“Aku falling in love at first sight Bro,” aku Elang saat Ririn dan Mentari sudah berlalu. “Maksudmu?” tanya Langit. “Aku jatuh cinta begitu melihat Ririn. Suatu rasa yang tak pernah aku rasakan sejak aku akil baliq. Sejak aku merasakan mimpi basah pertama kali sebagai tanda kita sudah dewasa!” ungkap Elang jujur. “Dia perempuan baik, aku bilang kalau aku di sini magang. Dia juga nggak mau aku bayarin saat di café tadi. Enggak seperti perempuan lain yang memang ingin dibayarin terus. Ya pokoknya begitulah, aku bingung menjabarkannya.” “Mami sudah bilang sama aku, jabatanku ini terlalu riskan, terlalu rawan, perempuan hanya akan melihat wajahku, kekayaanku, dan jabatanku. Terlebih kasus papi juga karena perempuan begitu. Tapi aku lihat Ririn beda. Dia tidak menilai hartaku kayaknya.”