Edwin Please Jangan Jadi Second Male Lead

1778 Words

Airin berjalan lambat dengan kepala tertunduk setelah keluar dari ruangan Rendy, perasaan bersalah berkecamuk di kepalanya. Ia yang tadinya begitu semangat untuk pergi ke Kampus meskipun hanya untuk mengajukan cuti, kini tampak murung tak bersemangat. "Airin!" panggil seseorang pria dengan suara yang lembut, suara yang jarang ia dengar namun cukup familiar. Airin mendongakkan Kepalanya menoleh ke arah asal suara. "Edwin?" sapa Airin. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya pria berkaca mata yang berlarian ke arah Airin. "A-aku baru saja menemui Kakakku, kebetulan Beliau Dokter di sini," ujar Airin. Wajahnya terlihat memerah melihat Edwin yang terlihat semakin tampan. "Ooo... pantes saja kau kuliah Kedokteran, ternyata Kakakmu Dokter," Airin tersenyum dan mengangguk. "Kau s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD