"Siapa Mas?" Tri penasaran dengan kejadian barusan, ada orang yang membukakan pintu dan mengucapkan salam lalu malah pergi lagi. Tri juga sebetulnya sangat terganggu, lagi tegang-tegangnya eh malah dibikin kaget. Acara romantis mereka berdua batal. Ya Allah mengapa Tri mendadak berharap lebih, si duren sawit itu benar-benar telah berhasil menghipnotis dirinya. "Entahlah, biarin saja. Mungkin keponakan aku. Bocah tengil itu memang jail dan memgesalkan. Nanti aku bakal hukum dia." Lucky tak ingin membahasnya. Sosok itu hanyalah pengganggu yang merusak suasana romantis keduanya dan itu benar-benar menyebalkan bagi Lucky. Padahal usai menggenggam tangan Tri, Lucky sudah gemas ingin mengecupnya. Ada-ada saja gangguan yang menggagalkan niat mesumnya. "Oh." Tri tak mungkin memaksa Lucky menjaw