“bangun lo.” Delano sengaja membangunkan Airin yang tengah tertidur pulas diatas sofa, bukan karena ia tidak suka melihat wanita itu tertidur kelelahan, namun posisinya yang ternganga lah yang membuat Delano kesal setengah mati.
Dengan wajah kesal bercampur marah, Airin membuka matanya lalu menatap horror Delano. Bibir mengerucut dan rabut acak-acakan, Airin berdiri dari duduknya. “ada apa tuan?”
“lo udah bersihin kamar mandi gue gak? Gerah ini mau mandi.” Delano mengibas-ngibaskan kaos didepan dadanya, seolah memberi tahu jika dirinya benar-benar kegerahan.
“sudah tuan muda. Udah ah, gue mau lanjut tidur lagi.”
Saat Airin mau melangkah masuk kekamarnya, tiba-tiba saja Delano menarik piamanya bagian belakang dan otomatis membuat jalan Airin terhenti seketika.
“apa lagi?” dengus
