Jiwa muda Karina memberontak. Rasanya kesal sekali dengan sikap tak baik Mbak Fiska. Akhirnya dia berdiri di ambang pintu sambil bersandar pada tembok. Tangannya sibuk mengusap-usap layar gawai yang sebenarnya tak ada apa-apanya, pura-pura saja biar gak kelihatan mau melakukan sabotase. Tepat ketika dua kakak beradik itu berjalan mendekat, Karina menjulurkan kakinya. Brugh! “Awww!” Mbak Fiska terjatuh ketika kakinya tersangkut pada kaki Karina. Karina segera menarik kakinya dan berpura-pura ikutan kaget. “Astagaaa!” Karina memekik, lalu berkata“Yes,” lanjutnya dalam hati sambil melenggang pergi. “Mbak, kamu kenapa, sih?” Mbak Fatma menatap kakaknya yang meringis, lututnya menghantam lantai dan cukup nyeri. Untung tubuh Mbak Fiska tak seberat bobot tubuh Mbak Fatma, hingga lantai y