Biji Ganda
PROLOG
“Perkelahian membuat lelaki itu pergi perasaan gusar bercampur senang melihat wanita yang ditolongnya tidak terluka, di ruangan itu aku dirawatnya membersihkan bekas sayatan lumayan dalam mengiris daging di tangan kiriku, aku menatapnya saat ia membersihkan lukaku, raut wajahnya senang akan hadirku di sisinya, senyum indahnya bersemi membuatku berperasaan tidak menentu, pandanganku tertuju pada dirinya seolah menantangku melakukanya, aku pegang tangannya ia hanya terdiam dan ia hanya sedikit bicara, lakukanlah jika itu maumu, tanpa bertanya lagi aku segera menindih tubuhnya, ciuman hangat mendarat di pipi dan bibirnya, tatapannya membuatku sangat bernafsu ku coba melepaskan pakaiannya satu persatu hingga sampai yang tertinggal hanya pakaian dalam saja, dia masih tersenyum aku menikmati senyumanya dan sangat merasa tertantang, aku lepaskan pakaianku seluruhnya hingga tanpa ada satupun yang melekat di tubuhku, dan ku coba melakukannya hingga sampai dia menikmatinya dengan rintih kasih sayang, usai sudah semua kenikmatan itu terjadi
*********
“Nama gue Ben, untuk sekarang umur gue 27 tahun. Orang banyak menyebut gue dengan sebutan Bang Ben karena itu memang Nama familyar gue sebagai penjahat wanita, gue mengarungi masa masa percintaan yang lumayan sulit dan memang sebelumnya gue cuma orang biasa yang tidak' tau apa-apa. Gue merantau saat itu di tahun 2013 di Jakarta, dan gue sendiri berasal dari kampung di Sumatra
Pendidikan gue memang hanya sebatas tingkat pelajar SMA tapi wajah gue memang ganteng bisa di katakan baby face kalo yang ngeliat gue.
“Si… panggilan dia, nama lengkap dia Sisi Rahmasari, Gue jatuh cinta banget sama itu cewek karena dia juga seorang perantauan sama kayak gue, dia berasal dari jogjakarta untuk wajahnya, wah, gak bisa gue bayangin betapa cantiknya sisi, lelaki mana yang ga' mau banget sama dia dan gue yang biasa aja menurut gue harus bisa dapetinnya.
Dan mungkin cerita ini lumayan panjang gue ceritain, intinya dalam cerita ini gue seorang pria kampung yang ingin sukses merantau ke Jakarta
Sisi seorang cewek cantik berasal dari jogja yang ingin sukses, keduanya sama-sama bertemu tanpa sengaja, dan mereka terlibat cinta segi 5 yang membingungkan, namun cinta membuat mereka tak terpisahkan.
Biji Ganda
“Di sudut jalan penuh sesak manusia berjalan di Siang itu, ku genggam sebuah handphone di tanganku membalas pesan demi pesan kepada mereka yang membutuhkan jasaku.
“Cha, itu temanku, Ocha Delinda nama lengkapnya, Ocha adalah sahabat yang ku kenal karena pekerjaanya tidak layak semestinya sebagai seorang wanita, Aku langkahkan kakiku bersama dia menuju sebuah tempat yang tidak asing di kotaku bandar lampung, dari kejauhan terlihat seorang lelaki yang sedang berdiri di sudut jalan memainkan handphone, Aku berjalan bersama ocha menemuinya lalu aku tinggalkan Ocha bersama lelaki itu dan mengajaknya pergi, berjalan aku ke sebuah kedai kopi menunggu Ocha selesai dengan pekerjaannya, di kedai kopi itu seorang wanita dengan pandangan raut wajah yang murung menatap ke bawah. "Aku berfikir kenapa wanita ini? Aku beranikan diri menyapa duduk di sampingnya.
“Hey mba'…
Sapa diriku menyapanya, sangat santai dia menoleh bersama kacamata tembus pandang dan berkata.
“Hey…
Jawabnya sedikit tersenyum, raut wajahnya seperti penuh beban, seakan-akan ia sedang tertimpa musibah, pandanganya menyipit ketika melihat tampangku yang sedikit urakan, bagaimana tidak, kakiku beralaskan sepatu Boot kickers Berwarna coklat pasta, jeans biru yang kukenakan sobek di tengah dengkul, jaket casual kulit hitam bergaya rock n roll, melekat di tubuhku, ia memperhatikanku dari ujung kaki hingga mencapai ujung rambutku, aku menikmatinya juga yang lumayan cantik menurutku, dia Pikir pasti aku salah satu orang yang tidak benar baginya.
“Udah lama di sini mba'? Tanyaku tanpa sadar membelai rambutku yang sedikit kontras, ala gitaris band 30 second to mars.
"Iya, udah lama Nih.
“Jawabnya tersenyum tipis, Seakan tidak peduli mengacuhkanku, pikirku pasti dia sedang banyak masalah. Aku mencoba ingin tahu, dengan mempelajari wajahnya, yang memang dia pertama kalinya melihatku.
"Maaf kita kenalan dulu ya?
Bicaraku sambil menyodorkan tangan ke arahnya, sedikit kaget Dia melihat tanganku di depan wajahnya tertunduk gelisah, perlahan Dia segera menangkap tanganku. "Tap" Suara genggaman tangan.
“Ben. Kataku tersenyum.
“Vani. Kata dia menyebutkan namanya.
Seketika itu kami melepaskan genggaman, lalu Hening tanpa suara, sedikit canggung, aku menyandarkan tubuhku di sisi kursi yang aku duduki.
"Hehe, maaf, sepertinya mbak lagi ada masalah ya? Tanyaku tersenyum curiga, Dia menoleh kembali. Tersenyum kepadaku.
“Em, Enggak juga sih… Panggil Vani aja ya Ben… He he. Kata Vani, balas menjawab.
“Hehe… iya… Kataku, seakan tahu apa yang sedang dirasakannya. "Tinggal di mana lo Van? Tanyaku kembali.
'Di… Em… Ah. Sudah ya... Tanya yang lain aja Ben. Jawab vani meracau, serasa terganggu aku bertanya kepadanya.
"Ok. Deh van… Eh ngomong-ngomong Nama kita hampir sama ya Beni - Vani he he... Bicaraku menghiburnya, tersenyum dan berfikir semoga saja tahu maksudku.
"Hee... iya juga ya Ben… lo tinggal di mana Ben? Tanya Vani, mulai terbiasa.
"Gue deket qo' dari sini, lo kost ya? Tanyaku mengamatinya.
"Qo' tau kalo gue kost? Jawabnya menyipit curiga.
"He nebak aja gue Van… Eh iya… lo lagi nunggu siapa Van? Tanyaku kembali mulai terasa nyaman dengannya.
"He he… nunggu tamu yang mau ngajak gue. Singkat ia menjawab, dan itu adalah kode keras untukku.
"O… gitu… lo mau gue cariin tamu gak? jawabku seakan memang sudah tau.
"He kalo ada ya mau gak papa… lagi butuh uang juga gue buat Bayar kosan. Jawabnya merasa senang mendengar aku bicara seperti itu.
"Yaudah". "Tunggu gue seleksi dulu dari HP gue ya…
Iya… Jawab Vani merasa sangat senang,
segera aku memainkan handphoneku melihat chat para tamu yang ingin menikmati malam bersama seorang wanita, aku seleksi bayaranya yang ku anggap paling tinggi, dan akhirnya aku mendapatkan, seorang tamu yang kukenal ternyata memang dia sedang berada di dekat daerah itu, aku memintanya menemui kami dengan menunggu aku dan Vani mengobrol kembali.
"Gini van, Nih gue ada tamu… lumayanlah buat lo bayar kosan, tapi lo nginep sama dia ya?
"Gimana?
"Yaudah berapa bayarannya? Tanya Vani dengan wajah yang senang, seakan penuh harap.
700 ribu. "Buat gue 200 gimana? Kataku, meyakinkannya.
Yah, pas dong, cuma buat Bayar kosan gue aja. Jawab Vani lesu mendengarnya.
Hem… "Ok."Ok. gue mau nolong lo.. "Gini aja… "Sangat serius aku bicara di sampingnya. "Bagian gue 100 aja gak papa, nah sisanya bisa buat kebutuhan lo di kosan. "Gimana? Imbuh diriku meyakinkanya.
"He he… Iya, "Gue setuju, Makasih Banget Ben… lo baik banget ya he he… "Eh Iya… "Gue pake make up dulu ya? Jawab Vani sangat senang mendengarnya. Segera Dia mengeluarkan, make-up dari tas kulit berwarna merah yang berada di sampingnya. Aku menjawab, "udah ini kan memang pekerjaan gue Van.
Kataku, vani segera merapikan rambutnya memakai sisir yang sering Dia gunakan, polesan bedak merata di wajahnya, yang membuatku tercengang melihat wajahnya lebih Segar, pikirku andaikan saja dia wanita Baik-baik pasti gue jadiin istri ini Vani, namun sayang. "Hem…
"Dering telpon berbunyi, lelaki itu ternyata sudah berada di seberang jalan, tempat dimana aku meminum kopi dengan Vani, aku mengantarnya bersama sang lelaki, lalu ia pergi dengan roda empat, kembali aku ke kedai kopi menunggu Ocha yang sedang bermain, aku berfikir dalam lamunanku, sungguh sangat sayang mereka bekerja seperti itu Ocha━vani.
"16:30. handphoneku kembali berbunyi.
"Di mana Ben ? sura Ocha bertanya.
"Di tempat tadi Cha... lo di mana?
tanyaku lalu berdiri.
"Gue udah selesai nih.. "Jemput gue ya?... pintanya.
"O.. " Ya Udah"... 'Tunggu"... jawabku mematikan handphone.
“Berjalan aku menuju motor besarku, segera aku menjemput Ocha di tempat biasa dia bermain." Setengah jam berlalu aku sudah di depan hotel itu, Ocha berada di antara mereka para manusia yang sedang berkerumun bersama kegiatanya. di depan hotel itu, Aku berhenti tepat di depan nya, dan segera ia menaiki motorku. aku lajukan motor berjalan pergi dari kerumunan mereka. di tengah perjalanan aku berkata.
"Mau kemana kita " Cha?... tanyaku sedang menyetir motor.
"Terserah deh Ben.. jawab Ocha yang sedang memeluk.
"qo'.. " Tiba-tiba gue jadi pengen ya Cha..! ucapku seperti biasa, memancingnya.
"Ha ha ha ha.. ! " Kepengen terus lo mah tiap hari.. hu.. ! (nengulin kepalaku) tutur Ocha, merasa senang.
"ha ha ha.. "Maen bentar yu' Cha ke kosan aja.. pintaku.
" Ugh.. Capek gini geh... baru aja gue dapet tamu, ini maen lagi ma lo..
keluh Ocha mengatakan dan sebenarnya hanyalah Alibinya.
"Yah.. " Udah sih Cha.. "Yah. "Yah. Yah… “pintaku sedikit merengek, masih mengendarai motor.
"Hem... elo ya gak puas-puas.. "Baru semalem gue kasih, ini Minta lagi... hem.. " Yaudah deh, Tapi pake pengaman ya takut meleset.
"He he.. kata Ocha yang membuatku sangat senang, terasa adrenalinku terpacu keluar, rasa bergetar di tubuh ini menahan hasrat yang tak terbendung ingin segera melakukannya. namun aku mencoba membiasakan lebih Rilex berkata.
"He he... "Ok. tapi jangan pake pengaman sih Cha.. "Gak enak tau rasanya... kataku meminta.
"Halah"...! Gak mau yaudah. "Kita balik lagi aja ke tempat tadi cari tamu. "Tegas Ocha mengatakan.
" Ha ha ha ha ha... "Ok. "Ok... kataku senang.
"Setelah sampai kami berada di kosan Ocha... "Segera kami masuk, dan menutup pintu Rapat-Rapat. Ocha segera mandi membersihkan dirinya,
"Dan yang aku lakukan hanya membuka sedikit pakaianku hanya mengenakan Boxer saja. " 10 menit ia keluar dari kamar mandi itu, aku pandangi tubuhnya yang bagus, tinggi langsing berdada besar, bak bintang JAV. "Karena memang ia sangat cantik menurutku, Segera Ocha duduk di sampingku, aku peluk tubuhnya, kurebahkan hingga kepalanya menyentuh bantal besar sambil memandangku, pandangan yang penuh arti menurutku, Dalam hati aku hanya berkata. "Sayang banget Ocha ini, cantik putih kenapa jadi kayak gini nasibnya, Hm... "Tapi sudahlah"
"Mulai aku tidak memperdulikan kata hatiku, karena terbawa oleh nafsu yang memburu, Aku buka handuk basah yang masih melekat di tubuhnya Dan.
[SENSOR]
" SETELAH SELESAI "
Aku terlentang berdua denganya menatap langit-langit ruangan dan berkata. "Fiuh.. capek juga ya Cha.." Dari semalam kita kayak gini.. hee..
"He he.. " Masih sanggup gak lo Ben?... tanya Ocha di samping memeluk ku menatapku.
"He he... "Entar"... "Masih kayaknya... He he... "jawabku mengamati pipinya yang ranum.
"Ha ha ha..! " Kayak kuat aja lo Ben, Ben.. " Huu…! Canda Ocha dan menelentangkan tubuhnya.
" Ha ha ha ha ha.. " Tenang aja... pasti nanti gue lanjut lagi nih Cha.. "Jawabku merasa tertantang.
"He he he.. " ya udah" lanjut geh Ben.. "lama bener dari tadi Hoax ajah..
ha ha.. "Ejek Ocha sepertinya aku membuatnya ketagihan.
"Nah nantangin gue ya lo…! "Beranjak aku segera menindihnya kembali, dia hanya tertawa-tawa saja. "Kembali aku melakukanya lagi sampai beberapa kali, hingga malam hari.
"Jam 9 malam kami keluar untuk sekedar mencari makanan. terdapat Nasi dengan lauk ayam yang sudah disediakan di meja, segera kami menyantap makanan itu. "Aku berfikir sampai kapan aku menjadi seperti ini, kadang aku ingin berubah menjadi manusia yang baik.
"Kring.. ! "Deru handphoneku berbunyi, yang sedari tadi ku letakkan di meja makan. aku lihat di layar LCD ternyata panggilan seseorang yang aku kenal, merasa malas segera aku mengambilnya.
"Halo.. jawabku sangat santai dengan suara serak-serak basah. Ocha melihatku, menarik alisnya, mengkodekan bertanya, aku balas menatapnya, dan kembali ia meneruskan menyantap makanan nya.
"Hallo, Ben. "Lo di mana?... suara seorang lelaki penuh semangat menanyakan, yang tak lain adalah REY.
"Gue lagi makan nih di luar, kenapa Rey? tanyaku heran dengan nada bicaranya yang tak biasa.
"Aih."Bego Bener lo itu. "Malam ini kan latihan t***l. ! "kata Rey yang sangat biasa terhadapku, sontak membuatku tertawa mendengarnya.
"Ha ha ha ha…! "Aduh".. "Sorry beneran gue lupa Rey.. "Lo dimana sekarang? Tanyaku, bernada lemah, ocha mendongakan pandanganya dan hanya tersenyum melihat tawaku.
"Lo kesini sekarang, di Studio SR. jangan pacaran terus lo. "Buruan ye... pinta Rey memaksa.
"Ok. "15 menit gue dah di lokasi… jawabku, seakan tidak ada masalah.
"Tut.. "Tut.. "Tut.. (jaringan terputus)
"Aku letakan smartphone yang ku genggam di atas meja, Ocha mulai bertanya, yang ia telah selesai menyantap makanan nya.
"Siapa Ben?... " tanya Ocha sedikit curiga. "Dia meletakan kedua siku tangan nya di meja, hanya tersenyum-senyum di depanku.
"Itu Cha."Si Rey… "Gue lupa malam ini latihan, "kita kesana yuk? Jawabku meyakinkannya.
"Kesana mana Ben? tanya ocha penasaran.
"Ke studio Cha.. "lo ikut ya?... "Dari pada lo di kosan aja, kan gak enak gak ada gue.. "He he he. "candaku di depan Ocha, hingga sampai posisi tubuh tegap memegangi perutku, menahan tawa, seakan-akan kode keras bagi Ocha aku mengatakan itu, sorot mata membelalak, pikirnya pasti aku bodoh mengatakan itu, dan mungkin tidak.
"Gila lo Ben.. "lemesan aja sok-sok an lo... "Ha ha ha ha…! "Berobat sih Ben, biar strong.. "ledek Ocha mengatakan itu, ia hanya tertawa menutupi bibir mungil dengan tangan kanannya, matanya menyipit. "Bagiku itu adalah cambuk keras karena aku adalah tipe orang yang kalah di ranjang.
"Ye... "Enak aja lo..! "ntar gue jadi tambah perkasa melambaikan tangan pasti lo.. "Ha ha ha ha.. !
Bantahku, bercanda di depan, dan memang sangat biasa kami berdua seperti itu, bagaimana tidak, kami biasa tidur bersama, meski rumahku tidak jauh dari darinya.
"Yaudah berangkat yuk? "udah jamuran pasti tuh mereka nunggu kita. "Sekalian gue pengen liat expresi mimik mereka, ngeliat gue telat. Ha ha ha ha.. "Ajak ku, masih bercanda di depan Ocha.
"Ok. deh Ben.. "kita cus..! jawab Ocha. "Segera kami berdua berdiri, aku mendekati pemilik lapak, dan membayar tagihan yang kami makan. setelah semua sudah aku membayarnya, berjalan kembali aku mendekati Ocha yang sudah siap di depan motor besarku. "Aku segera menaiki motorku begitu pun Ocha.
"Pegangan Cha.. pintaku menggeber-geber motor, Ocha serasa takut segera ia memeluk pinggangku, meletakkan dagunya di bahuku.
"Dengerin Cha. " lo nikmatin aja sensasi kekuatan motor super gue 3000 cc yang menggemparkan dunia.. "ha ha ha ha..!candaku di depan nya, padahal motorku hanya berkapasitas 150 cc.
"UGH.. (nengulin kepalaku) "Banyak ngayal lo. "udah cepetan kita berangkat.
pinta Ocha. aku hanya tertawa, "segera aku melajukan motorku, begitu sampai di studio dan sudah aku memarkirkan motor, aku tidak melihat mereka, aku hanya melihat john yang berada di depan pintu rumahnya, dan memang dia adalah sang pemilik studio, bagiku adalah mimpi buruk bertemu dengannya, dia sangat aneh bisa dikategorikan manusia setengah gila.
"Eh... kak Ben... sapa John sebelum aku bertanya. ia berambut gondrong di atas bahu, berkulit putih, wajahnya tirus dan bersih, memakai kaos hitam bergambar rolling stone, bercelana panjang robek di dengkul.
“Mereka di mana John? tanyaku.
“Tuh di dalem, masuk aja lo. sorot matanya John sekilas memandang Ocha di sampingku, tersenyum padanya, John lalu berkata.
"Eh kak Ben, Ampelaknya sisain buat gue ya... "He he he.
“ingin rasanya aku tertawa, namun kutahan, arti kata Ampela bagi John adalah alat kelamin wanita.
"Ah.GILA lo. "Udahlah, gue masuk dulu... Gila lo...! “Bantahku sambil tersenyum mengatakan, John hanya tertawa. "Cepat aku meninggalkan John, memasuki pintu studio, Ocha hanya melihatku dan tersenyum di sampingku, pikir dia pastinya sedikit mengerti dengan bahasa seperti itu.
"Ckreek…! "Ngeeeek... (suara pintu studio yang aku buka)
"Aku dan Ocha memasuki ruangan ber AC, yang tak lain adalah ruangan studio yang cukup nyaman, satu persatu keempat temanku memperhatikan kedatangan kami, Ocha memang belum mengenal mereka, namun cukup lama aku mengenal Ocha, Segera tanpa Basa-basi aku berdiri di hadapan mic untuk memainkan suaraku, mereka pun sama tanpa berkomentar sedikitpun karena aku membawa Ocha bersamaku, pikir mereka pastinya mereka malu ngedumel di depan Ocha yang belum mereka kenal.
"Jreng.. "Suara gitar elektrik Rey memainkanya, disambut dengan yang lain pun ikut mengiringi tempo dari lagu yang akan kunyanyikan, lengkap sudah intro dari chord lagu itu yang tak lain adalah lagu dari miliknya changcuters Racun dunia.
"Racun.. "Racun.. "lirik lagu changcuter aku mulai bernyanyi dengan gayaku, gaya yang berbeda dari vokalis sebenarnya, dan yang pasti itu adalah gayaku sendiri ala rock n roll, Ocha hanya melihatku tersenyum-senyum memperhatikan tingkah kami yang serasa sudah berada di atas panggung, kami merasa senang dan gembira, dan konyol bagi yang tidak biasa dengan tingkah kami.
"Setelah lama aku bernyanyi, dan pastinya sungguh sangat lelah berkali - kali mengulang bernyanyi, di balik dinding kaca, John mengisyaratkan bahwa waktu kami latihan sudah habis, kami sudahi permainan dan segera bersiap-siap keluar dari studio, senang rasanya bisa memiliki partner seperti mereka permainannya sangat rapih dan mereka adalah, Rey, Andrew, Riki, Feron, dan gue, Ben.
"Sepulang dari studio, aku mengantarkan Ocha di kosannya, sempat Ocha mengatakan memintaku untuk menginap di kosan, tapi aku menolaknya, karena mungkin aku sudah lelah dengan aktivitas keseharianku bersamanya.
"Ocha mengiyakannya tak harus dia kecewa,dan pastinya pun setiap hari aku bertemu denganya. "Aku pulang mengendarai roda dua menuju rumah. sampai di rumah, seperti biasa yang membukakan pintu adalah adik perempuanku, adik yang masih duduk di bangku SMP patuh terhadap seorang kakak lelakinya. "Aku memarkirkan motor di garasi rumahku, segera aku memasuki ruangan kamarku, merebahkan tubuhku, tak lupa sebelum tidur, aku menghidupkan music yang aku suka, tentu dengan volume yang sangat kecil lewat pengeras suara di komputer. "Aku membuka ms word dan seperti biasa aku mencatat sebuah pengalamanku setiap harinya, dan pastinya pengalaman hari ini yang aku catat.
Setelah selesai aku mencatat semuanya, tanpa sengaja aku buka file yang cukup lama, yaitu sekitar 6 bulan yang lalu aku menulisnya. yaitu sebuah tulisan ketika aku membentuk sebuah band dengan mereka.
Aku membaca sambil tertawa-tawa sendiri mendengarnya, dan mungkin keluargaku yang sudah tertidur sedikit mendengar tawaku. aku membaca dan teringat akan kekonyolan itu.
"DI WAKTU SEBELUMNYA"
"Dengan lagu rock n roll yang ku dengar lewat headphone di telingaku, aku bergegas pergi dengan roda dua menemui pertemuan yang cukup singkat dengan mereka. "terlihat mereka keempat temanku di balik jendela sedang asik menghisap rokok mengepulkan asap di udara, dan pastinya mereka sangat menunggu kedatanganku. aku standarkan motor, menghampiri mereka yang masih merokok, menenteng gitar dan alat lainya. telah sampai aku di depan pintu rumah yang terbuka.
"Nah ini dia si curut baru dateng..! kata Andrew yang sedang merokok dengan headphone yang melekat di telinganya, santai ia mengatakan itu sambil manggut-manggut menikmati music, menapakan tanganya ke atas, suatu isyarat menyambut kedatanganku, dan memang sangat biasa kami berkata selalu frontal.
"Hahaha…! “kampret lu…! kataku seakan tak percaya, baru saja datang dia langsung berkata seperti itu, "Aku segera menghampiri mereka satu persatu. aku berjabat tangan dengan mereka selayaknya anak band yang yang berkumpul, kalau yang baca ni cerita pernah ngeband sih.
Ha ha ha ha!
"Gimana hari ini, udah colay belom Ndre? Ha ha…! candaku berjabat tangan dengan nya.
“Ha ha ha ha…! kampret lu…! kata Andrew tertawa. Andrew adalah seorang pemain bass beraliran metal, dan sangat jago. reputasinya sangat banyak, ia memiliki beberapa penghargaan di mana setiap panggung dia selalu menang mengikuti event.
"Nah ini dia si racol...! baru kelihatan batang hidungnya, candaku berjabat tangan dengan Rey mengatakan itu.
“Ha ha ha ha... “Gila lo Ben. "seharusnya yang ngomong itu gue Amfibi.
kata rey membela diri, dengan maksud bercanda. Rey adalah sang gitaris hebat cukup terkenal di kalangan anak band, yang pasti cukup tampan pula wajahnya.
"Ha ha ha…! Tawaku lalu bersalam kembali dengan Feron.
"Apa lo? mau ngomong apa lo?... kata feron belum sempat aku menghinanya dia malah bertanya, dan sekalian saja aku jawab.
"Pengen lo kayak gue? sambil menunjuk mukaku di depanya.
Ha ha ha ha ha…! kampret jijik amad. kata feron dan pastinya merasa mual aku bicara seperti itu. Feron adalah seorang rithm di grup musik yang baru kami bentuk.
"Kemana aja lo baru nongol? sahut riki aku berjabat tangan dengannya, kemudian melepaskan.
Biasalah cewek Bro... banyak cewek sih yang ngejar-ngejar gue, kan gak enak kalo gue gak ngelayanin mereka. kataku seenaknya saja bicara.
Ha ha ha jijay bajay lu…! kata riki. dan dia adalah seorang drummer di grup band yang baru kami bentuk.
“Eh iya.. "kelamin lo udah nambah panjang belum? candaku.
Ha ha ha ha ha…!
Ha ha ha ha ha ha…!
Ha ha ha ha ha.ha…!
"GOBLOG"... sahut riki.
“Spontan kami semua tertawa mendengar perkataanku yang cukup konyol dan frontal.
"Aku segera duduk di antara mereka, tanpa ragu aku menyesap kopi yang sudah tersedia, sebatang rokok aku tarik di atas meja, lalu membakarnya.
"Ctek... ctek... "Sheep... puuh... kepulan Asap bertebaran di udara. kami saling mengamati, hanya terdengar lagu rock n roll di telinga lewat sound speaker Flat, mereka hanya tersenyum-senyum belum ada yang ingin membahas tujuan. maka aku putuskan untuk membuka obrolan.
"Jadi mau bawain lagu apa nih kita? tanyaku melihat ke mereka yang sedari tadi asik dengan kegiatanya. mulai kembali aku hisap rokokku. seeeep…! puuh…!
Feron mendengar perkataanku, segera ia membenarkan posisi duduknya yang sedari tadi tiduran di sofa. "Lagu ini aja?
kata feron mengusulkan lagu yang diputar lewat speaker flat.
Ha ha ha ha ha..! sampah inimah, Homo..! jawabku ngasal. memegang rokok di tanganku.
Ha ha ha ha ha...!
Ha ha ha ha ha...!
Ha ha ha ha ha ha...!
Spontan mereka teman-temanku yang mendengarnya tertawa..
"Mereka, memperhatikan satu sama lain, dan masih tertawa-tawa tanpa henti, Riki mulai kembali bicara.
"Coba nih sekarang pada serius, dari pada bingung milih lagu, nih gue ada lagu bagus buat di panggung entar, "tunggu gue puter dulu. kata Riki sambil berjalan menuju kamarnya. Kami mendengarkan dan ternyata bagus dan sangat pas dengan imajinasi yang ada di pikiranku.
Nah ini dia nih lagu modern Ron, gak kayak lagu Homo lo tadi... Ha ha ha ha ha ha...! candaku menyindir Feron.
“Ha ha ha ha ha…! Sampah lo ben. "Lo itu yang homo...! jawab Feron tertawa sambil mendengarkan.
"Ok gue setuju sama nih lagu. gue suka banget nih lagu, temponya enak pasti bakal bergoyang tu para penyamun di bawah panggung. “Ha ha ha...!
kataku seakan-akan mereka meng iyakanya. "Pandangan mereka menoleh satu sama lain, dan hanya mengangguk-angguk saja.
"Gimana sir gak nih lagu?
tanyaku ke mereka yang berada di sekelilingku yang sedang duduk.
"Ok. "dari lubuk hati gue yang paling dalam gue setuju sama lagu ini 100℅. ujar Feron, seakan dia menjadi pujangga kesiangan.
"Bwahahahahaha…! Tawa kami dan pastinya teramat bodoh mendengarnya.
"Udah-udah, dah sekarang kita garap nih lagu dari pada kelamaan. kataku seakan aku adalah seorang leader di band itu.
" Ok.
"Ok.
" Ok. kata mereka menyatakan setuju.
"Kami mulai mencoba menggarap lagu yang akan kami bawakan, Dan pastinya dengan keterampilan dan posisi masing-masing di band itu." Sore hari datang 16.00 dan kami sudah Hampir 70℅ menguasai semuanya. Dari aku bernyanyi, Feron dengan ritemnya, Andrew dengan bassnya, Rey dengan gitarnya, dan Kiki dengan drumnya. "Tapi memang kami hanya bermain dengan alat seadanya, belum sempat kami ke studio music, "karena kalau mau bermain hebat memang harus Amplakan dulu. "Aku sedikit bingung,sudah semua lagu di garap tapi aku belum juga tau nama band yang akan kami pakai. "Setelah kami cukup lelah di jam itu, mereka asyik dengan kopi dan rokoknya barulah aku bertanya.
"Eh iya. "Apa nama band kita inilah? kataku, sambil mengepulkan asap.
"Gue punya usul nih. "kata Rey sang gitaris,penuh semangat. " Gimana kalau "Black hole. " Kan artinya Bagus tuh lubang hitam. "Sangat serius Rey mengatakannya.
"Iya lubangnya kayak muka elo." Dasar Sempak jemuran ! Ha ha ha ha ha ha.. "Jawabku ngasal.
"Ha ha ha ha.. "Sampah lo Ben. Ha ha ha ha..! jawab Rey sedikit tertawa.
"Iyalah. " Masa Rock n Roll, kayak nama band metal. jawabku ketus. "Lalu mereka menyerbu dengan nama usulan-usulan mereka yang tidak masuk akal. dan tetap saja aku menjawab. "Sampah itu mah. "Nama macam apa itu.
"Kami semua Hanya tertawa-tawa saja bingung dengan nama yang akan kami pakai nanti. "Lalu terlintas di fikiran Feron dan ia berkata. "Gimana kalau Biji aja namanya?. "Kami menjawab. "HAH”. "BiJI?. Sambil berpikir lagi. dan cukup familiar di benak kami. "Lalu aku menambahkan, "Gimana kalo the BIJI?.
"Jangan mirip sama nama band orang itu. ujar Rey di depanku. sambil ia ngedumel ini itu saling bantah.
"Gimana kalau Biji Berganda?
kataku kembali mengusulkan. lalu usulan demi usulan bertebaran, dan tetap saja nama yang berpangkal Biji jadi jagoan nya. "Dan akhirnya aku fix dengan usulanku.
"Nah. " ini saja namanya, "bingung amad dari tadi kayaknya. "Gimana kalau Biji Ganda? "usualanku membuat mereka diam, dan pastinya sangat familiar sekali dan pas di telinga, mungkin terdengar seperti bahasa yang sangat frontal, menjurus ke dunia s*x, tapi bukan itu artinya.