Motor matic berwarna merah menepi di depan sebuah rumah berpagar pendek. Narendra membuka pagarnya kemudian memasukkan motor yang dia kendarai ke dalamnya. Kediaman Rahma, ibu kandung Narendra terlihat sepi. Padahal dia tahu Ariyani dengan suami dan anaknya tinggal di sini juga. Dengan lantang Narendra mengucapkan salam. Tidak lupa mengetuk pintu dan mengintip dari balik jendela. Benar-benar sepi. Dia memutar gagang pintu dan semua terkunci. “Bu, maaf apa lihat ibu saya?” tanya Narendra. Seorang tetangganya yang baru saja keluar rumah menghentikan langkah dan tersenyum kepada Narendra. “Tadi keluar bareng Ariyani dan Suaminya. Berangkat dari pagi, mau nunggu di sini aja, Dra. Kebetulan ada Bapak.” “Terima kasih, Bu. Saya ke depan saja nunggu di pos bareng pemuda yang lagi main gaple.”