Delano tersenyum miris saat ia mendapat kiriman foto AIrin yang tengah tertawa bersama Melano. Bodoh! Jika dirinya menghawatirkan Airin, ternyata yang ia kawatirkan begitu lepasnya tertawa. Seolah tidak ada beban sedikitpun yang mengelayuti kehidupannya. Sedang Delani disini, setiap hari hari-hari Delano penuh dengan perasaan takut kehilangan aya meski ia sadar jika pernikahannya dengan AIrin hanya sekedar perjanjian hitam diatas putih. “hai dude!” Sapa Melano yang semakin membuat hati Delan remuk redam. Senyum pria itu seolah menunjukkan senyum kemenagan dan Delano sangat ingin menghajar pria itu sekarang juga. “apa kau merasa hebat sudah bisa membuat kami menunggumu, b******n?” “maaf.” Ucap Melano samnbil melirik kedua sahabatnya yang menatap datar dirinya. “apa bisa kita mula
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books