“Mau bareng?” Chisa yang sedang duduk di sofa sambil memakai sepatu, sontak menoleh ke arah Orion yang tiba-tiba duduk di sebelahnya. Pria itu tampak rapi, meski hanya mengenakan kaus dan celana lengan panjang. Pakaiannya santai, tetapi pembawaannya tenang dan adem. “Bareng apanya?” “Kamu mau ke kampus, kan? Bareng aja! Aku juga mau berangkat sekarang,” ajak Orion. “Kamu ngigau? Nggak. Aku naik taksi aja. Terlalu berisiko kalau kamu ikut aku ke kampus. Apa lagi pagi-pagi begini. Kampusku ramai, aku takut bakalan ada yang lihat kamu.” “Kaca mobilku gelap. Nggak akan ada yang bisa lihat ke dalam,” kata Orion. Namun, Chisa ingat. Orion tidak terlalu suka dengan Yasa. Sedangkan Chisa sudah janjian dengan Yasa di depan gedung fakultas mereka. “Ng- nggak usah. Nanti kamu buru-buru. Kamu bu