bc

Mengandung Benih Dokter Dingin

book_age18+
809
FOLLOW
4.7K
READ
one-night stand
HE
age gap
friends to lovers
arrogant
doctor
heir/heiress
drama
bxg
like
intro-logo
Blurb

Namaku Noctis Lucis Caelum, yang berarti 'cahaya langit malam', ibu pantiku yang memberikannya setelah ia menemukanku terbuang di depan panti pada tengah malam ketika bulan purnama tiba. Kata ibuku, aku mungkin pria berkebangsaan Korea, karena wajah dan postur tubuhku mirip dengan orang-orang sana, tetapi aku tak pernah peduli, mau orang Korea, orang Indonesia, orang Turki, orang apalah, toh aku juga tetap dibuang oleh orangtuaku. Hal yang paling aku benci, sampai saat ini juga.Usiaku sudah menginjak hampir tiga puluh lima tahun, dan aku belum juga menikah karena aku memang tak menginginkannya. Ambisiku adalah menjadi orang kaya, sekaya mungkin supaya aku bisa dihargai dan tak diinjak-injak oleh orang lain.Dan ya! Seluruh impianku akhirnya berhasil, dengan otak geniusku dan campur tangan Tuhan, kini aku bisa menjadi seorang dokter Obgyn, mempunyai usaha restoran Jepang karena aku penggila Final Fantasy, mempunyai beberapa showroom hingga mempunyai satu hotel yang aku bangun dengan susah payah. Bagiku cinta itu omong kosong, hal yang tabu dan paling ku benci sampai detik ini. Jika cinta, kenapa orangtuaku sampai tega membuangku begitu saja seperti sampah, jika cinta, kenapa mereka tak pernah memikirkanku, jika cinta kenapa mereka tak pernah peduli padaku? Itu artinya, cinta memang tak pernah ada, hal yang bullshit dan mustahil untuk aku rasakan.Tapi gara-gara kesalahan satu malam itu aku mulai dikenalkan oleh apa yang namanya cinta, ketika satu titik itu tumbuh dan membuatku sadar jika aku harus mengerahkan rasa cinta untuk membuatnya hidup menjadi sosok yang diinginkan dan dicintai. Bukan sepertiku yang terbuang, karena aku tak akan pernah membiarkannya tumbuh sepertiku tanpa rasa cinta dan juga kasih sayang.

chap-preview
Free preview
Bab 1 Dia Adalah Bosku
Noctis berjalan keluar meninggalkan ruang operasi, ini adalah operasi Caesar terakhir yang ia tangani dari lima operasi yang ada dalam jadwalnya hari ini. Sungguh melelahkan dan sangat menguras tenaga, namun ia sangat menikmatinya, ia sangat mencintai pekerjaannya sebagai seorang dokter Obgyn, baginya melihat kelahiran seorang bayi adalah suatu keajaiban, dan ia begitu sangat menyukai moment langka itu. "Lo lihat deh dr. Noct, ngegemesin banget kan kalau lagi keringetan gitu, pelukable banget kelihatannya... Pengen dong nyoba sekali aja dipeluk sama dia." Ujar salah satu perawat. "Lo aja pengen apalagi gue, dadanya tuh bidang banget kayak nyaman gitu kalau buat sandaran, pengen deh sedetiiik... Aja ada disana." Balas perawat lainnya. "Tapi sayang, dia kan udah punya dr. Selena." "Ssstt... Gosip tuh, dr. Selena aja yang ngaku-ngaku, orang dr. Noct aja nggak pernah ngerespon kok kalau dr. Selena deketin dia." "Kasihan ya dr. Selena." "Gue enggak tuh, malah muak banget gue sama muka polosnya, sok lugu, padahal bermuka dua." "Eh! Jangan keras-keras... Ada orangnya tuh!" Kedua perawat itupun langsung terdiam membisu ketika seseorang yang ia bicarakan sedang lewat didepan mata mereka. 'Para perawat itu selalu aja nggak ada kerjaan ngurusin hidup orang, kh! Mereka iri banget sama aku kayaknya.' gumam Selena dalam hati dengan tatapan jengah. Selena pun celingukan, berusaha mencari keberadaan Noctis yang entah dimana saat ini, mungkin dokter itu sedang berada di ruangannya, Selena harus segera menemuinya. *** Sedangkan Noctis saat ini memang sedang berada di ruangannya, gurat kelelahan terlihat jelas di wajah tampannya, setelah ini ia akan pulang, merebahkan diri di ranjang kesayangannya dan tidur sampai besok pagi. Sungguh momen yang sangat Noctis rindukan sejak ia melakukan operasi tadi. "Jam lima, mampir ke restoran dulu." Gumam pria itu sembari melihat jam tangannya. Setelah berganti baju dan bersih-bersih, Noctis pun segera meninggalkan ruangannya, akan tetapi sialnya, tiba-tiba saja ada tangan seorang wanita yang memeluk tubuhnya dari belakang. "Sore... Mau balik ya?" Tanya Selena sembari memeluk tubuh Noctis dengan erat. "Lepas!" Dengan sekali hentakan, Noctis berhasil untuk menyingkirkan tangan Selena, membuat wanita itu langsung terdorong kebelakang secara tiba-tiba. "Noct!" "Jangan pernah ganggu saya! Sudah berapa kali saya bilang sama kamu jangan pernah menyentuh saya seenaknya apalagi memeluk saya seperti tadi." Wajah Noctis mulai mengeras, ia kesal sekali dengan sikap Selena yang seolah-olah sok dekat sekali dengannya, apalagi wanita itu malah diam saja ketika banyak orang salah paham dengan hubungan mereka, semua orang mengira mereka mempunyai hubungan khusus, padahal nyatanya tidak sama sekali, lagipula Noctis tidak mungkin mau mempunyai kekasih seperti Selena. Wanita itu mungkin cantik, sangat cantik malah, dokter pula, tapi sayangnya sifat Selena sangat bertolak belakang, wanita itu begitu licik seperti rubah betina, dibalik sikap polosnya tersimpan hati yang sangat busuk disana, dan Noctis sangat membencinya. "Profesi kita sama, saya tetap menghargai kamu sebagai teman sejawat saya, dan tolong hargai saya juga sebagai teman sejawat kamu. Tolong bersikap profesional, jangan pernah memaksakan kehendak, karena hal itu akan percuma saja." Imbuh Noctis dengan tatapan tajam sebelum ia berlalu meninggalkan Selena yang masih terdiam mematung sembari mencerna setiap kata-kata yang Noctis lontarkan kepadanya. "Hhh, nggak ada yang bisa menolakku termasuk kamu, aku punya segalanya, aku pasti bisa dapetin kamu." Gumam Selena dalam hati dengan perasaan malu dan kesal setengah mati. Baru kali ini ia selalu ditolak mentah-mentah oleh seorang pria, biasanya para pria akan selalu mengemis cinta kepadanya, tapi kali ini berbeda, Noctis bahkan sangat muak melihat wajahnya, pria itu seolah tak berperasaan sama sekali bahkan pada wanita sekalipun, seperti tak punya hati sama sekali, apa pria itu tak suka wanita atau bagaimana? Apa jangan-jangan Noctis adalah gay? Mengapa Selena jadi ngeri sendiri saat mengingat hal itu. "Nggak mungkin!" Gelengnya dengan keras, lalu segera bergegas meninggalkan ruangan Noctis. *** Saat akan menuju restoran, Noctis tiba-tiba saja mendapat telepon dari salah satu karyawannya di showroom, ada masalah dan itu sangat penting, mau tidak mau ia harus tetap datang kesana. Dokter tampan itu segera melajukan mobilnya menuju showroom miliknya, meskipun ia sudah mempunyai salah satu karyawan kepercayaan yang bertanggung jawab untuk mengurusi showroom miliknya, namun tetap saja segala keputusan tetap harus ditangan Noctis. "Betrand mana? Apa dia di dalam?" Tanya Noctis pada salah satu staffnya ketika sudah sampai di showroom. "Ada pak, mas Betrand sudah menunggu sejak tadi di ruangan bapak." "Hm." Angguk Noctis. Namun ketika akan menuju ke ruangannya, Noctis tak sengaja melihat seorang gadis yang sangat asing baginya, ia tak pernah melihat gadis itu sebelumnya disini, kira-kira siapa gadis itu? Kenapa Noctis malah penasaran dibuatnya? "Dia siapa? SPG baru?" "Benar pak, namanya Stella, sudah seminggu bekerja disini." "Oh." Noctispun tak mempedulikannya lagi, pria itu segera masuk ke dalam ruangannya dan bertemu dengan Betrand asisten pribadinya untuk membahas masalah yang sedang ia hadapi saat ini. *** Stella Angelina, gadis keturunan Amerika yang mempunyai darah campuran Indonesia, seluruh keluarganya menetap di negeri Paman Sam, Stella sengaja kabur ke Indonesia karena tak ingin dijodohkan dengan anak dari sahabat ayahnya. Untung saja ia punya sepupu disini, sehingga Stella tak terlalu kesulitan ketika harus tinggal di Indonesia, bahasa Indonesianya juga sangat baik, bahkan Stella sangat mahir berbahasa gaul sehingga ia bisa dengan mudah mendapat teman disini. Wajahnya yang sangat bule begitu amat mencolok, rambut yang semula pirang, terpaksa harus ia warnai dengan warna deep brown supaya tak terlalu mencolok, Stella malu jika harus mendapat tatapan sangar dari orang-orang yang melihatnya. Kini ia harus bekerja menjadi seorang SPG karena ayahnya tak mau mengiriminya uang sama sekali, padahal ayahnya adalah seorang Advokat yang sangat terkenal di New York. Stella bahkan adalah seorang model disana, tapi sayangnya sekarang ia harus menjadi seorang SPG untuk bertahan hidup sampai ayahnya mau memaafkannya dan tak lagi menjodoh-jodohkan dirinya dengan orang lain. Stella sungguh tak suka akan hal itu. "Tadi itu siapa? Kok banyak pengawalnya?" Tanya Stella pada Dona, Dona juga merupakan karyawan Noctis, namun ia dibagian marketing. "Itu pak Noct, yang punya showroom ini." Balas Dona. "Serius? Kirain orang mana, ganteng banget kayak artis Korea." Ungkap Stella dengan nada gemas. "Semua orang juga bilang kayak gitu." Dona memutar bola matanya malas, Stella ini ganjen juga ternyata. Sama aja kayak semua cewek. "Hm." Dan Stella pun hanya tersenyum geli melihat respon Dona yang menggelikan. Stella kagum pada Noctis, tentu saja, ia gadis normal, namun perasaannya hanya sebatas itu, ia tak mau aneh-aneh, lagian ia tak ingin berurusan dengan pria manapun lagi, tidak untuk yang kesekian kalinya, Stella trauma dengan pria tampan, karena selama di Amerika, Stella selalu saja kena tipu oleh pria tampan, karena kebanyakan pria tampan disana itu adalah 'gay', dan Stella benar-benar kapok dengan pria tampan. Traumanya begitu sangat berat. *** Noctis sudah selesai dengan masalahnya dan sekarang waktunya ia pulang ke rumah, dokter tampan itu begitu sangat lelah dan butuh istirahat. Namun saat dijalan, Noctis tiba-tiba teringat akan sosok Stella, ia tak menyangka jika gadis blasteran seperti Stella mau bekerja menjadi seorang SPG, kira-kira dimana tempat tinggal gadis itu? Apa alasannya menjadi seorang SPG? Penampilan Stella begitu sangat mencolok bila dibanding dengan wanita-wanita lain, apa karena gadis itu bule? Atau memang ia punya daya tarik yang begitu sangat kuat? Entahlah, Noctis tak mengerti. Lagian untuk apa ia sampai penasaran seperti ini? Buat apa? Biasanya ia tak pernah peduli soal wanita, tapi sekarang kenapa rasanya berbeda? "Hhh..." Noctis menggelengkan kepalanya dengan cepat, mengenyahkan segala bayang-bayang gadis itu dari kepalanya. Gadis itu hanya terlihat mencolok dari gadis Indonesia lainnya karena mungkin rasnya berbeda, Noctis hanya kagum akan kencantikannya, bukan yang lain dan tidak lebih, demi Tuhan ia tak suka wanita, tapi ia juga bukan seorang 'gay'. *** Hari Minggu, adalah hari libur yang selalu Stella tunggu-tunggu. Akan tetapi rencananya untuk pergi Shopping dan jalan-jalan ke mall terpaksa harus ia tunda karena sepupunya Reina memaksanya untuk ikut ke acara ulang tahun salah satu temannya, Reina begitu pemaksa dan Stella benar-benar tak bisa menolaknya. "Nih! Lo pakek deh, Lo pasti kelihatan seksi abis kalau pakai gaun ini. Badan Lo tuh aduh... Bohay gila tauk, gue aja iri banget sama Lo." Reina menyodorkan baju yang cukup terbuka kepada Stella. Stella pun menerimanya, tanpa banyak komentar lagi, gadis itupun memakainya, baju tersebut begitu ketat membuat b****g dan payudaranya tercetak sempurna, Reina bahkan sampai melongo ketika melihat penampilan Stella saat ini. Sepupunya itu memang benar-benar gadis yang sangat sempurna, baju apapun yang Stella kenakan pasti akan terlihat sangat indah dan juga mewah. "Perfect banget sumpah, Lo emang beneran tuan Puteri, nggak sia-sia gue rogoh kocek banyak buat beliin Lo baju." Ungkap Reina dengan tatapan kagum, hal itu malah membuat Stella semakin tersenyum sombong. "Gue kan emang model internasional, jadi pakai baju apa aja pasti cocok dan pas, malahan kalau gue pakai baju murah sekalipun, baju itu yang akan kelihatan mahal karena gue pakek." "Songong banget Lo! Iya-iya gue percaya, Lo emang perfect. Ya udah buruan dandan, terus kita cabut." "Siap!" Stella pun segera berganti baju dan merias wajahnya secantik mungkin, memang dasarnya dia sudah cantik, jadi tinggal di poles sedikit dengan make up natural, maka penampilannya pasti akan terlihat sangat luar biasa. "Lucu kali rambut gue kayak gini." Gumam Stella sembari menatap kaca yang ada di depannya dengan tatapan puas. Selang beberapa menit, kedua gadis muda itupun segera berangkat menuju pesta ulang tahun salah satu teman Reina, Reina sudah tidak sabar ingin mengenalkan Stella pada teman-temannya, apalagi teman laki-laki, yah siapa tahu ada yang cocok dan pas untuk Stella, biar Stella punya pasangan selama berada di Indonesia, ia ingin melihat sepupunya itu merasakan bagaimana indahnya menjalani hubungan asmara. "Udah sampai, turun yuk!" Ajak Reina, Stella pun hanya mengangguk, lalu iapun segera turun dari mobilnya. Kedua gadis itupun langsung masuk ke dalam hotel, kebetulan acaranya di selenggarakan di sebuah hotel berbintang yang cukup terkenal. Ketika berjalan menuju ballroom, banyak pasang mata yang tak henti-hentinya menatap ke arah Stella, mereka kagum dan terpesona pada sosok bule cantik yang bertubuh sempurna itu, apalagi bibir Stella begitu seksi dan menantang, seakan ingin sekali untuk dicium dan dilumat dengan paksa. "Itu..." Kedua mata Stella langsung terperangah pada sosok pria yang berada di ujung sana, saat tiba di tempat pesta, gadis itu langsung di fokuskan dengan sosok Noctis yang entah kenapa tiba-tiba berada disini. "Kenapa sih? Bengong aja?" Tanya Reina pada Stella. "Ah enggak." Dusta Stella, ia malas untuk berkata jujur pada Reina, bisa-bisa sepupunya itu akan heboh bila ia melihat sosok pria tampan seperti Noctis, sang atasan nya di kantor. Lihatlah! Pria oriental itu tampak begitu sangat mempesona dengan balutan slim suit yang sangat pas ditubuh atletisnya, bibirnya, rambutnya, kulitnya, matanya yang tajam, kenapa Stella malah jadi merinding seperti ini? Padahal saat melihatnya dikantor kemarin ia tampak biasa-biasa saja. 'Dia emang hot banget sih...' aku gadis itu dalam hati, tatapannya masih sama mengarah kearah Noctis yang tengah bercengkrama, namun ketika mata pria tampan itu mengarah kearahnya, Stella buru-buru mengalihkan pandangannya. "Ya udah yuk! Ke temen gue dulu! Gue mau ngucapin selamat nih, baru kita minum-minum, oke!" Ajak Reina. "Hm, oke." Angguk Stella setuju. Ia masih penasaran sekali kenapa Noctis bisa berada disini, mungkin pria itu juga salah satu teman dari temannya Reina, ya bisa saja. *** Di sisi lain, Noctis sebenarnya sangat ingin pulang karena ia merasa begitu bosan berada di keramaian seperti ini, apalagi acara pesta, tapi karena temannya dr. Bayu yang beberapa bulan ini baru ia kenal memaksanya untuk datang ke acara ulang tahun sang adik, akhirnya mau tak mau Noctis pun datang karena tak ingin mengecewakan Bayu. Noctis memang orangnya pendiam, tapi ia sangat cepat sekali bergaul dan akrab dengan orang lain, maka dari itu ia banyak memiliki teman satu profesi, seperti dr. Regan dan dr. Revan, teman baru yang ia miliki setelah mereka berjumpa dalam acara seminar beberapa bulan yang lalu. Dan ternyata dr. Bayu adalah sahabat dekat dr. Regan, dunia memang benar-benar sempit, mereka berempat bisa dikumpulkan dalam satu cerita seperti ini. Sungguh sangat luar biasa sekali. "Adik gue naksir Lo nih, Lo masih single kan bro?" Tanya Bayu to the point, membuat Noctis langsung terdiam mematung. "Hm?" "Jangan bilang kalau Lo udah punya pacar atau istri." "Enggak, aku cuma..." "Cuma?" "Belum mau berhubungan dengan siapa-siapa untuk saat ini." Jawaban Noctis langsung membuat wajah Bayu kecewa seketika. "Oh come on dude! Lo kok kayak santai aja gitu sih Noct belum punya pasangan?" "Bay please... Ini privasi." "Ya-ya-ya... I am so sorry, gue nggak bakalan maksa." Kalau sudah mendapatkan tatapan setajam elang seperti itu dari Noctis, itu artinya Bayu sudah tak bisa memaksanya lagi. "Aku ke toilet dulu!" Pamit Noctis, dan hanya dibalas anggukan oleh Bayu. Noctis pun segera berjalan mencari toilet, demi Tuhan ia merasa aneh dengan tubuhnya saat ini, entah kenapa tiba-tiba kepalanya terasa begitu berat, sekujur tubuhnya panas, libidonya meningkat, dan kejantanannya terasa begitu amat tegang. Apa jangan-jangan? "Oh s**t!" Umpat pria tampan itu, mata elangnya langsung memerah, marah, tentu saja, ia marah sekali pada orang yang sudah sengaja mencampurkan sesuatu ke dalam minumannya. Sudah tak ada waktu lagi, obat itu sungguh memberikan efek yang sangat luar biasa kepada tubuhnya, cara kerjanya pun sungguh cepat. Noctis sudah tidak tahan lagi, sampai-sampai... "Pak!" "Ikut saya!" Seru pria itu pada seorang gadis yang tiba-tiba ia tarik tangannya. "Bapak kenapa pak? Kenapa narik-narik saya?" Pekik gadis itu dengan suara panik. "Diam atau saya perkosa kamu disini." Ancam Noctis membuat gadis itu langsung terdiam ketakutan. Gadis yang tak lain adalah Stella, Stella yang ketakutan karena melihat aura mengerikan Noctis. Noctis pun segera mencari kamar kosong, menyuruh staff hotel untuk mencarikannya kamar, setelah menemukan kamar, pria itupun langsung membawa Stella masuk ke dalamnya, dan selanjutnya, kalian bisa bayangkan sendiri apa yang akan terjadi setelahnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
18.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
217.9K
bc

Tentang Cinta Kita

read
199.9K
bc

My Secret Little Wife

read
114.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook