Mabuk Berat

1399 Words
Zayn yang sedang frustasi berat lantaran memikirkan ancaman ayahnya, berniat untuk mencari kesenangan bersama wanita nakal yang ia pesan dari bos di club malam itu, namun sialnya wanita yang ia bayangkan memiliki tubuh sexy serta pintar menggoda dirinya ternyata pelayannya sendiri yaitu Bella. Zayn meraih botol wine yang masih tertutup rapat. Sementara Bella masih berdiri kaku di sampingnya. “Hei, buka botolnya!” pinta Zayn pada Bella. Bella pun membuka botol tersebut kemudian hendak menuangkan sedikit minuman itu ke dalam gelas. “Tidak usah pakai gelas!” seru Zayn secara tiba-tiba merampas botol wine itu dari tangan Bella. Zayn lantas meminumnya langsung dari mulut botol tersebut. Melihat Zayn tampak kesal sambil minum minuman beralkohol itu, Bella berniat untuk segera kabur. “Lebih baik aku keluar saja dari ruangan ini,” ucap Bella dalam hatinya. Ketika Bella baru saja melangkahkan kakinya, Zayn menarik sisi bajunya dari belakang. “Hei, mau kemana kau?” tanya Zayn. Bella menoleh kebelakang melihat tatapan kesal dari majikannya itu. “Hehehe, tugasku sudah selesai… mengantarkan minuman untuk tuan, jadi lebih baik aku keluar saja supaya tuan bisa leluasa minum di ruangan ini.” kata Bella beralasan. “Hei, kau pikir aku ini bodoh ya? Aku tau kau mau kabur dariku kan!” kata Zayn lalu menarik baju Bella sehingga Bella jatuh terduduk di sofa itu bersamanya. Bella segera bangkit dari sofa itu, namun Zayn kembali menahannya. “Kau duduk disini bersamaku!” seru Zayn. “Ta-tapi tuan, aku kan bekerja hanya mengantarkan minuman saja bukan sebagai wanita nakal yang tuan pesan.” Kata Bella. “Aku memang memesan wanita nakal… mana aku tau kalau kau yang datang! Asal kau tau saja, aku sudah membayar 25 ribu dollar pada bosmu jadi aku tidak mau rugi!” kata Zayn membuat Bella langsung gemetar. “Mak-maksud tu-tuan?” tanya Bella. Zayn yang sedikit banyak sudah menenggak minuman beralkohol itu lantas melirik tubuh pelayannya yang mengenakan pakaian minim. “Apa kau sudah terima uang dari bosmu?” tanya Zayn. “Dia menjanjikan aku uang 10 ribu dollar, tapi aku belum menerimanya. Dia bilang dia akan memberikannya setelah aku melayani tamu khusus di ruangan ini.” Sahut Bella langsung jaga jarak dengan Zayn. “Dasar bodoh! Apa kau tidak tau kalau bosmu itu menjualmu?” kata Zayn. Bella menggelengkan kepalanya yang tertunduk kebawah. “Untung saja pria yang harus kau layani malam ini adalah aku, kalau sampai pria lain aku yakin kau pasti sudah kehilangan keperawananmu… itupun kalau kau memang masih perawan!” kata Zayn. “Hei, aku masih perawan!!!” pekik Bella kesal lantaran Zayn meragukan kesuciannya. “Cih, aku tidak percaya di zaman yang serba bebas ini masih ada wanita yang bisa menjaga kesuciannya.” Kata Zayn meremehkan Bella. “Aku bilang aku masih perawan!!!” teriak Bella kesal bagaikan seekor naga betina yang menyemburkan apinya kepada sang majikan. “Heh, rupanya dia galak juga.” Gumam Zayn dalam hatinya menatap Bella yang kemudian memalingkan wajahnya dengan kesal.   Zayn terus menenggak minuman berlakohol itu, sementara Bella berdecak kesal lantaran ia tidak diizinkan keluar dari ruanga itu. Terpaksa ia duduk di sebelah Zayn yang mulai meracau lantaran mabuk. “Haaah, kenapa malam ini aku sangat sial? Uang tidak dapat dan malah masuk ke dalam perangkap bos jahannam itu! Tapi untung saja pria yang harus kulayani adalah tuan Zayn, kalau bukan aku pasti sudah ternodai malam ini.” gumam Bella dalam hatinya. “Haaa, kenapa mereka sibuk mengurusi kehidupanku? Aku bilang tidak ingin menikah, lalu apa salahnya? Aku tidak ingin punya terikat dengan hubungan apapun dengan wanita karena wanita itu monster yang licik! Hehehe, wanita cantik ayo kemari aku akan memberikanmu uang yang banyak.” Racau Zayn yang sudah teler akibat menenggak sebotol wine. “Cih, dari tadi dia terus saja meracau tidak jelas membuat telingaku hampir mendengarnya.” Gerutu Bella melirik Zayn sengit. Bella melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 3 pagi. “Haaaiiss, kalau aku hanya bekerja sebagai pengantar minuman saja, jam segini aku sudah bersiap-siap untuk pulang. Aku menyesal sekali menerima kerjaan dari bos sialan itu! Awas saja aku akan protes padanya nanti!” gerutu Bella dalam hatinya. Bella melirik pada Zayn yang sudah terkapar di sofa itu. “Heemm, dia sudah mabuk berat… sekarang aku harus bagaimana? Apa aku tinggalkan saja dia disini sendirian?” gumam Bella berpikir keras. Melihat Zayn seperti itu Bella tentu saja tidak tega meninggalkannya sendirian disana. Walaupun sikap Zayn sering membuatnya kesal, namun bagi Bella Zayn tetaplah majikannya. “Oh, aku telepon Willy saja supaya dia datang menjemput tuan Zayn.” Gumam Bella meraih ponsel jadul miliknya. “Eh, aku kan tidak punya nomor ponselnya!” gumam Bella lagi. Bella kembali melirik Zayn yang tidak bergerak sama sekali di sofa itu. “Aku telepon melalui ponsel tuan Zayn saja.” Ucap Bella lantas memeriksa semua saku pakaian Zayn untuk mengambil ponselnya. Bella pun akhirnya mendapatkan ponsel Zayn yang ia ambil dari saku celananya. Ponsel canggih yang tentunya memiliki harga yang sangat fantastis sampai-sampai Bella terpukai melihat ponsel milik majikannya itu. “Dia benar-benar keturunan sultan… ponselnya saja semahal ini! Kalau kujual, uangnya bisa aku gunakan untuk menafkahi anak-anak panti selama satu tahun. Haaahh, apa yang aku pikirkan barusan? Mana mungkin aku mencuri.” Gumam Bella dalam hatinya. Bella segera menyentuh layar ponsel itu yang ternyata hanya bisa terbuka dengan beberapa digit nomor sebagai sandinya. “Cih, menyusahkan saja!” gerutu Bella kesal. “Tuan… bangun tuan! Berapa nomor sandi ponselmu?” tanya Bella sembari menepuk-nepuk pipi Zayn. “Heeeh, kemarilah sayang… jangan malu-malu, hehehe.” Ucap Zayn meracau sambil menarik tubuh Bella masuk ke dalam dekapannya. “Aaarrgghhh!!! Apa yang kau lakukan??? Aku bertanya berapa nomor sandi ponselmu!!! Aku bukan wanita nakal yang kau inginkan!!!” pekik Bella panik sambil berontak agar terlepas dari dekapan Zayn yang sangat mabuk.   Satu jam kemudian. Bella tampak kacau dengan rambutnya yang acak-acakan serta pakaiannya hampir terbuka lantaran di tarik-tarik Zayn saat meronta ingin terlepas dari dekapannya. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi. “Huhuhu, aku mau pulang!” ucap Bella akhirnya menangis kesal karena perbuatan majikannya itu. Ingin rasanya ia meninggalkan Zayn disana, namun lantaran tak tega, akhirinya Bella berusaha untuk memapah Zayn dan berniat untuk mengantarkannya pulang menggunakan taksi. Di dalam taksi Zayn terus saja meracau dengan kalimat-kalimat kesalnya. Supir taksi yang sedang mengemudi melirik Bella yang tampak kesal dari kaca spion. “Nona, sepertinya pacar anda mabuk berat.” Kata Supir taksi itu. “Dia bukan pacaraku!” sahut Bella sambil menggerutu. “Kalau bukan pacar anda, lalu kenapa dia bersama anda?” tanya Supir taksi itu lagi. “Hei, bisakah kau fokus menyetir? Jangan banyak bertanya!” pekik Bella kesal pada Supir itu. “Huh, dasar wanita judes!” gerutu Supir taksi itu. “Dasar menyebalkan!” gerutu Bella sengit. Tiba-tiba saja tanpa sadar Zayn mendekati Bella yang duduk bersebelahan dengannya di dalam taksi itu. “Sayang, ayo kita tidur bersama, hehehe.” Ucap Zayn sembari mencolek dagu Bella. “Pergi sana!!!” pekik Bella lantas mendorong Zayn sampai-sampai kepala Zayn terbentur badan mobil taksi yang mereka tumpangi. “Sudah menyusahkanku malah mengajakku tidur… membuatku kesal saja dia!” gerutu Bella lagi.   Supir taksi itu pun mengantar mereka tepat di depan lobi apartemen. Dengan susah payah Bella memapah tubuh Zayn yang sempoyongan lantaran mabuk berat. Akhirnya Bella berhasil membawa Zayn sampai di depan pintu apartemennya. Bella menekan nomor sandi pintu itu lalu membukanya. Bella membawa Zayn masuk ke dalam. “Tunggu, aku kinci pintu dulu.” Kata Bella melepaskan tubuh Zayn sejenak. Gguuubbrraaakkk…. “Aaarrgghhh!!! Kenapa malah jatuh sih???” pekik Bella kaget melihat Zayn tergeletak jatuh kelantai. Cepat-cepat Bella mengunci pintu, kemudian kembali memapah tubuh Zayn lalu ia bawa ke kamar. Brruukk…. Bella menjatuhkan tubuh Zayn diatas ranjang tidurnya. “Haaaah, aku lelah sekali malam ini.” ucap Bella menghela nafasnya dengan rasa lelah setelah berusaha membawa Zayn kembali pulang ke apartemen. Bella masih menatap majikannya yang tertidur dalam keadaan mabuk diatas ranjang itu. Sambil menghela nafas panjang, mau tak mau Bella mengurusi majikannya. Ia membuka sepatu, jam tangan serta menyimpan ponsel dan dompet milik Zayn. Setelah itu Bella melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 6 pagi. “Aku tidak mungkin pulang ke kosan… tanggung sekali waktunya karena aku harus bekerja sebagai pelayan bersih-bersih disini. Oh ya Tuhan, mataku rasanya sangat berat, aku ingin tidur tapi tak bisa, hiks.” ucap Bella nangis bombai.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD