Andhara bergegas keluar dari kamar mandi, mengeringkan tubuhnya dan mengambil pakaian bersih dari lemarinya, ia melangkah mendekati Cecilia, lalu mencium lembut pipi gadis itu. "Tidur yang nyenyak ya anak mama sayang," desis Andhara lirih. Apa yang di katakan? Anak mama? Senyum Andhara merekah, bukankah ia sudah berbuat sebegitu jauh dengan ayah gadis ini? Dan bahkan benih laki-laki itu mungkin tengah bersiap bertumbuh di rahimnya. Apa? Tumbuh di rahimnya? Tidak! Sebelum ada ikatan pernikahan itu, dia tidak boleh hamil! Andhara bergegas meraih kunci mobil, melangkah keluar kamar hendak pergi ke apotek. Ada sesuatu yang harus dia beli dan minum, sebelum semuanya terlanjur terjadi! Andhara tertegun menatap sosok itu. Sosok itu masih begitu polos terlelap seperti bayi. Andhara melangkahka