Erlangga masih memandangi langit kelam melalui jendela istana, selepas mendapat pengobatan dari tabib. Matanyanya tajam mengamati bintang-bintang yang membentuk konstelasi yang teratur. Meski tenang, pikirannya melayang jauh, mencari jejak kesalahan yang diperbuatnya. Kali kedua ini dia kehilangan Anindita. Semua karena ulah Dekekr yang ingin menyabotase Erderna itu. "Ampun Gusti prabu, makan malam sudah siap," ucap emban membuat Erlangga sadar dari lamunannya. "Bagaimana dengan keadaan Joko dan Reksa? Apakah tabib sudah selesai mengobati mereka?" tanya Erlangga, tanpa menanggapi urusan makan malam. "Sendiko Dhawuh Gusti, keduanya sudah beristirahat di balai pengobatan," jawab sang emban. "Kalau begitu bawa makan malam ini ke sana, aku ingin makan bersama mereka," kata Erlangga seray