Ancaman

1284 Words
Siang hari ketika Zayn akan pulang keapartemennya untuk makan siang, tiba-tiba saja Lucas dan Lina mendatangi ruang kantornya. Zayn tampak berdecak kesal melihat ayah kandung serta ibu tirinya itu. Walaupun ia tidak menyukai kedatangan mereka, Zayn tetap saja memberikan mereka waktu untuk bicara. “Zayn, kami ingin bicara denganmu.” Kata Lucas pada putranya itu. “Bicara apa? Mengenai perjodohan? Aku tidak punya waktu!” sahut Zayn bicara dengan nada ketus. “Zayn, mau sampai kapan kau akan seperti ini? Kau sudah pantas menikah, lagipula Mandy adalah gadis yang baik.” Kata Lucas. “Ayahmu benar Zayn.” Sambung Lina menimpali perkataan suaminya walaupun sebenarnya ia mengharap Zayn tidak akan menikah serta tidak memiliki memiliki keturunan agar ia bisa mendapatkan semua harta dari suaminya tersebut. “Apapun yang kalian katakan, aku tidak akan pernah mau menikah!” seru Zayn bersikeras. “Zayn! Kalau kau tidak menikah dan memiliki keturunan, siapa yang akan mewarisi semua harta keluarga kita? Aku hanya memiliki satu anak kandung, yaitu kau!” seru Lucas. Zayn melirik raut wajah ibu tirinya yang tampak kesal lantaran kedua anaknya tidak akan mendapatkan harta warisan dari Lucas. “Mandy gadis yang baik… ayah sudah berniat untuk menjalin hubungan dengan tuan Sovich dengan menikahkan kalian berdua.” Kata Lucas lagi. “Harus berapa kali aku katakan, kalau aku tidak akan pernah menikah… aku tidak mau memiliki hubungan dengan wanita manapun apalagi sampai terikat dalam suatu perniakahan!” seru Zayn tetap menolak perjodohan itu. “Sudahlah, aku ada urusan penting siang ini!” seru Zayn lagi sembari meraih jas miliknya hendak pergi. “Zayn, ayah peringatkan padamu… jika kau tidak segera memberikan cucu sebagai pewaris keluarga maka kau akan kehilangan semua ini!” kata Lucas mengancam putranya tersebut membuat Lina tampak sedikit menyunggingkan senyumannya. Zayn lantas menoleh sang ayah yang sedang menatap kesal padanya. “Aku memberikanmu waktu satu minggu untuk berpikir, jika kau tidak mau merubah keputusanmu maka aku tidak akan segan mengambil semua ini darimu!” kata Lucas lagi. Lucas tau bahwa putra satu-satunya itu sangat benci diancam, namun ia tidak bisa melakukan apapun lagi selain mengancamnya guna membujuk Zayn agar mau menikah dengan Mandy dan segera memiliki keturunan yang akan mewarisi semua harta kekayaannya. Zayn tampak tidak perduli dan langsung pergi meninggalkan ruang kantornya. Sementara itu Lucas tampak kesal sembari duduk di sofa ruangan itu. “Sayang, tenangkan dirimu… jangan marah seperti ini, nanti penyakitmu bisa kambuh.” Kata Lina pada Lucas. “Anak itu benar-benar tidak bisa diatur sama sekali! Dia terus saja menolak perjodohan ini.” kata Lucas sambil mengdengus kesal. “Sayang, mungkin Zayn menolak Mandi karena dia tidak menyukainya.” Kata Lina. “Apa maksudmu? Mandy itu gadis yang baik dan terpelajar… semua pria pasti mengejar-ngejarnya.” Kata Lucas. “Iya, aku tau tapi jika aku melihat sikap Zayn malam itu sepertinya dia tidak menyukai Mandy… Zayn mengabaikan Mandy begitu saja tanpa mau menegur sapa dengannya.” Kata Lina mulai menghasut Lucas agar membatalkan perjodohan itu lantaran ia tau putranya, Jorge menyukai Mandy. Dengan segudang rencananya Lina sedikit demi sedikit mencoa untuk mempengaruhi pikiran Lucas serta menghasutnya agar menuruti semua keinginannya. “Sayang, bagaimana kalau kita jodohkan Zayn dengan Silvia? Kau masih ingat kan keponakanku yang cantik itu? Dia sekarang menjadi model top di Negara ini.” kata Lina. “Heemm, menjodohkan Zayn dengan Silvia? Lalu bagaimana dengan Mandy? Aku sudah berjanji dengan tuan Sovich!” kata Lucas. “Kau tidak perlu khawatir masalah itu, karena aku sudah memiliki rencana lainnya! Kau tetap bisa menepati janjimu pada tuan Sovich.” Kata Lina. “Apa maksudmu? Kau ingin Zayn menikahi dua wanita?” tanya Lucas. “Bukan begitu, Zayn akan kita jodohkan dengan Silvia dan Mandy akan kita jodohkan dengan Jorge!” kata Lina. “Hah?” ucap Lucas terkejut. “Sayang, Jorge menyukai Mandy sejak lama jadi tidak ada salahnya jika Jorge menikah dengan Mandy dan kau tetap bisa menepati janjimu pada tuan Sovich kan.” Kata Lina melihat Lucas tampak terpancing dengan perangkap yang ia buat. “Apa tuan Sovich akan setuju?” tanya Lucas. “Pasti dia akan setuju, bukankah dia sangat membutuhkan bantuanmu menyuntikkan dana untuk perusahaannya yang sedang kacau balau.” Kata Lina. “Heeemm, kau benar juga… tapi kurasa kita harus membicarakan ini terlebih dahulu pada tuan Sovich.’ Kata Lucas. “Aku akan mengundang mereka makan malam dirumah kita nanti, sekaligus aku akan mengenalkan Silvia pada Zayn.” Kata Lina. “Ya, kau atur saja semuanya.” Kata Lucas. Lina lantas menyeringai lebar karena rencananya mulai berjalan dengan lancar. “Hehehe, aku yakin Zayn tidak akan menolak Silvia karena kecantikan serta prestasinya yang sangat hebat di dunia permodelan! Aku akan menggunakan Silvia sebagai bonekaku untuk menguasai seluruh harta kekayaan yang akan Lucas wariskan kepada Zayn!” ucap Lina dalam hatinya.   Sementara itu di dalam mobil saat perjalanan menuju apartemennya, Zayn tampak kesal setengah mati mengingat ancaman yang diberikan ayahnya. Berkali-kali Willy yang tengah menyetir mobil tampak melirik Zayn dari kacar spion yang sedang mengumpat kesal di kursi belakang. “Tuan, apa anda baik-baik saja?” tanya Willy. “Pria tua itu selalu saja menggangguku… dia mengancamku untuk menerima perjodohan itu!” gerutu Zayn kesal. Disaat Zayn sedang kesal, sebuah pesan masuk ke ponselnya. Zayn lantas membuka pesan yang tak lain dari Lucas yang kembali mengancamnya agar datang untuk menghadiri acara makan malam dirumahnya besok. Membaca pesan yang berisikan ancaman dari sang ayah, tentu saja membuat Zayn semakin jengkel tak karuan. Ia lantas melemparkan ponselnya begitu saja sambil mengumpat kesal. Willy yang berusaha untuk fokus menyetir, hanya bisa menghela nafas panjang melihat sikap Bosnya tersebut.   Bella yang sedang menunggu kepulangan majikannya, tampak mondar-mandir dan resah. Ia bolak-balik melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 2 siang. “Kenapa tuan Zayn belum kembali? Apa dia tidak jadi makan siang?” gumam Bella bertanya-tanya dalam benaknya. Tak lama kemudian Bella mendengar suara pintu yang terbuka. Dengan langkah cepat ia menghampiri pintu itu dan melihat Zayn yang baru saja pulang ke apartemennya. “Selamat datang tuan.” Ucap Bella namun Zayn hanya diam tidak membalas sapaannya. Bella melirik raut wajah Zayn yang tampak kusut ketika kembali ke apartemen. “Dia kenapa? Sepertinya dia sedang kesal!” gumam Bella dalam hatinya. Zayn melepaskan jas yang ia kenakan lalu melemparkannya begitu saja kepada Bella yang sibuk menangkap. “Cih, kalau saja aku tidak butuh uang… amit-amit punya majikan seperti dia!” gerutu Bella dalam hatinya lagi. Zayn melangkah masuk keruang makan sementara Bella menggantungkan jas itu dengan rapi. Bella kemudian menghampiri Zayn yang baru saja duduk di meja makan untuk menyantap makan siangnya. Bella menuangkan segelas air putih sambil melirik Zayn yang masih saja memasang wajah cemberut. “Tadi pagi dia bilang akan membicarakan masalah pekerjaanku, tapi sepertinya siang ini wajahnya sangat kesal… lebih baik aku diam saja dulu, takutnya nanti dia marah padaku.” Gumam Bella dalam hatinya. Bella meletakkan gelas berisi air minum itu tepat di sebelah kiri Zayn. “Selamat makan tuan.” Ucap Bella kemudian hendak berlalu meninggalkan Zayn di ruang makan itu. “Duduk! Aku ingin bicara denganmu!” kata Zayn. Walaupun tampak sedikit ragu Bella menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Zayn. “Apa kau sudah makan siang?” tanya Zayn. “Be-belum tuan.” Sahut Bella. “Makanlah!” kata Zayn. “Eh, tumben sekali dia menawarkan aku makanannya? Biasanya dia tidak mau berbagi sedikitpun padaku!” ucap Bella dalam hatinya. “Tapi tuan, makanan ini aku bikin hanya untuk satu porsi nanti tuan tidak kenyang kalau aku ikut makan.” Kata Bella. “Makan saja, hari ini aku kurang selera makan.” Sahut Zayn. Tak ingin membuat Zayn kesal, Bella pun mengambil piring dan ikut makan bersama dengan majikannya tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD