Mutia berangkat ke kantor dengan hati riang, karena hari ini ia akan bertemu kembali dengan Yusuf. Serbuk obat tidur yang semalam ia beli rencananya akan ia gunakan siang ini saat Yusuf tengah menikmati makan siang. Paling tidak ini rencana tercepat sebelum ia bertemu dengan Ki Janet nanti malam. Mutia langsung menekan angka sepuluh pada tombol lift. Ada tiga orang yang sudah di dalam lift dan menyapa ramah Mutia. Mereka mungkin masih mengira Mutia adalah pacar dari manager mereka, sehingga mereka sungkan dengan gadis itu. Di dalam hatinya terselip rasa bangga, karena beberapa karyawan masih menganggap dirinya adalah pacar manager mereka. Ting! Pintu lift terbuka. Mutia keluar dengan begitu anggun dengan aroma parfum yang sangat menggoda. Parfum pemberian Yusuf saat kekasihnya itu ba