Last day in Amsterdam.

1960 Words

Ketika Kai bilang akan mengaturnya, aku tidak terkejut dia mendapat yang direncanakan dengan mudah. Aku tidak mau repot memikirkan cara seperti apa yang Kai gunakan. Bisnis baginya sudah mendarah daging. Hari terakhir di Amsterdam. Aku baru keluar kantor dengan satu dus barang-barangku yang ada di meja kerja. Memeluknya erat. Begitu sudah di luar kantor, aku berbalik menatap gedung perusahaan cukup lama sambil menghela napas. “Selamat tinggal...” bisikku, kemudian mantap berbalik, segera berhentikan taksi. Tidak ada Abbas karena masih menikmati cuti. Dia bahkan belum tahu aku akan datang ke kantor mengambil barang-barang dan pamit pada seluruh rekan kerja. Aku resmi tidak bekerja di sana lagi. Tapi, aku tidak akan pergi tanpa berpamitan dengannya. Aku mengambil ponsel, mencari kontak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD