bc

How We Survived

book_age16+
86
FOLLOW
1K
READ
zombie
decisive
self-improved
journalists
tragedy
no-couple
mystery
multi-character
apocalypse
realistic earth
like
intro-logo
Blurb

Global warming yang terus terjadi membawa kerugian besar terhadap kelangsungan hidup manusia. Mikroba berbahaya yang terkubur jutaan tahun lalu menyebar ke seluruh penjuru.

6 tahun lalu, semua terjadi begitu saja, segalanya hancur dan punah. Kami hanya bisa bertahan.

Bertahan untuk dua pilihan.

Hidup, atau seperti mereka.

How we Survived (kumpulan cerpen)

Penulis: Magnificent Universe

Genre: Sci-fi (fiksi ilmiah)

chap-preview
Free preview
PROLOG
Dunia masih mengingat kejadian lampau itu, saat semua yang kita tahu, semua yang kita bangun, hancur berkeping-keping. Saat darah tak lagi berharga dan kemanusiaan nyaris runtuh, akibat hukuman telak yang diberikan pada manusia, atas kesombongan dunianya. Namun, pelajaran berharga itu telah merumuskan kembali apa arti kehidupan. Menyatukan kita semua dari perbedaan yang mengotak-kotakkan. Hari ini, aku tulis cerita ini untuk mengingatkan. Karena, setiap hirup udara yang kita rasakan berhutang kepada tulang dan darah mereka yang menjadi korban. Enam tahun lalu, aku tiba di dinding di Filipina, wilayah pemukiman darurat teraman yang bertempat di Pulau Mindoro,  setelah berita tentang menyebarnya wabah mengerikan mem-buat kerusuhan masif di semenanjung Eropa dan bergerak secara eksponensial ke wilayah hemisphere selatan. Filipina dipilih menjadi tempat terakhir di mana napas-napas kemanusiaan dijaga untuk tetap bertahan selama wabah misterius mengobrak-abrik kesadaran miliaran jiwa di luaran sana. Aku adalah salah satu yang beruntung bisa berada di kepulauan yang dikelilingi benteng setebal 5 meter dan dijaga ketat oleh kapal-kapal induk dan pasukan PBB yang mengelilinginya. Menjaga harapan hidup terakhir dari generasi yang tersisa. Boleh saja dikatakan, aku cukup beruntung karena ayahku sendiri juga ikut bagian dalam pendanaan proyek ini. Namun, bukan itu esensi dari kisah ini. Ada bagian lain yang lebih penting hendak aku ceritakan. Atas dorongan kemanusiaan, secara diam-diam aku menjadi anggota dari korp sukarelawan yang membantu orang-orang terjebak di antara para penderita—atau yang lebih umum disebut zombi— untuk menemukan tempat selamat. Selama di lapangan, banyak cerita yang aku dengar diam-diam dari mereka yang nyaris kehilangan harapan, masa depan, dan senyuman. Mereka yang berjuang jauh lebih sulit daripada diriku yang karena keberuntungan terlahir dari golongan berada dapat dengan mudahnya tinggal di dalam benteng kokoh itu.  Mereka adalah segolongan orang tangguh yang berdamai dengan keputusasaan dan memutuskan untuk tetap bertahan, mereka adalah orang-orang yang nyaris kehilangan harapan dan kehidupan, tapi mereka tidak pernah mengatakan selesai untuk dunia ini. Orang-orang ini aku temukan di seluruh dunia, tersebar dari wilayah Eropa hingga pedalaman Asia. Dari mereka, aku belajar tentang  makna kehidupan yang berharga, berjuang melewati segala rintangan dan berdamai dengan kehilangan. Dari mereka, aku menemukan jiwa-jiwa yang tertempa keras, yang tak gentar menghadapi setiap takdir dan yang tak pernah menyerah, meski dunia sudah menyerah dengan mereka.  Aku terlalu sering mendengar tangis, ketakutan, banyak kisah yang terdengar, banyak derita yang bermunculan. Bulan-bulan selama penjemputan adalah waktu penuh derita. Meski begitu, kami masih sedikit berharap. Mereka yang pandai dalam genetika berhasil memenuhi sisa harapan kami.  Waktu itu, serum berhasil diselesaikan. Antigen telah membuka harapan, mengakhiri kutukan kelam yang menyelimuti setiap orang dengan ketakutan. Selama waktu restorasi itu aku terlalu sibuk, hingga nyaris melupakan catatan-catatanku tentang orang-orang yang menginspirasi tersebut. Lalu, selama tiga bulan. Aku memutuskan untuk menemui mereka. Berbekal data dan akses khusus PBB yang aku dapatkan dari biro restorasi kemanusiaan, aku memulai pencarian orang-orang yang memberiku semangat dan mengajariku tentang nilai utama dari kehidupan. Ini adalah cerita bagaimana mereka berhasil selamat, ini adalah cerita mereka yang berhasil hidup. Salam damai untuk kemanusiaan,   Hussein Alatas

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

Suamiku Calon Mertuaku

read
1.4M
bc

Yes Daddy?

read
798.0K
bc

I LOVE YOU HOT DADDY

read
1.1M
bc

A Secret Proposal

read
376.4K
bc

Sexy game with the boss

read
1.1M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook