18. Maju Takut, Mundur Malu

1465 Words

Bagian 18 "Akhirnya kamu datang juga, Nak! Asal kamu tahu, orang-orang itu mengusir paksa kami dari rumah. Begitu kami tiba, baju-baju kami langsung dikeluarkan dan kami disuruh pergi meninggalkan rumah ini. Ibu mau kamu hajar mereka. Kasih mereka pelajaran," ucap Ibu sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah kedua orang lelaki yang sedang berdiri persis di depan pintu utama. Seketika nyaliku menciut saat menatap kedua lelaki berbadan tegap dan berotot tersebut. Mana mungkin aku bisa melawan kedua orang itu? Bisa-bisa aku yang akan babak belur duluan. "Hanif! Ayo bertindak. Jangan diam saja," bentak Ibu. Ibu pikir aku ini petinju apa? Ilmu beladiri saja aku tidak punya. "Hanif, tunjukkan bahwa kamu bisa menghadapi mereka. Usir mereka. Kamu adalah anak kebanggaan ibu. Kamu pasti bisa.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD