengatakan sesuatu hal yang penting. "Ada yang menjebak kami dengan memberikan foto-foto itu padamu. Percayalah, ada yang tidak suka kau bahagia dengan istrimu dan orang itu sangat mengenalmu." Blam. Begitu pintu ditutup, Zillione meraih vas bunga dan melemparkannya tepat mengenai cermin besar di depannya. Meluapkan segala amarah di dalam dadanya. Ia melihat wajahnya di dalam cermin retak yang masih tertinggal dibingkainya. Wajah itu, wajah yang sama yang telah meniduri istrinya.  Zillione menghubungi seseorang. "Greg, selidiki orang yang mengirimkan foto-foto padaku. Aku tunggu hasilnya besok pagi." "Baik, Zill," jawab pria tua di seberang sana. Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD