Satu

1068 Words
Bagian I Selamat Membaca Akya menggerakan tubuhnya kekanan dan kekiri. Tubuhnya terasa remuk. Semua ini karena Akya tidur di lantai setelah menonton drama korea di laptoop. Dan Akya akui Akya harus mengumpat drama itu yang membuat mata Akya betam. "DEDEEE SARAPAN DULU DE" Akya tersenyum mendengar panggilan sang Mamah, Akya mengambil ransel hitam dan dasinya "Akya datang Mamiii" *** "Udah Papah bilang ya Dede. Jangan panggil Papah make kata kata alay itu" "Ohh ayolah Papii" bujuk Akya Dzaki melotot kesal "Dede. Atau mau Papah sidang?" Akya diam, lalu memajukan mulutnya kesal. Ya. Kesal dengan Papahnya yang tidak mau di panggil Papi. "Yaya duh udah deh kamu kaya gak kenal Papah aja" Syakila datang membawa kotak bekal Akya Ya. Ya. Ya. Papahnya yang keras kepala dan Akya juga yang keras kepala "Oke deh. Mungkin gak sekarang, pasti nanti Papah mau Yaya panggil Papi" ucap Akya sembari mengedipkan sebelah matanya ke Dzaki *** "Dede mau jadi apa nanti?" Buka Dzakk setelah cukup lama berdiam diri bersama putri bungsunya di dalam mobil Akya yang tengah memegang ponsel langsung menurunkan ponselnya dan memasukanya kedalam saku rok span Abu-Abunya "Hmmmmmm" ucap Akya dengan jari telunjuk tangan kanannya berada didagu. Supaya terlihat mikir. "Yaya mau jadi penari" sambung Akya dengan senyuman Dzaki mengangguk paham "Boljug boljug" "Papah tahu jadi mana singkatan ituu? Kaka Aya? Gak mungkin kan udah nikah. Abang Uca? Aduh jangan kan tahu singkatan keren, cewek di dunia abang cuma tau sodaranya doang" pekik Akya kaget dengan kedua bola matanya yang sudah melebar Dzaki terkekeh mendengar penuturan putri bungsunya ini, tangan kanan Dzaki naik ke atas kepala Akya, lalu mengusap pelan pucak kepala Akya "Kamu lupa? Kan kalo Dede Vc-an sama temen temennya pas Dede lagi seneng senengnya Dede ngomong 'Waaah boljug boljug daebak deeeh' yahh karena Papah baru denger noh kata Boljug ya udah Papah searching" Akya menutup mulutnya kaget "Seniat itu Pap sampai searching?" Tanya Akya yang di jawab anggukan oleh Dzaki Caraka Dzaki yang bertugas membawa mobil terkekeh mendengar percakapan hangat antara Bapak-Anak di belakangnya. "Paaaap" panggil Akya dengan nada manja dan bersender di pundak sang Papah "Hmmm" "Papah berapa lama di Solo? Lama banget deh udah sih Pap gak usah pergi" Dzaki yang tengah mengetik pesan di ponselnya terhenti, lalu tersenyum menatap putrinya "Cuma sebentar. Dede gak boleh nakal, kasian Mamah. Oke?" "Oleh oleh tapi yaa" Dzaki terkekeh sebentar "Apa?" Akya nampak berfikir, lalu memekik kencang saat sudah tahu apa keinginannya. Dalam hati Dzaki tersenyum, sifat Akya benar benar mirip dengan Syakila. "Bawain Yaya cogan solo deh Pah" ceplos Akya yang di hadiahi pelototan tajam Dzaki. Akya langsung nyengir lebar dan kembali memeluk sang Papah "Becanda Pah. Ampun dah serem banget. Papah pulang selamet aja syukur deh Yaya" *** "Ingat. Pulang tepat waktu. Dengar Akya?" Akya yang sudah berada di luar mobil memasang hormat kepada Papahnya "Ashiap bapak komandan kuuuh" Dzaki terkekeh melihat tingkah laku putri bungsunya itu. Dzaki mengangguk lalu membalas hormat Akya "Komando" ucap Dzaki sedikit lantang "Komando" balas Akya dengan senyum merekah Dzaki menutup kaca mobilnya. Mobilnya berjalan meninggalkan perantara parkiran sekolah Akya. Akya menunggu sampai mobil Papahnya benar benar jauh. Setelah di rasa jauh, Akya mengeluarkan baju yang tadinya rapih di dalam rok dengan gesper sekarang berantakan. Akya melepaskan gespernya, lalu mengeluarkan baju nya. Satu kancing lagi Akya lepaskan setelah melelas kancing kerah yang tadi terdapat dasi. Akya memasukan dasi dan gespernya ke dalam tas ranselnya. Akya mengambil permen kiss dan headset. Permen kiss ia makan headaet ia gunakan setelah mencoloknya ke MP3 hadiah dari abang terjuteknya. Ya kawan kawan, Akya penurut di rumah memang berbeda dengan Akya pemberontak di sekolah. **** "Saya tidak habis fikir lagi dengan kamu Akya! Kamu anak seorang ten---" "Apa ibu mau manggil orang tua saya lagi?" Potong Akya cepat sebelum guru Bk nya itu mengoceh tidak jelas Bu Jay menggelengkan kepala takjub. Saat anak anak lain takut orang tuamya di panggil, Akya justru tidak. Bagaimana tidak jika yang datang adalah abang terjutek namun Akya sayang itu. "Iya. Tapi ibu akan memberikan kasus ini ke Bu Sus. Biar wali kelas kamu saja yang menangani kamu. Ibu gak kuat" Akya memasang senyum lebar di wajahnya. Bu Sus? Masalahnya di lempar ke Bu Sus? Ah gampil Bu Sus jika melihat Abangnya pasti akan melupakan segala hukuman. Ya. Segala hukuman *** "Mana wali kamu Akya?" Tanya Bu Sus tidak sabaran Akya melongos lelah "Sabar napa Bu. Bentar lagi. Kok buk" Baru selesai mengucapkan kalimat itu, Musa datang setelah mengetuk pintu ruangan itu. Musa masuk tanpa senyum. Bu Sus melembarkan mata tak percaya, posisinya yang duduk di depan Akya langsung memajukan diri ke Akya "Itu Papah kamu? Serius? Kok muda banget? Ganteng banget lagi ya ampun gak kelia---" Belum selesai bisikan Bu Sus kepada Akya selesai, ucapannya terpotong saat Musa sudah duduk di sebelah Akya "Saya Musa. Abang dari Akya. Biasanya yang mengurus Bu Jay" ucap Musa to the point Selalu. Akya terkikik geli dalam hati "Ini abang saya Bu Sus" Bu Sus langsung membetulkan pakaiannya. Wali kelas Akya langsung menampilkan senyum manisnya. Akya mendengus kesal, dasar Bu Sus tidak tahu diri, sudah ada suami di rumah masih saja tebar pesona kepada abangnya. "Ekhm" deham Musa "Jadi adik saya kenapa lagi?" Tanya Musa to the point sembari melihat adik bungsunya yang penampilannya sungguh berbeda jika di rumah Bu  Sus mengangguk sebentar, lalu berusaha membuat suaranya seimut mungkin yang membuat Akya bergedig ngeri 'Ting bating bating abang gue punya istri macem Bu Sus' batin Akya "Adik Bapak baru saja memprofokasi murid kelas 10 dan 11 untuk membolos pelajaran dan jajan di kantin saat KBM berlangsung, tidak hanya itu, Akya membobor pusat eskul Radio sekolah dan mengumumkan bahwa siswa di perbolehkan pulang karena sekolah itu bosen" jelas Bu Sus panjang lebar Musa menahan lonjakan kaget di dirinya. Dalam hati Musa benar benar heran dengan sifat Akya si bungsu ini. Nurun sifat siapa sih dia ini. "Lalu hukumannya?" Tanya Musa kembali to the point Bu Sus gelagapan, bagaimana bisa ia mengatakan hukuman kejam di depan cowok cakep dengan seragam tentara ini "Eh. Tidak ada Pak hanya kena point saja" Musa mengangguk, lalu menatap si bungsu yang sudah bersorak senang di dalam hati. Akya mendekatkan diri ke arah abangnya, lalu mencium pipi Musa sekilas "Sayang abang deh. Gak apa apa deh abangku sayang gak pulang pulang asal suka ke sekolah buat jadi wali Akya" ucap Akya sambil terkekeh geli Bu Sus yang ada di hadapan mereka berdua menggigit bibir bawahnya seraya membatin 'a***y gue juga mauuu nyiuuum'
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD