Panik

1205 Words

Setelah menelepon Papanya untuk menyuruh Tejo ngambil motornya di Mall, Andin akhirnya nurut aja ketika Edo menawarkan diri untuk menemaninya mencari Lusi. Hitung-hitung Andin bawa bodyguard, kalau terjadi sesuatu sama Lusi. Mikirnya dia, si kang CEO itu banyak pengawalnya, makanya Andin musti bawa pengawal juga. Itu menurut pemikiran Andin. “Sayang, nanti kalau Pilusnya udah ketemu, kita jalan berdua yuk!” ajak Edo. “Nggak! aku masih marah sama kamu, nunggu marahku reda dulu!” ketus Andin. “Kita makan malam bareng Daddy,” ucap Edo girang. Andin melotot, girang banget denger ucapan Edo barusan, sampai lupa kalau dia lagi mode marah. “Wah … kamu udah baikan sama Om Jo?” tanya Andin antusias. Edo menoleh kearah Andin yang udah nengkreng di boncengannya, tersenyum manis kea rah Andin. “I

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD