Tak Ingin Sendiri 2

1559 Words

Kaflin dan Azriel tadi melindungiku dari serbuan potret kamera dan wartawan yang maju setelah aku memberi pernyataan, duduk berdampingan dengan Gista. Mereka masih saja terus bertanya. Aku mulai merasa sangat lemas. “Anna, minum.” Kaflin menyerahkan air ketika kami sudah di mobil. “Makasih.” “Kamu tidak apa-apa?” "Ya." Aku meneguk minum. Setelah menutup tutup botolnya segera bersandar memijat kening. Hari ini benar-benar melelahkan. Menguras pikiran, menyesakkan hati dan butuh stamina. Dalam kondisi hamil muda, lalu aku mendesah. Mengusap perutku. “Siang tadi aku terdesak rasa mual hebat banget sama pusing. Hebatnya, sekarang udah tidak ada mual, tinggal pusingnya.” “Anakmu punya darah keturunan Lais.” Aku mengangguk tanpa senyum, “Kaf. Aku tidak bisa bayangkan Kai tidur di d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD