“tung-tunggu pak boss, pak boss mau ngapain?” rengek Airin saat bibir Delano mulai menyusuri leher jenjang Airin. “sial! Gue butuh kehangatan kali ini.” Desah Delano sambil berusaha merih bibir Airin yang terus saja mengelak. Airin mulai menangis, ia tidak ingin berahir seperti ini. Meski ia dinikahi secara kontrak namun ia masih ingin menjaga kegadisannya, bukankah perjanjian kontak fisik sudah ia hilangkan. Namun kenapa Delano masih berusaha menidurinnya secara paksa. “Airin mohon lepaskan Airin.” Rengek Airin sambil terus berusaha memberontak. Pada ahirnya, Delano mulai tersadar dan ia mencoba menguasai nafsunya yang tiba-tiba saja memuncak tidak jelas. Masih dengan posisi mengungkung AIrin dibawahnya, Delano menatap butiran bening yang berhasil lolos dari dua kelopak mata Airin