เมื่อคุณเยี่ยมชมเว็บไซต์ของเรา หากคุณให้ความยินยอม เราจะใช้คุกกี้เพื่อให้เราสามารถรวบรวมข้อมูลสำหรับสถิติโดยรวมเพื่อปรับปรุงบริการของเรา และจดจำตัวเลือกของคุณสำหรับการเข้าชมในอนาคต นโยบายเกี่ยวกับคุกกี้ & นโยบายความเป็นส่วนตัว
เรียน นักอ่าน เราต้องการคุกกี้เพื่อทำให้เว็บไซต์ของเราดำเนินการได้อย่างราบรื่น และมอบเนื้อหาแบบส่วนตัวที่ตรงกับความต้องการของคุณ เพื่อให้เรามั่นใจได้ว่าคุณจะได้รับประสบการณ์การอ่านที่ดีที่สุด คุณสามารถเปลี่ยนแปลงการอนุญาตของคุณโดยการตั้งค่าคุกกี้ได้ทุกเมื่อ
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Langkah kaki Yaya melambat ketika hidungnya mencium harum masakan dari arah dapur. Siapa yang memasak? ART di rumahnya tidak datang sepagi ini. Karena penasaran, Yaya kembali menambah kecepatan kakinya menuruni anak tangga, lalu berjalan menuju dapur. Di sana, Yasmin berdiri di depan kompor listrik dengan spatula ditangannya. Badan ramping wanita itu juga di balut oleh celemek. Wajah Yaya merengut. Siapa yang mengizinkan wanita itu untuk memakai celemek merah mudanya miliknya? Lagipula, bukannya Yasmin sedang kurang sehat, lalu kenapa wanita itu bisa memasak sekarang? "Ya, sudah bangun?" tanya Yasmin saat menoleh dan mendapati Yaya berdiri di belakangnya. Spontan Yaya tersenyum. "Iya, Kak." jawabnya sembari mendekat. "Kak Yasmin lagi masak apa?" "Nasi goreng cumi kesukaan Egan."