Seorang Ibu

2392 Words

          Wajah yang kemarin lagi! Saya sudah jengah dengan kehadiran mereka. Mereka seolah sedang mengejar kami atas perbuatan yang ndak merugikan siapa pun. Saya muak. Lelah. Semua yang saya susun ndak berjalan dengan baik. Mereka semua berniat mengadili saya. Mereka semua ingin saya dan Mas Segawon berpisah. Lalu apa katanya kemarin-kemarin? Memberi kesempatan? Siapa yang bilang? Mereka menarik ucapannya kembali. Mereka dusta! "Mas Ndalu?" Seperti yang sudah-sudah, skenarionya sama. Mereka menatap saya dan Mas Segawon dengan wajah kaget. Seharusnya mereka tahu kalau ini memang saya. Untuk apa mereka kemari? Untuk menangkap Mas Segawon? Bayangkan kalau saya ndak ada di sini, mungkin mereka sudah memburu kekasih pujaan saya ini. "Untuk apa Mas Ndalu di sini?" tanya mereka. Saya yang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD