“Roti bakar ekstra kejunya dua, Roti bakar selai kacang sama minumnya s**u murni rasa melon. Meja lima.” Andri menerima nampan berisi makanan yang disebutkan Narendra. Pesanan masih terus berdatangan, sebagian ada yang dimakan di tempat, ada juga yang dibawa pulang. Tidak ada rasa lelah bagi Narendra, semua semangatnya dia kumpulkan demi masa depan yang lebih indah daripada saat ini. “Lo baru datang, istirahat sebentar, makan dulu atau ngopi.” Zen alat yang digunakan untuk membalik roti di atas pembakarannya. Kemudian menyeret Narendra untuk duduk di kursi plastik berwarna merah. “Gue gak apa-apa, gue bisa,” elak Narendra. “Dra, dengerin gue sebentar, lo mungkin menganggap sekarang tidak apa-apa dan mampu untuk menghandle semua pekerjaan. Tapi tubuh lo bukan robot, ke depannya bisa saj