1. Pilot Dan Model
Fabian adalah seorang pilot pesawat kargo yang tidak banyak bertemu pramugari dan hanya mengirimkan barang, sehingga Vanessa merasa lega. Sebab perselingkuhan di antara pilot dan pramugari seolah sudah menjadi rahasia umum bahkan untuk masyarakat awam. Vanessa sangat resah hanya dengan memikirkannya meski dia mencoba terus berpikir positif.
Namun karena Fabian dipindahkan menjadi pilot pesawat komersial, kehidupan pernikahan keduanya menjadi berubah total. Kecurigaan mulai muncul karena desas-desus perlingkuhan Fabian yang didengar sampai ke telinga Vanessa. Dia merasa seperti suaminya kemudian perlahan berubah.
Vanessa mencoba untuk menyangkalnya karena percaya pada sang suami. Apalagi suaminya juga bekerja di maskapai yang direktur utamanya adalah ayahnya sendiri. Tapi dia justru memergoki sendiri suaminya mengecup pipi seorang wanita yang menggunakan seragam pramugari di depan kamar hotel, di mana saat itu Vanessa hendak memberikan kejutan untuk sang suami yang baru landing di China.
Kejutan bahwa 5 tahun penantian mereka untuk memiliki anak akhirnya berakhir. Tapi di hari itu juga Vanessa harus kehilangan anaknya.
* * *
5 tahun yang lalu.
Sebuah pernikahan digelar dengan sangat mewah walau itu tertutup. Pernikahan ini digelar di sebuah hotel yang paling ternama dan juga dihadiri hampir separuh orang penting di Indonesia. Ini berkat koneksi orang tua dari sepasang pengantin yang cukup bagus di negara ini.
Tertulis nama Vanessa dan Fabian di pintu masuk yang begitu ketat karena tidak ingin ada orang yang tidak berkepentingan masuk ke dalam. Sementara itu ballroom tampak sangat ramai oleh orang-orang yang menari, menyantap makanan atau hanya sekadar menikmati suasana yang penuh cinta di ruangan besar ini.
Pusat perhatian malam ini yaitu sepasang pengantinnya memakai pakaian modern saat resepsi dilakukan setelah siang hingga sore menggunakan adat Sunda. Sedangkan untuk pemberkatan menggunakan adat Jawa karena perpaduan adat dari pengantin yang berbeda suku.
Pengantin wanita menggunakan gaun warna wine dengan model mermaid yang menjuntai hingga menyapu lantai. Selain itu juga bagian punggungnya terbuka memperlihatkan kulit mulusnya yang membuat sang suami merasa sedikit kesal. Tapi sebenarnya dia sudah rela juga dengan berbagai rupa gaun terbuka karena pekerjaan sang istri yang merupakan seorang model.
Sang pengantin pria yang bernama Fabian saat ini merangkul pinggang wanita yang kini telah menjadi istrinya dengan lambut.
“Habis ini kita tidur atau mau langsung coblos?” cetus Fabian di hadapan istrinya.
Vanessa, si pengantin wanita tertawa mendengar kalimat suaminya yang aneh.
“Kertas pemilu kali dicoblos!” kata Vanessa yang kembali tertawa.
“Iya sih ... kita kan udah coblos duluan,” bisik Fabian, akibatnya dia mendapatkan cubitan dari sang istri di lengannya.
“Tsk! Mulutnya!” omel Vanessa.
Fabian cuma cengengesan lalu mencium bibir istrinya.
Momen itu terekam oleh kamera dan muncul di layar besar di ballroom itu sehingga semua orang menyoraki mereka. Meski merasa malu, keduanya tetap berciuman karena toh tidak ada anak di bawah umut di ruangan ini jadi aman saja pamer kemesraan. Orang tua mereka cuma bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak mereka.
Semua juga dapat melihat kalau Fabian memang sangat mencintai Vanessa. Keduanya seperti legenda di antara teman-teman mereka yang begitu teguh menjalin hubungan jauh karena pekerjaan yang menjadi penghambat. Sudah 4 tahun mereka berpacaran lalu memutuskan menikah ketika Vanessa mengakhiri karirnya sebagai model.
“Gimana kalau nanti aku udah ga se-se.ksi sekarang karena hamil dan melahirkan, Mas?” tanya Vanessa.
Fabian tersenyum tipis dan menahan dirinya untuk tidak merasa bosan karena mendengar pertanyaan ini untuk ke 1213523516 kalinya. Salah satu hal yang membuat Vanessa merasa sangat ragu untuk memutuskan menikah adalah takut tubuhnya berubah jadi jelek setelahnya karena mungkin nantinya akan ada waktu dirinya malas merawat diri.
“Apa pun itu dan kondisi gimana pun, sesuai sumpah aku tadi pagi di depan pendeta, aku akan bersamamu, sayang ...” jawab Fabian sembari mengusap punggung istrinya. “Kamu ga ngerasa dingin?” sambungnya bertanya.
Vanessa menggelengkan kepalanya. “Kan tinggal minta peluk sama suamiku aja!”
Untuk Fabian yang memang mudah sekali digombali, dia tidak tahan untuk memeluk Vanessa dengan erat.
Usai pernikahan digelar, mereka menyambangi nenek Fabian yang masih hidup sebagai tetua keluarga. Baru kemudian mereka berangkat menuju Maladewa untuk berbulan madu di tempat yang tenang dan merupakan negara yang memang ingin keduanya kunjungi.
Wajah keduanya begitu jelas terpancar aura kebahagiaan walau merasa lelah juga usai menggelar pesta pernikahan sehari penuh. Tapi persiapannya lebih dari itu tentu saja. Di dalam pesawat, Vanessa terus bertanya apa saja yang dilakukan oleh suaminya kala menjadi pilot. Walau sudah pernah mendengar jawabannya, dia sepertinya lupa.
Tapi pasti Fabian akan dengan senang hati menjelaskannya karena istrinya juga tidak bosan mendengarnya. Hanya saja pekerjaannya berbeda sedikit dari pilot pesawat dengan penumpang atau pesawat komersil. Sebab Fabian adalah pilot pesawat kargo yang membawa paket dari yang benda mati sampai hewan dan juga tanaman. Di saat teman-teman seangkatannya ingin menjadi pilot pesawat pada umumnya, Fabian justru ingin bergabung dalam kru ini.
“Minggu kemarin waktu mas transit di point Berlin, mas bawa buku sampai 5 kardus punyanya profesor Indonesia. Waktu pemeriksaan, kami cuma bisa melongo karena banyak banget bukunya dan tebal-tebal,” ujar Fabian bercerita tentang pengalamannya.
“Oh ya? Keren banget dong, kayaknya udah selesai ya belajarnnya makanya dibawa pulang semua buku yang sebanyak itu,” timpal Vanessa yang selalu antusias mendengar cerita dari prianya ini.
Fabian mengangguk. “Katanya bukan selesai belajar, tapi karena dia selesai masa mengajarnya di sana dan ingin pulang ke Indonesia tanpa pergi-pergi lagi ke Jerman. Dia selalu rindu sama cucunya dan ga mau lagi jauh dari kampung halaman.”
Obrolan mereka terus berlanjut dengan seru, beberapa kali di sela itu mereka akan saling memberi sentuhan sayang seperti biasanya. Dan kemudian terhenti ketika seorang pramugari dengan rak makanannya berjalan ke arah mereka dan menawarkan camilan atau minuman. Namun Fabian cuma diam dan tida berbicara, justru menunggu Vanessa yang mewakilinya.
“1 americano dingin, 1 gelas teh hijau hangat lalu dua tiramisu,” ujar Vanessa menyebutkan apa yang diinginkan.
Dia juga mewakili keinginan sang suami.
Usai pramugari beralih ke penumpang lain, barulah Fabian merasa lega. Vanessa yang gemas lalu mencubit pipi suaminya karena selalu merasa tidak nyaman kalau bertemu orang asing dalam jarak dekat. Jadi kalau ada situasi seperti ini, Vanessa yang akan mengeksekusi.
“Kamu tuh masih aja gugupan kalau deket orang. Gimana kalau nanti tiba-tiba disuruh pegang pesawat komersil,” kata Vanessa meledek Fabian.
“Jangan lah ... aku udah betah satu pesawat sama sapi dan teman-temannya,” timpal Fabian.
Alasan dia tidak menjadi pilot pesawat penumpang juga karena kepribadiannya yang lebih ke arah introvert. Menjadi pilot pesawat kargo tentu sangat cocok untuknya karena tidak ada awak kabin dan cuma ada dua pilot lain di kokpit pesawat.
Namun karena ini juga, Vanessa tidak perlu khawatir Fabian akan selingkuh walau hal ini bisa terjadi meski bukan karena tidak ada wanita di sekitar. Sebab saat ini saingan perempuan juga adalah laki-laki juga untuk mendapatkan laki-laki.
Hmm.
“Sampai di hotel kita tidur ya ... aku kayaknya udah ga punya energi lagi untuk makan,” ungkap Vanessa.
“Sama ... lebih baik mulai nanti malem aja kita cari makan,” ujar Fabian mengikuti sang istri.
Hal lain yang membuat hubungan keduanya langgeng adalah sifat Vanessa yang lebih aktif melengkapi sifat kalem Fabian. Dia seolah menjadi matahari bagi Fabian yang suasananya mendung kalau kata teman-teman mereka.
Vanessa terlelap di sisa perjalanan menuju Maldewa dengan menyandarkan kepalanya di pundak Fabian. Beberapa kali ketika Fabian merasakan kepala Vanessa akan jatuh dari pundaknya, dia akan bangun dan membenarkannya. Lalu dia tersenyum melihat wanita yang dia cintai akhirnya sudah resmi menjadi istrinya.
Di baris lain, ada seorang wanita dengan seragam pramugari menatap pengantin baru ini dengan tatapan kosong. Wanita ini lalu menghela napas dan memutuskan bertukar dengan temannya agar dia pindah mengurusi kelas ekonomi saja.
“Kenapa, mbak? Bukannya enak di bisnis ga banyak penumpangnya?” tanya pramugari lain.
“Ga papa kok, gue lagi pengen jalan-jalan karena bosen,” jawab wanita dengan name tag pramugari RAINA.
* * *