Dengan repotnya Tri dan Ana berjalan menuju rumah kontrakan Tri untuk menyimpan barang-barang pemberian Ana yang jumlahnya tak sedikit. Andai jalanan sudah selesai diperbaiki mungkin mobil Ana bisa parkir di depan kontrakannya. Mereka tak perlu berjalan kaki segala. "Alhamdulillah kita sudah sampai." Tri menghela nafas panjangnya. Ia yang paling banyak mengangkut barang-barang. Dua dus ia angkut, sementara Ana hanya membawa papper bag dan kantong plastik. Ana tersenyum dan mengamati keadaan sekitar. Ia melihat ada rumah kontrakan berderet saling berhadapan. di tengahnya ada tanah lapang tempat menjemur pakaian, ada juga pohon mangga, jambu dan rambutan. "Nah ini teh rumah kontrakan saya. Tapi maaf ya, sempit." Tri menunjuk ke arah pintu rumah kontrakan nomor 3. Jika diamati nomor itu co