Bab 22

1110 Words

Bersandar pada pohon yang kugunakan untuk bersembunyi, aku menahan napas. Sesaat terdiam. Lalu, dengan sangat hati-hati, meninggalkan tempat itu. Tak menduga Salt pernah mengalami kejadian seperti itu, membayangkannya saja, dadaku ikut merasa sesak. Kodyel. Nama itu, membekas dalam otakku. Berhenti sebentar dan menatap langit, ada ribuan bintang di sana, yang meski cahayanya tak seterang bulan, namun cukup mampu untuk menghias langit malam. Pelengkap keindahan. Seperti itukah cinta? Bersinar walau tak terlihat, tak pernah memudar meski melalui lintasan waktu. Cinta, mungkin adalah cinta … satu-satunya bintang yang menyinari hati manusia. Ada banyak hal dalam cinta, kasih sayang, ketulusan, pengorbanan, bahkan penderitaan. Aku kembali melangkah, Apa sebenarnya yang kau cari selama ini,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD