Diagnosis dan Obsesi

1344 Words

Adam kembali ke rumah Lucy, karena dia tahu apa yang Rose katakan tentang diagnosanya pasti tidak sepenuhnya benar. Lucy membuka pintu masih dengan senyum ramahnya. "Aku tahu kau pasti kembali, ayo masuk." Adam tidak banyak berbasa-basi dan langsung menanyakan tentang kondisi mental Rose. Lucy menuangkan teh dan mendorongnya ke hadapan Adam. "Apa yang dia akui tadi di hadapanmu, tidak sepenuhnya salah tapi juga tidak sepenuhnya benar. Tapi sepertinya dia tidak menganggap kondisi mentalnya ini cukup penting." "Jadi, diagnosis sebenarnya seperti apa?" Lucy mengeluarkan beberapa berkas ke hadapan Adam. "Seperti yang dia katakan, dia mengalami gangguan kecemasan ringan. Kejadian masa lalu dan trauma yang masih dia pikul hingga kini menyebabkannya takut kehilangan orang-orang terdekatnya.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD