Waktu menunjukkan pukul sembilan malam, usai menyetrika Tri segera menggelar kasur lipat di ruang tamunya yang berukuran dua kali dua meter. Sejak setengah jam lalu Aki dan Nini sudah tidur. Ia pun tak lupa mematikan lampu. Giliran dirinya yang beristirahat melepas lelah. Ia harus bangun pagi untuk menyiapkan semua keperluan berdagang. Pertemuan antara dirinya dengan Lucky Dirgantara tadi siang sangat membekas di hati Tri. Pria yang diawal pertemuan bersikap judes dan menyebalkan ternyata memiliki sisi lain, ia sangat welcome dan ramah kepada orang yang telah dikenalnya. Meskipun ia pria kaya namun tak terlihat sombong. Tri beruntung pria itu mau berbagi banyak kisah dengannya. Membayangkan semua itu membuat hati Tri makin cenat cenut. Isi kepalanya dipenuhi oleh duda keren beranak sat