“Nah, denger sendiri, kan?” Justin tersenyum, akhirnya si mulut cabe bersedia membantu menjelaskan. Entah angin apa yang membuatnya mendadak jinak. “Gue ini cuma orang yang tinggal serumah sama Justin,” lanjut Je berusaha membuat Tasya salah paham. Tasya mengernyitkan dahi semakin panik. “Apa maksudmu ngomong gitu?” ketus Justin pada Je. “Lah, emang bener aku serumah sama kamu, kan?” Je mempertegas. Biarlah Justin semakin marah padanya, yang penting ia bisa membuat cewek-cewek Justin menjauh. “Ah, udahlah. Jangan dengerin ocehan dia,” pinta Justin pada Tasya. “Tapi apa maksudnya dia bilang serumah sama kamu? Kok, bisa ada cewek tinggal serumah sama kamu? Emangnya siapa dia?” Kecemburuan Tasya semakin menjadi-jadi. Urat lehernya mulai menegang. “Je memang tinggal di rumahku.