part 1 masa lalu
"emmh, vinoo lebih cepat lagi."
erang anin dibawah vino yang sebentar lagi akan mengalami pelepasannya.
"bentar lagi sayang, kita nikmatin dulu aja" balas vino dengan menaik turunkan pinggulnya dengan lebih cepat lagi.
"mmhhh... vino..mmmmhh" kemudian keduanya mengalami pelepasan secara bersamaan
"gimana?nikmat sayang?" tanya vino sambil menghempaskan tubuhnya disamping anin.
"kamu emang paling nikmat sayang" jawab anin, lalu memeluk vino disampingnya.
waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. akhirnya mereka terlelap ke dalam alam mimpi. paginya jam 7 anin bangun kemudian meraba sisi sebelahnya, namun kosong dan dingin. itu artinya vino sudah pergi lama.
Anin beranjak dari tempat tidur apartemennya. Dengan membalutkan selimut di badannya. Dia ingin segera mandi, karena badannya terasa lengket semua.
Namun langkahnya terhenti, ketika melihat secarik kertas di atas nakasnya. Anin beranjak mendekati nakasnya dan mengambil secarik kertas. Dia baca tulisan yang ada di dalamnya.
"maafin aku nin, tadi malam adalah pertemuan terakhir kita. Semoga kamu bisa mendapatkan yang lebih baik daripada aku. Dan selalu bahagia ya.
tertanda vino"
"apa?" anin memekik. Merasa bingung dengan apa yang dimaksud vino dalam tulisan tersebut. Kemudian anin mengambil benda pipih di atas nakas. mencoba menghubungi nomor vino berulang kali, namun tidak di jawab juga. Anin mengirim pesan kepada vino akhirnya.
'maksud kamu apa vin?nulis kayak gitu?kamu gak ninggalin aku kan?'
centang dua tapi belum dilihat.
Lalu anin pergi ke kamar mandi, dia memutuskan untuk menemui vino hari ini juga. Harus minta penjelasan dari tulisan di kertas tersebut.
Anin keluar dari apartemennya dan memesan ojol untuk menuju rumah vino. Sesampainya di rumah vino, anin langsung mengetuk pintu.
tok tok tok
"Assalamu'alaikum" salam anin sambil mengetuk pintu
setelah salam yang kedua, baru dibukalah pintunya. Ada mbok-mbok separuh baya yang berdiri di belakang pintu.
"Vinonya ada mbok? saya anin temennya." Tanya anin dengan sopan dan senyum
"Den vinonya tadi pagi pergi keluar negeri non"
jedaarrrrrrrrr..bagaikan disambar petir hati anin, rasanya hancur.
"berangkat jam berapa mbok?" tanya anin lagi
"harusnya pesawat den vino take off jam 10 non." jawab bibi
sekarang jam 09.30 masih ada waktu setengah jam lagi untuk keberangkatan vino, jarak rumah vino ke bandara sekitar 20 menit, semoga aku bisa ketemu vino.
" terima kasih ya mbok infonya. saya pamit dulu"
kemudian anin memanggil taksi dan menuju ke bandara. Jalanan hari ini begitu macet. 'aduh aku lagi buru-buru kenapa macet sih' batin anin.
" pak ada jalan lain tidak menuju bandara, saya sedang buru-buru ini pak?" anin khawatir jika dia terlambat dan tidak bisa menemui vino.
"maaf nona, hanya ada jalan ini saja" jawab sang supir taksi.
waktu sudah 15 menit berlalu, tapi anin juga belum nyampe ke bandara, dia merasa gelisah. karena ini akan menentukan bagaimana kelanjutan hubungannya dengan vino. anin mencoba menghubungi vino berkali-kali tapi tidak pernah diangkat. anin semakin sedih, dan bertanya-tanya kenapa vino meninggalkannya, apa salahnya. perasaan kemarin mereka baik-baik saja. kenapa sekarang tiba-tiba dia meninggalkanku.
setelah 25 menit akhirnya anin sampai di bandara. masih ada waktu 5 menit, semoga aku bisa menemukan vino. anin berlari menuju resepsionis untuk menanyakan penumpang yg bernama vino. dia juga melihat sekeliling bandara menvari vino. tapi tidak ada tanda-tanda vino disana.
"maaf nona, pesawat yang ditumpangi atas nama vino sudah berangkat" kata resepsionis.