Bab.10 Tampan dan Mendominasi

543 คำ
  Gigolo sebenarnya menawarkan untuk membayar kamar untuk dirinya, membuat Sheila curiga ada yang salah dengan telinganya.   Dia mengangkat kepalanya untuk melihat si gigolo, gigolo juga menatapnya, sepasang mata seterang bintang sambil tersenyum, terlihat begitu menawan.   Wajah Sheila semakin memerah saat gigolo itu menatapnya seperti ini, awalanya dia sangat membenci gigolo ini, tetapi sekarang gigolo itu berinisiatif membantu menyelesaikan masalah sehingga dia memberikan kesan baik.   Sheila berbicara dengan sikap aneh, "Ini bukan uang yang sedikit, ini lebih dari Rp 10.000.000....."   “Aku tahu!” Gigolo mengambil pena dan menandatangani tagihan yang diserahkan oleh resepsionis.   Entah mengapa Sheila berpikir bahwa tanda tangannya terlihat begitu tampan dan mendominasi, tidak seperti gigolo sama sekali.   Lukas setelah menandatangani lalu meletakkan pena kemudian pergi, setelah berjalan beberapa langkah tak ada pergerakan di belakang, menoleh sambil melihat Sheila yang berdiri dengan tatapan kosong dia merasa sedikit lucu, "Kenapa kamu tidak juga pergi?"   Sheila mengangguk dan mengikutinya seperti ayam mematuk butiran nasi, dia berpikir ada yang aneh, kenapa dia mengikuti gigolo yang sudah menidurinya?   Tidak ada alasan lain 'kah?   Berjalan keluar dari pintu Hotel Makmur, dia memanggil gigolo dengan penuh harap, "Anu....uangmu itu akan segera kukembalikan."   “Ya!” Lukas hanya mengucapkan sepatah kata, mengeluarkan ponselnya dengan ramah, “Kalau begitu tambahkan w******p!”   Menambahkan w******p seharusnya membuatnya lebih mudah untuk mentransfer uang, Sheila tidak terlalu memikirkannya, dia bertukar w******p dengannya.   Foto profil Sheila adalah foto yang diambil saat dia pergi ke Gumuk Pasir beberapa waktu lalu, Sheila dengan gaun merah dan kerudung melihat ke belakang sambil tertawa di hamparan pasir yang luas.   Seindah peri yang turun ke bumi, Lukas menyipitkan matanya, "Butuh tumpangan?"   Sheila ingin menolak, tetapi berpikir bahwa dia sekarang tidak punya uang, dia pun setuju.   Dia mengikuti Lukas ke tempat parkir, melihat Maybach yang dikendarai Lukas, Sheila terkejut, apakah semua gigolo begitu kaya sekarang?   Dia berpikir demikian lalu berkata, "Kamu benar-benar kaya."   “Pinjam mobil teman!” Jawab Lukas.   Pinjam mobil teman? Apakah teman yang dia maksud merujuk pada wanita tajir yang dia layani?   Gigolo seperti satu banding seribu, fisiknya oke, tampan, aromanya juga oke, sepertinya banyak wanita kaya yang menghabiskan uang untuknya bukan?   Memikirkan gigolo b******u dengan sejumlah wanita tua, membuat Sheila merasa sangat tidak nyaman.   Lukas tidak tahu apa yang dia pikirkan, dia menyalakan mobil lalu bertanya, "Ke mana?"   “Antar aku ke Apartemen Pluit." Budi membekukan kartunya, Sheila harus pergi ke kentor Budi untuk menanyakan alasannya.   Lukas mengarahkan navigasi, Sheila yang melihatnya memerlukan navigasi untuk pergi ke Pluit merasa aneh.   Apartemen Pluit berjarak kurang dari tiga kilometer dari Hotel Makmur, dikelilingi pusat perbelanjaan untuk rekreasi, gigolo memerlukan navigasi, kenapa hal itu terasa aneh?   Bukankah dia orang Jakarta? Sheila merasa aneh tapi juga enggan bertanya, lagipula dia tidak akrab dengan gigolo.   Jika bukan karena sesuai rencana Linda di malam sebelumnya dia sudah dihamili oleh gigolo ini bukan?   Memikirkan Linda menggunakan gigolo untuk menipu dirinya sendiri, Sheila merasa terjebak, apakah Linda dan gigolo menjalin hubungan atau Linda hanya membayarnya tanpa memberitahu situasinya?   Kalau tidak, mungkin tanya langsung pada gigolo?   Sheila berpikir sejenak sebelum berkata, "Malam itu...kau dan Linda...berapa banyak Linda membayarmu?"   “Linda itu siapa?” Lukas bertanya balik.   "Anu...malam itu aku dan kamu...wanita yang membayarmu untuk menjadi meniduriku."   Lukas memiringkan kepalanya dan menatap Sheila dengan ekspresi dingin, "Wanita yang membayar apa? Apa yang sedang kamu pikirkan?
อ่านฟรีสำหรับผู้ใช้งานใหม่
สแกนเพื่อดาวน์โหลดแอป
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    ผู้เขียน
  • chap_listสารบัญ
  • likeเพิ่ม