"Hap! Hap!" "Tetap jaga kepalamu di atas air, Anindita!" kata Erlangga begitu kembali menyembulkan kepalanya. Aku tidak bisa menjawab, hanya berusaha mengapungkan diri, dengan berpegangan padanya. Sungguh, di tengah air yang mengalir deras ini, aku merasa hanya bisa mengandalkan Erlangga. Melihatnya yang timbul tenggelam seraya berenang untuk membuatku tetap terapung, aku jadi merasa sedikit bersalah. Walau agak jauh dari tempat penyeberangan semula, tapi akhirnya kami berdua sampai juga di tepian seberang. Aku terengah-engah berjalan menuju tanah, dengan bantuan Erlangga. Pria ini, sangat kuat ternyata. Seolah habis bermain air dan bersikap biasa saja. "Uhuk-uhuk," aku terbatuk sembari mengeluarkan beberapa sisa air yang masuk ke hidung. "Kau tak apa-apa putri?" tanyanya. Aku meng