16. Raven Impoten?

1377 Words

Emma menoleh ke pintu kamarnya berkali-kali. Karena ini sudah lewat waktunya Raven pulang, rasanya agak aneh saja tak mendapati presensi pria itu di kamar. Emma berdehem keras ketika sadar, ia baru saja memikirkan Raven. "Ngapain gue mikirin Raven? Nggak ada gunanya," gumam Emma. "Lebih baik gue makan." Emma sudah sangat bosan makan di kamar. Jadi, malam itu ia memutuskan untuk makan malam di bawah. Emma yang sedang menuruni anak tangga pun tiba-tiba ingat dengan telepon Kalisa kemarin. Ah, ia yakin Raven sekarang sedang menghabiskan waktu dengan Kalisa. Sialan, dasar pria tukang selingkuh, pikir Emma dalam hati. "Malem, Nona," sapa Tum pada Emma. "Malem, Bibi. Malam ini masak apa?" tanya Emma. Tum membarengi langkah Emma menuju ruang makan. "Malam ini ada ikan tuna asam manis dan cap

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD