bc

Miss Pete

book_age0+
404
FOLLOW
2.4K
READ
family
forced
like
intro-logo
Blurb

Rishi Disyanda gadis penyuka makanan pete ini adalah gadis yang periang dan ramah, namun siapa sangka dibalik senyuman yang selalu ia tampilkan didepan orang-orang ternyata gadis itu menyimpan sebuah rahasia yang sangat besar.

Rahasia yang hanya keluarganya dan juga sebuah keluarga lainnya yang tahu. Membuat beban yang Rishi tanggung tak main-main dan mengharuskan ia menutup hati buat siapa saja yang akan mencoba mendekat.

Dan ketika ada pemuda tampan yang bernama Aaron mencoba meruntuhkan dinding yang sedang Rishi bangun dengan kuat, Rishi kembali melakukan cara yang biasa ia lakukan pada pemuda-pemuda yang akan mendekatinya, yaitu membuat Aaron ilfil padanya dengan cara menunjukkan sesuatu yang ia suka dan bahkan sangat ia gemari itu adalah makan pete.

Namun apa yang terjadi, Aaron malah dengan senang hati menerima hobinya yang suka makan pete dengan tangan terbuka bahkan pria itu tak segan ikut memakan pete bersama gadis itu. Walau sesudah itu Aaron harus rela mual-mual akibat bau tak sedap dari mulutnya.

Sebab pria sejati akan tetap pada pilihannya, sesulit apapun untuk mendapatkan cinta gadis yang sangat disukainya.

***

chap-preview
Free preview
1. Awal Pertemuan
And the sky opened up, With the soil of the sun, Dreaming of my true love, I don't mean to be so strange, But my life just took a change, Cause I just found someone special.  Gavin DeGraw - (Nice To Meet You) Anyway *** Rishi Disyanda gadis berusia dua puluh tahun, baru saja pulang dari tempat kerjanya menuju ke rumah untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah akibat pelanggan yang hari ini lumayan banyak makanya hari ini ia agak telat pulang lebih malam dari biasanya.  Jangan berpikir yang tidak-tidak dulu maksud dari pelanggan bukan berunsur negatif kok, ia bekerja di sebuah toko bunga lumayan besar bernama 'Flowers Sunshine'. Ia sudah bekerja disana selama dua tahun dari awal ia tamat SMA.  Terlahir dari keluarga kurang mampu membuatnya harus bekerja setelah tamat SMA, impian untuk kuliah harus kandas akibat biaya yang tidak mencukupi mengharuskan Rishi mengubur semua impiannya. Apalagi dengan ayah yang bekerja sebagai Guru SD honor selama tiga puluh tahun yang gajinya hanya cukup untuk makan sekeluarga saja, ibunya juga yang menjadi ibu rumah tangga mengharuskan membantu ekonomi keluarganya dengan menjadi buruh cuci kepada tetangga dekat rumahnya, adapula adiknya yang masih duduk dibangku SMP yang masih butuh biaya sekolah setidaknya hingga tamat SMA. Rishi harus bekerja keras untuk membantu keuangan keluarganya walau ayahnya tidak mewajibkan untuk bertanggung jawab tapi dengan tegas ia bilang ke ayahnya.  "Itulah keluarga Ayah, harus saling membantu satu sama lain." Rishi memang sangat baik, demi adiknya mendapat pendidikan layak. Ia rela bekerja banting tulang siang dan malam. Ia ingin adiknya sekolah sampai lulus kuliah agar bisa dapat kerja di kantoran dengan gaji yang tinggi, tidak seperti dirinya yang hanya mendapat gaji pas-pasan. Namun setidaknya cukup membantu buat kebutuhan keluarganya selama ini.   Rishi adalah gadis yang dipenuhi pesona, walaupun ia selalu tampil sederhana tetapi ia sangat terkenal dalam kalangan cowok-cowok waktu ia sekolah dulu. Tak jarang ada cowok yang malakukan PDKT padanya tetapi begitu mereka tahu kalau Rishi suka makan pete mereka akan mundur teratur. Dan itu juga yang kadang membuat ia kurang percaya diri lagi. Tapi walaupun begitu Rishi tidak akan pernah mau meninggalkan pete. Ia lebih baik tidak punya pacar daripada harus melepaskan makanan favoritnya. Namun itu hanya sebuah alasan untuk menutup dirinya.  Sebenarnya Rishi hanya ingin menjaga jarak pada lelaki yang akan mendekat, sebab Rishi mempunyai sebuah rahasia yang hanya diketahui oleh keluarganya. Rahasia yang membuat ia merasa terbebani oleh sebuah hubungan apalagi dengan statusnya.  Sekarang Rishi sedang menunggu bus yang akan melewati daerah rumahnya di halte sendirian, jalanan masih ramai sebab jam masih jam tujuh malam. Tapi ketika melihat dompet yang ternyata kosong, tinggal beberapa receh lima ratusan rupiah yang pastinya tidak akan cukup buat bayar ongkos busnya. Rishi menghela napas panjang. Ia lupa kalau tadi ia tidak membawa bekal jadinya ongkos pulang ia pakai untuk makan siang.  Bodohnya lagi Rishi lupa untuk pinjam pada Rara, teman kerjanya di toko bunga.  Sambil meniup poninya tanda bosan, Rishi terus menatap kearah jalanan yang sudah mulai sepi akibat semua aktivitas orang-orang sudah berhenti dan pulang ke rumah masing-masing. Siapa yang akan dimintai tolong coba, ponselnya judulnya mati total lagi tadi tidak sempat ke charger waktu di toko.  Sungguh sial nasibnya.  Rishi kemudian berdiri, daripada duduk diam begini terus malah akan kelihatan tambah seperti orang bodoh saja. Makanya ia berinisiatif untuk berjalan kaki saja dari sini ke rumahnya. Memang agak jauh sih namun kalau Rishi diam saja bukannya ia tidak akan sampai-sampai di rumahnya.  Dengan tekad yang teguh dan modal nekat Rishi berjalan selangkah demi selangkah agar bisa sampai ke rumahnya dengan cepat. Rasa lelah tubuhnya tidak ia pikirkan lagi, sebab ini adalah kesalahannya memang yang terlalu ceroboh dan pelupa sehingga ia tak jarang harus bernasib sial seperti ini.  Memasuki jalan raya, Rishi melihat kekiri dan kanan ketika hendak ingin menyeberang. Jalanan yang padat membuatnya harus berhati-hati untuk melihat kendaraan yang melintas. Akhirnya dengan selamat ia berhasil menyeberang jalanan tersebut. Dan dengan santai berjalan dengan menunduk sesekali bibir mungilnya mengeluarkan umpatan-umpatan tapi dengan suara yang amat pelan agar tak ada yang mendengarnya.  Kedua kakinya mulai pegal padahal baru jalan beberapa meter saja, benar ya apa kata orang, menjalani tidak semudah di bicarakan. Orang lain hanya bisa bilang saja, kamu bisa kok menjalaninya tapi ketika di jalani kita yang merasakannya beratnya. Seberatnya ditinggalkan gebetan waktu tahu Rishi hobi makan pete.  Dengan gerakan pelan Rishi menendang batu-batu kecil yang di injaknya namun nasib sialnya tidak berhenti sampai disini rupanya, tendangan pada batu kecil itu malah mengenai salah satu orang yang melintas didepannya. Rishi yang akan berniat kabur, diketahui cepat oleh sang korbannya yang lebih dulu melihatnya.  "Hey gadis nakal, berhenti lo!!" teriak sang korban dengan cepat menarik tas ransel lusuh milik Rishi, membuat Rishi tak bisa berkutik akhirnya membalikkan badannya kearah ternyata seorang pemuda yang masih muda mungkin sekitaran awal dua puluh tahunan juga yang menjadi korbannya.  "Maaf, Mas. Saya nggak senjaga, Mas," mohon Rishi sambil menundukkan kepalanya. Pemuda yang menjadi korbannya sulit melihat wajah dari gadis yang menendang batu kecil yang tadi mengenai kepalanya. Pemuda yang tak lain tak bukan adalah Aaroneo Garazia Kenzo.  "Muka gue ada disini, bukan di bawah. Ayo lihat ke sini lo!!" perintah Aaron. Dengan takut-takut Rishi mengangkat kepalanya. Tatapan mereka bertemu sesaat. Aaron terdiam terpaku begitu melihat mata bulat warna hitam pekat milik Rishi. Aaron terasa kembali ke masa lalu dimana ia pernah mengenal mata yang sama dengan mata milik Rishi.  Rishi melihat Aaron dengan tatapan bingung, ia sampai melambaikan tangannya ke depan wajah Aaron.  "Mas, hallo!!" tegur Rishi sambil melambaikan tangannya. Membuat Aaron langsung tersadar kemudian tersenyum manis.  "I-iya," kata Aaron salah tingkah sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Rishi yang melihat tingkah aneh pria di depannya memutar bola matanya bosan.  Demi kesopanan Rishi akhirnya berbicara.  "Maafkan tadi saya, Mas. Saya benar-benar nggak sengaja," ulang Rishi kembali memohon.  Aaron tersenyum lalu berkata. "It's okey, lain kali lo harus lihat-lihat kalau lagi jalan. Jangan sambil menunduk, selain membahayakan orang lain, lo juga bisa membahayakan diri lo sendiri. Ngerti?" Nasihat Aaron. Membuat Rishi menganggukkan kepala.  "Terima kasih, Mas, kalau begitu saya permisi dulu." Demi menjaga sopan santun Rishi akhirnya pamit kepada Aaron. Namun selang beberapa langkah Aaron malah menahannya dengan memegang salah satu pergelangan tangan Rishi.  Langkah Rishi otomatis berhenti. Ada apa lagi ini? batin Rishi.  Rishi mencoba tersenyum walau seluruh tubuhnya mulai lelah akibat bekerja seharian ini, ditambah berjalan kaki dari toko yang masih jauh dari rumahnya. Dan sekarang di tambah dengan insiden kecil begini. Sungguh membuatnya sangat ingin sampai ke rumahnya dan istirahat.  "Ada apa lagi ya, Mas?" tanyanya.  "Kamu mau ke mana?"  Rishi mengerutkan keningnya tanda heran. "Maaf, saya kira anda nggak perlu tahu kalau saya mau ke mana saat ini. Lagipula kita nggak saling mengenal untuk dapat mengetahui sesuatu yang menurut saya pribadi," jawab Rishi dengan tegas.  Bukannya tersinggung Aaron malah tersenyum manis dan berkata. "Begini, gue hanya ingin menawarkan tumpangan pada lo. Karena gue lihat lo lagi jalan kaki, kan?" Aaron segera mengajukan bantuannya. Apalagi melihat wajah gadis manis di depannya nampak lelah. Makanya dengan keyakinan itulah Aaron menawarkan kepada gadis ini.  "Tapi maaf ya, Mas! Saya nggak menerima tumpangan pada orang yang saya nggak kenal sama sekali. Bisa saja kan Mas ini penculik gadis kemudian saya dijual keluar negeri." Pernyataan gamblang Rishi sontak membuat Aaron tertawa terbahak-bahak bahkan sampai memegang perutnya yang sakit akibat tertawa terlalu keras.  Setelah tawanya reda Aaron kemudian memasang wajah yang serius. "Memang tampang gue ada kayak penjahat apa?"  Rishi mengangkat bahunya acuh lalu membalas. "Ya emang tampang bisa menipu kan, apalagi jaman sekarang kan tampang penjahat itu rata-rata ganteng-ganteng. Mana saya tahu." Aaron langsung tersenyum ketika gadis ini berkata 'ganteng' otomatis kan ia di akui ganteng sama gadis ini.  "Yaudah kalau gitu kita kenalan aja, supaya lo percaya kalau gue ini anak baik-baik," Aaron mengulurkan tangannya kepada Rishi namun sepertinya tak ada respon dari Rishi makanya Aaron mengambil tangan kanan Rishi lalu mengajaknya kenalan. "Nama gue Aaroneo Garazia Kenzo. Panggil gue Aaron, sekarang lagi kuliah sudah mau lulus sih sebenarnya tinggal tunggu sidang saja." Aaron mengenalkan diri dengan percaya diri.  Rishi yang tahu ini akan panjang memilih mengalah dengan segera menyebutkan namanya dengan cepat. "Nama saya Rishi Disyanda. Panggil saja Rishi." Aaron mengerutkan keningnya seperti berusaha menggali ingatannya sebab nama gadis ini seperti familiar di telinganya. Rishi segera melepas tangannya dalam genggaman tangan Aaron.  "Di mana mobilnya?" tanya Rishi tiba-tiba.  "Hah?" Membuat Aaron melongo beberapa saat kemudian tersadar lalu segera berjalan mendahului Rishi dan menunjuk mobil yang terparkir tak jauh darinya. Rishi langsung mengikuti langkah Aaron dan segera memasuki mobil pria itu dengan santai. Membuat si pemilik mobil kembali melongo.  Tadi kayaknya sok nolak, eh sekarang malah nyelonong duluan nih. Ckck.. Aneh!! batin Aaron kesal.  Bersambung...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Noda Masa Lalu

read
183.7K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
53.2K
bc

Mengikat Mutiara

read
142.2K
bc

Suamiku Bocah SMA

read
2.6M
bc

LARA CINTAKU

read
1.5M
bc

Om Tampan Mencari Cinta

read
399.9K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook