Pukul enam pagi. Caca benar-benar lemas dengan tubuh berkeringat serta nafas tersenggal. Belum lama tadi Va’as baru saja mengeluarkan cairannya untuk yang ke tiga kali dan tentu saja di dalam rahimnya sana. Va’as menarik diri, dia terduduk lemas di tepi tempat tidur dengan tubuh yang telanjang. Menunduk, mengamati si dia yang kali ini melemas. Cckk, ternyata benar kata orang. Sekali mencoba, dia akan ketagihan dan tidak jika hanya satu kali. Va’as menoleh, melirik ke arah ranjang belakangnya, di mana Caca masih tidur terlentang dengan tanpa busana sehelai pun. Dia beranjak, berdiri menghadap ke Caca yang masih mengatur nafas dengan kedua mata yang memejam. “Ca, sudah pagi. Ayo mandi bersama,” ajaknya, sekarang tak lagi canggung atau malu. Caca membuka kedua matanya, lalu mendesah lema