“masuk!” Delano sedikit mendorong tubuh Airin, mungkin kali ini ia harus sedikit kasar dalam mendidik Airin, agar kelak ia tahu mana yang perlu dan tidak untuk dibantu. Bagaimana ia bisa maju jika hidupnya selalu dilingkupi rasa tidak tega. Jangan karena alasan ingin berbakti namun melupakan kondisi dirinya sendiri, karena sekarang saudarapun akan menjadi orang lain jika kita sudah tidak memiliki segalanya. “gue sama sekali tidak keberatan jika lo memberi uang kepada orang tua lo! Tapi lihat, berapa banyak uang yang lo keluarin? Tidak berguna. Bahkan mereka sama sekali tidak pernah merasa puas dengan apa yang elo beri. Sadar Airin, lo udah dimanfaatin.” “mau saya dimanfaatin atau tidak! Mereka tetap keluarga saya dan lagi, itu uang juga hak saya bukan pak suami? Bukannya pak suami sendir