Hotel Duta Prakasa Aku tidak bisa konsentrasi sama sekali, kejadian semalam berputar putar bagai kaset rusak dalam otakku. Apa aku menyukai Dave? Apa aku hanya mengikuti dorongan hormon seksualku? Apa aku sudah tidak punya harga diri? Apa aku sudah gila? Berbagai macam pertanyaan hinggap di kepalaku, aku menjambak rambut lalu mengetuk ngetukkan kepala ke atas meja kerjaku. Awalnya aku hanya ingin membuat Tamara cemburu, tapi satu sentuhan dari Dave membuatku menggila. Berkali kali aku menghela nafas panjang. Aku harus jaga jarak dengan Dave, putusku. “Ze, lo kenapa dari tadi kusut amat muka lo” tegur Rania. “Ran, lo punya cowok kan?” tanyaku. “Punya lah, kan lu tau gue pacaran sama si Adit” ucap Rania. “Lo pernah ML ama si Adit?” tanyaku. “Belom sampe sejauh itu, cuman kissing