bc

Drucless (Violara)

book_age12+
2
FOLLOW
1K
READ
mystery
like
intro-logo
Blurb

“ Mengapa aku berbeda dari yang lain! Sebenarnya siapa orang tuaku?”.

“ Aku tidak ingin mengetahui siapa orang tuaku lagi, yang kuinginkan sekarang yaitu aku ingin menjadi manusia biasa”.

***Violara Lee ***

“ Aku tidak akan pernah membiarkannya menjadi manusia biasa, kalau aku tidak bisa menghentikannya, jangan pernah panggil aku Raja lagi”.

“ Apapun akan kulakukan untuk membahagiakanmu kecuali yang satu ini”.

*** Faresya gesya ***

“ Apapun akan kulakukan agar bisa memilikimu Fares”.

“ Kalau aku tidak bisa memilikinya, yang lain juga tidak”.

*** Rayyan Gangga ***

“ Akan ku buat dia membenci orang tuanya, karena kelebihannya”.

“ Aku orang kepercayaan keluarga gangga, mana mungkin mereka akan mencurigaiku”.

*** Jashon Lee ***

“ Tidak usah takut, aku mendukungmu”.

“ Siapapun yang menghalangi jalan kita, akan kubunuh mereka”.

*** Chin sun Lee ***

“ Aku sangat merindukan putri kita, kapan kita bisa menemuinya dan membawanya kedunia kita”.

“ Jangan pernah coba menyakitinya, atau kau akan menjadi debu dalam hitungan detik”.

*** Syarena Gangga ***

“ Aku mempercayaimu pangeran, aku harap kau tidak akan mengingkari janjimu”.

“ Apapun akan kulakukan untuk menyelamatkan putri-putriku”.

*** Zazeyan Gangga ***

“ Kau hanya milikku, dan akan selamanya begitu, takkan kubiarkan kau pergi”.

“ Gila?, iya! Aku gila, aku gila karena cintamu”.

*** Ferindra Gozit ***

“ Kak, sadarlah dia tidak pernah mencintaimu, kau tidak bisa memaksanya”.

“ Aku melakukan semua ini karena aku menyayangimu”.

*** Farendra Gozit ***

“ Siapapun dirimu, aku tidak peduli itu, aku akan tetap menjadi sahabatmu”.

“ Aku muak kepadamu, Aku tidak bisa mendekatinya karena kau, tetapi kau malah menyakitinya”.

*** Susandra Grolla ***

“ Aku akan melindungimu, aku telah menganggapmu seperti saudariku sendiri”.

“ Kau selalu ada untukku, bagaimana aku bisa melupakanmu”.

*** Chelsea Zhu ***

chap-preview
Free preview
Violara Lee
Di deras nya hujan, aku berusaha berlari dengan cepat sekuat tenaga ku, untuk menghindari Pria berjubah yang mengejarku. Sesekali kulihat kebelakang untuk memastikan keberadaan mereka. Karena lelah aku pun memilih berhenti sebentar dan mengatur nafas.   Aku sedikit membungkuk dengan kedua tanganku memegang lutut, layaknya seperti orang yang sedang ruku’. “ hooh,,,”. Nafasku tidak teratur, aku ngos-ngosan karena lelah sesudah berlari sangat jauh.   “ Apapun yang terjadi kita harus menemukannya”. Kata salah seorang pria yang memakai jubah hitam itu.   ‘ Mereka sudah mendekat, aku tidak punya tenaga lagi untuk berlari, tapi aku belum mau mati, aku harus segera bersembunyi’. Batinku. Aku melihat kesekelilingku untuk menemukan tempat sembunyi yang aman.   Matakupun tertuju pada sebuah tempat yang lebih terang daripada tempat yang sedang kuinjaki ini. Sinar rembulan tampaknya lebih senang menyinari tempat itu, karena hanya tempat itulah yang paling terang jika dibandingkan dengan tempat lain. Aku tidak tau kenapa, tapi yang jelas aku sangat ingin pergi ke tempat itu, aku pun berjalan kesitu dan saat tiba disitu. Aku tercengang dengan keindahan sungai yang ada didepanku air nya sangat tenang, tampak pantulan rembulan di air itu. Sungguh pemandangan yang indah, hingga aku pun lupa bahwa aku harus segera bersembunyi. Perlahan tapi pasti, sedikit lagi tanganku akan menggapai bulan itu, bukan bulan sungguhan ya, melainkan pantulan atau bayangan bulan.   “ Apa kau sudah menemukannya?”. Terdengar suara orang dibelakangku. Aku pun menoleh ke sumber suara. Aku jadi kesulitan menelan saliva saat aku melihat dua orang pria berjubah itu berada tidak jauh dari tempat aku berdiri, terlihat mereka masih berusaha mencariku, tapi tampaknya mereka belum menyadari keberadaanku disini, tanpa berpikir panjang aku pun menceburkan diri ke sungai, aku hanya bisa berpasrah tidak ada tempat persembunyian yang aman lagi kecuali disini.   Aku tidak tau yang jelas aku berbeda dengan yang lain, karena aku memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya, terkadang aku juga merasa itu bukan kelebihan melainkan kekurangan. Manusia biasanya tidak bisa bernafas dalam air tapi tidak denganku dan masih banyak lagi kejadian yang diluar nalar terjadi kepadaku.   Akibat suara gemercik air karena diriku, Kedua pria berjubah itu pun berlari ke sumber suara dan disusul 2 orang temannya.   Aku sudah sampai di dasar sungai, walaupun dalam tapi aku masih bisa melihat pria berjubah itu dari bawah sini, Aku tidak tau kenapa yang jelas penglihatanku sangat tajam, apalagi ketika warna mataku berubah menjadi lavender.   “ Sepertinya kita tidak usah bersusah payah lagi mengejarnya, karena dia akan segera tiada ”. Kata Pria berjubah itu. “ Rois, dia tidak akan tiada semudah itu, dia bukan manusia biasa, dia itu drucless sama seperti kita, apa kau melupakannya”. Sahut pria berjubah lain. Sontak aku kaget dengan apa yang dikatakan oleh pria berjubah itu. Pikiran ku pun kacau, butiran bening pun menetes membasahi pipiku, tapi tidak tampak karena aku sedang berada dalam sungai. ‘Apa yang mereka katakan, jelas aku manusia biasa, aku hanya sedikit memiliki kelebihan, aku bukan drucless, dan apa itu drucless?, makhluk apa itu, apakah monster?, sungguh aku tidak pernah mendengarnya’. Batinku menjerit.   “ Sebaiknya kita harus balik sekarang, kalau memang gadis kecil itu masih hidup aku tidak akan membiarkannya lolos lagi, Ayo”. Kata Pria yang bernama Rois itu. Aku tau namanya dari perbincangan mereka. “ Baiklah“. Kata Pria berjubah lain dan mereka pun menghilang secepat kilat disertai  cahaya biru, jika dilihat manusia akan silau tetapi tidak denganku. Aku tidak terkejut lagi saat mereka menghilang tiba-tiba, karena aku sudah sering melihat kejadian seperti ini.   Setelah merasa aman, aku pun berenang dan meninggalkan dasar sungai. Sampailah ditepi sungai, aku duduk diatas rerumputan dan menatap kehutan yang kulewati tadi, gelapnya hutan itu dan terdengar suara lolongan anjing, serigala dan masih banyak lagi suara mengerikan berasal dari hutan itu yang membuat bulu kuduk ku berdiri, Aku pun mengalihkan pandanganku ke rembulan, “ Aku ingin pulang, tapi aku tidak berani melewati hutan yang gelap itu”. Kataku seolah berbicara dengan bulan.   Bagaimanapun juga, Cuma hutan itu satu-satunya jalan pulang, lalu aku memberanikan diri untuk melihat ke hutan itu lagi. Aku menelan salivaku, tubuhku mulai bergetar, jantungku rasanya mau copot, dibalik kegelapan hutan itu ada 2 cahaya merah sepertinya bola mata, tapi aku tidak tau entah bola mata siapa, yang pasti bukan manusia. Aku benar-benar sangat terguncang, badan ku terus saja bergetar akibat takut dan kedinginan karena basah kuyup di tambah lagi dengan hembusan angin malam, sungguh, aku pikir aku akan mati ketakutan dan kedinginan malam ini. Aku duduk dengan memeluk lutut ku, aku pun menunduk dalam, dan butiran  bening kembali menetes membasahi pipiku, sekarang, aku menangis di keheningan malam. Tidak seorang pun disini, aku takut, aku terus saja menangis. “ Hiks,,, hiks,,,, mengapa mereka selalu mengejarku, aku takut, takut, takut sekali,, hiks,, hiks,,”. Lirihku kecil disertai tangis.   Tangan dingin itu mengusap punggungku, membuatku terkejut dan makin takut. “ Tu,, Tuan hantu tolong menjauh dari ku, aku tidak takut padamu Hiks,, hiks,,”. Lirih ku disertai tangis. “ Hantu, dimana hantu?”. Tanya Lelaki itu dengan ekspresi takut. “ Kau itu apa?”. Tanya ku polos dan memberanikan diri menoleh kearahnya. “ Aku pangeran Fares dari kerajaan Gesya”. Katanya sambil berdiri dengan mencondongkan dadanya sedikit kedepan, ia merasa bangga dengan namanya. ‘ Mana mungkin ada hantu yang tampan dan menggemaskan seperti dia ya, aduh apa yang aku pikirkan’.  “ Kau bukan hantu?”. Tanyaku. “ Tidak, aku bukan hantu, aku sama sepertimu”. Kata Fares dengan mengibaskan kedua tangannya untuk menyakinkanku. “ tapi, apa hantu itu benar-benar ada?”. Tanya Fares dan ia melihat kesekeliling dengan ekspresi takut. ‘ ekspresinya sangat menggemaskan’. Sunguh, seketika ketakutanku hilang begitu saja sejak ia datang. “ Halo, apa kau sedang melamun, gadis kecil?”. Tanya nya dengan mengibaskan tangan “ Tidak”. Kataku dan megalihkan pandangan ke tempat lain. “ Kenapa kau menangis, apa kau kedinginan?”. Tanya Fares memperhatikanku. “ Aku kedinginan dan takut”. Kataku kembali menatapnya. Fares pun membuka jubah nya dan meletakkan jubahnya di punggungku. “ Apa ini bisa menghangatkanmu?”. Tanya Fares. Aku hanya mengangguk pelan dan tersenyum kecil kepadanya. “ Waw, kau sangat manis saat tersenyum, jadi jangan menangis lagi ya, gadis kecil”. Kata nya dengan mengacak rambutku. “ Jangan menyentuh kepalaku begitu, kau tidak lebih tua dariku jadi jangan panggil aku gadis kecil lagi, aku tidak suka”. Gerutuku dengan melipat kedua tanganku di depan d**a dan menoleh ke arah lain. “ Apakau tidak punya rumah?”. Tanya Fares. Aku pun menoleh kearahnya.” Aku tidak berani pulang, hutan itu sangat gelap”. Kataku dengan ekspresi takut dan menunjukkan hutan yang kulewati tadi. “ Baiklah aku akan mengantarmu pulang, apa nama alamat rumahmu?”. Tanya Fares. “ Kau berlagak seperti satria, saat ku sebut hantu saja kau langsung takut”. Ejekku. “ Kau sangat cerewet ya, baiklah kalau kau tidak mau kubantu, aku akan pergi”. Kata Fares dan berjalan meninggalkan ku. Aku hanya menatap punggung nya Fares yang kian menjauh. ‘ Aku takut, kalau aku terus disini, bibi dan paman pasti akan khawatir, dan tidak ada yang bisa membantuku disini selain dia’. “ Berhenti!”. Teriakku. Aku melihat Punggung fares yang masih tetap berjalan, dan menghilang di telan gelapnya malam. “ Fares, apa kau benar-benar meninggalkanku”. Kataku sambil menatap bulan dan butiran bening kembali membasahi pipiku. “ Apa kau menyebut namaku?”. Suara itu membuat senyuman terukir di wajahku. Aku pun menoleh  kesumber suara. “ Sungguh, kau sangat jelek saat menangis, aku tidak suka membantu orang jelek”. Ejeknya dengan melipat kedua tangan di depan dada.” jadi jika kau memerlukan bantuanku, tolong hentikan tangisan mu dan tersenyumlah, karena kau akan sangat manis saat tersenyum”. Kata nya sambil mengusap pipiku untuk menghapus air mataku. “ Baiklah”. Kataku dan tersenyum tipis. “ nah, ini baru gadis manis ”. Kata Fares. “ Kau akan terus mengoceh atau membantuku?”. Tanyaku dengan tatapan malas. “ apa kau mengomeliku ”. Tanya Fares dengan menyipitkan matanya dan mendekatkan wajahnya ke wajahku. “ Jangan mendekat”. Kata ku mendorong ringan d**a Fares. “ Apa kau takut padaku?”. Tanya fares dan kemudian dia tertawa. ‘ Sungguh lelaki konyol, mengapa aku harus bertemu dengan lelaki sekonyol dia’. Batinku menjerit. “ Sungguh! Kau mau membantuku atau tidak!”. Aku meninggikan nada bicaraku karena kesal, ia terus saja mengomel. “ Kau sangat galak, baiklah, apa nama alamat rumahmu?”. Tanya Fares. “ Jalan Anggrek no.7, apa kau tau dimana?”. Tanya ku. “ Sebentar”. Kata fares dan meletakkan 2 jari tangannya di kening dengan mata tertutup. Aku pun mengerutkan dahiku ‘ Apa yang sedang di lakukan oleh pria aneh bin konyol ini ya?, apakah dia sedang menerawang seperti Roy kiyosi’. “ Sudah ketemu, Ayo”. Kata Nya dengan mengulurkan tangannya seperti ingin memelukku. “ Apa yang ingin kau lakukan?”. Tanyaku penasaran. Tanpa aba-aba ia langsung menggendongku. “ Apa yang kau lakukan, cepat turunkan aku”. Kataku memukul dadanya. “Jangan terus memukulku, sakit tau, jangan cerewet, tutup saja matamu”. Aku pun menurut, dan menutup mataku, setelah menutup mata, aku merasakan ada hembusan angin di sekitar kami, tapi aku masih menutup mataku, seketika hembusan angin itu menghilang, tapi aku masih menutup mata. “ Apa kau akan tidur di pelukanku?”. Tanya Fares.   Sontak aku kaget dengan penuturannya. “ Cepat turunkan aku”. Kataku dengan mata yang sudah terbuka. “ Burgh”. Dia menjatuhkanku begitu saja. “ aw,, mengapa kau menjatuhkan ku”. Ringis ku kesakitan dengan membersihkan debu yang menempel. “ dasar gadis konyol, Sampai jumpa lagi”. Kata Fares melambaikan tangan dengan senyuman manis terukir diwajahnya, dan seketika menghilang. “ Dia menjatuhkanku dan pergi begitu saja, katanya ingin mengantarku sampai rumah, dan apa, dia mengataiku gadis konyol, aku sama sekali tidak konyol, tetapi dialah yang konyol dan aneh”. Aku sibuk mengoceh sendiri, karena kesal padanya, dengan mataku yang masih tertuju pada tempat pria itu menghilang.   Aku pun melihat ke sekeliling, dan yang benar saja, aku sudah berada didepan pagar rumahku. Tanpa basa basi aku pun membuka pintu pagar rumah dan mulai masuk ke perkarangan rumah. Aku pun langsung menuju pintu rumah dan membukanya. Ya, pintu rumah tidak akan dikunci kalau aku masih diluar.   Aku melihat seorang wanita cantik yang sedang sibuk menyiapkan makan malam, dan seorang pria tampan duduk di kursi  dengan ditemani segelas kopi dan Koran. Sepertinya mereka belum menyadari keberadaanku.  Aku berencana ingin mengendap masuk, tapi ternyata bibi sudah tau kalau aku sudah pulang. “ Suamiku, apa kau melihat ada seorang pencuri kecil yang sedang berusaha mengendap-endap”. Aku pun menoleh kebibi, dan hanya cengengesan. Paman hanya melirik sekilas kearah kami dan melanjutkan aktifitasnya. “ Lara, apa kau tidak bawa payung nak?”. Tanya sang Bibi yang khawatir dengan ku karena aku basah kuyup. Belum lagi aku jawab, bibi pun mulai bicara lagi. “ Tunggu disini”. Kata bibi menuju kamar dan mengambil handuk yang sudah tersusun rapi di dalam lemari. Setelah itu ia pun keluar dan mengeringkan rambutku dengan handuk itu.   “ Tidak apa-apa bibi, aku bisa melakukannya sendiri”. Kataku. “ Baiklah ganti baju mu dan segera turun untuk makan malam, bibi akan buatkan teh hangat untukmu”. Kata bibi. “ Bi, aku tidak ingin teh, apa bisa bibi buatkan s**u saja?”. Tanyaku. “Baiklah, sayang, apapun untukmu”. Kata bibi tersenyum manis kepadaku.   Aku pun berlari hendak kekamar tapi bibi menghentikanku. “ Lara, tunggu”. Panggil bibi, aku pun menoleh dan menghentikan langkahku. “ Ada apa bi?”. Tanyaku penasaran. “ Kain apa yang ada di tanganmu?”. Tanya bibi. Aku pun menelan salivaku ‘ Apa yang harus kukatakan, apa aku harus berkata jujur atau berbohong’. “ I,, ini”. Kataku terbata-bata. Belum selesai bicara akupun berhenti karena bibi mengambil kain itu dari ku, yang tak lain adalah jubahnya Fares.   “ Jubah siapa ini Lara?”. Tanya bibi dengan nada yang agak tinggi, aku agak terkejut dan takut, aku tidak berani menatap bibi, bibi belum pernah bicara dengan nada setinggi itu sebelumnya padaku. “ Uhuk,,, uhuk,,,”. Paman yang sedang minum kopi terkejut mendengar tentang jubah, kami pun menoleh ke arahnya dan paman pun berdiri dengan melangkahkan kakinya ke arah kami. “ Viola, kau pergilah kekamar ganti bajumu, jangan sampai masuk angin, ok”. Kata paman dengan mengacak rambutku.Ya, paman lebih suka memanggilku Viola. Aku hanya diam dan menurutinya, aku sebemarnya tidak suka apabila rambutku di acak-acak.   “ A,, aku tidak bermaksud membentaknya”. Kata bibi sambil mengusap kasar wajahnya. “ Coba ku lihat jubahnya”. Kata paman. Bibi pun memberikan jubah itu. Paman pun mendekatkan jubah itu ke hidungnya dan menghirup aroma jubah itu. “ Ini adalah jubah putra kerajaan Gesya”. “Apa dia tau soal Lara?”. Tanya Bibi. “ Aku akan coba menyelidikinya, kembalikanlah ini kepada Viola”. Paman pun berlalu dan memberikan jubah itu ke Bibi.   Aku sembari tadi menguping di balik pintu kamarku, aku tidak hanya memiliki penglihatan yang tajam, tapi juga pendengaran yang tak kalah tajam juga. ‘ Bagaimana paman bisa tau, kalau itu adalah jubahnya Fares, apakah paman melihatku diantar oleh Fares, aku benar-benar bingung dengan semua ini’. aku pun memegang kepalaku, yang rasanya ingin pecah karena berfikir sesuatu yang diluar nalar manusia.   

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Wedding Organizer

read
47.9K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
465.5K
bc

My Husband My CEO (Completed) - (Bahasa Indonesia)

read
2.2M
bc

The Alpha's Mate 21+

read
147.9K
bc

LIKE A VIRGIN

read
844.2K
bc

Bukan Istri Pilihan

read
1.5M
bc

CEO Dingin Itu Suamiku

read
152.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook