Dear Mas Duda: Part 1

2046 Words

-Cinta tak pandang status, sebab yang memilih adalah hati- "Nyokap gue masih belum nyerah." Sahabatnya terpingkal di seberang sana. "Gue sampe capek." "Capek apalagi sih?" Ia menghela nafas. "Yaaaa usia udah 27 tahun begini. Tinggal di kampung gue yang kecil begini, apa yang lo harapin? Gue udah hopeless sama jodoh. Mau dateng atau enggak, gue akan memilih fokus pada hidup gue aja. Murid-murid gue di sekolah lebih penting." Sahabatnya terkekeh. "Na, lu kayak perawan tua usia 40 tahun aja ngomongnya. Gak gitu lah. Pasti ketemu jodohnya. Jangan pesimis gitu. 27 tahun belum terlambat. Lagian nikah itu kan gak ada istilah cepat atau lambat. Yang bikin kriteria kayak gitu ya pikiran manusia." Ia menarik nafas. Memang benar. Yang suka menyempit-nyempitkan sesuatu hal yang seharusnya tak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD