“Kita mau bahas ini sekarang? Kita bisa makan dulu, kamu dan aku juga dalam kondisi lelah.” Aku ragu kami akan bicara dengan tenang. Kai menggeleng, masih duduk di tempat semula ketika aku selesai berpakaian. Map berpindah di sisi tubuhnya. Diatas ranjang. “Makan bisa di tunda, tapi membahas hal ini, tidak. Jangan menghindar lagi, Anna. Kita harusnya belajar dari masa lalu. Kalau ada yang mengganjal, kamu bisa bicarakan denganku.” Aku menghela napas, bersedekap. Kai malah menarikku duduk bersamanya. “Sambil duduk, tidak dengan berdiri.” Menurut, Kai benar. Aku tak seharusnya memendam masalah ini terlalu lama, sendiri. Semakin dipendam sendiri, semakin menerka-nerka hingga menimbulkan pikiran yang mempengaruhi. “Aku sudah mau minta penjelasan kamu dan Papah, tapi, kondisi Papah—“