14 : Kecewa

900 Words

Jika memang pertemuan singkatnya dan Rafka kemarin adalah tanda bahwa seharusnya Olin datang untuk mengikuti UMPN, bukannya tes psikotes sekolah kedinasan, maka ia tidak mengikuti tanda itu dan lebih memilih keputusan yang direstui oleh orangtuanya. Sebab bagi Olin, alangkah tidak baiknya jika ia lebih memilih pilihan yang ada Rafka di dalamnya, ketimbang pilihan yang menurut orangtuanya adalah pilihan yang terbaik. Pagi itu, tanggal 11 Juni 2016, Olin sempat goyah. Di lampu merah pada satu persimpangan jalan protokol di kotanya, ia digundah dilema. Ia hampir saja melajukan motornya lurus setelah lampu berubah hijau, menuju ke tempat pelaksanaan UMPN, bukannya belok kiri menuju lokasi tes psikotesnya dilaksanakan. Untungnya, ingatan tentang orangtuanya membuat Olin mengurungkan niat itu.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD