Neneng POV “MASUK!!!”. Aku menghela nafas dulu sebelum membuka pintu ruangan pak Iwan. Tumben sekali pagi pagi sudah datang, sampai aku kaget karena melihat penampakannya saat aku baru selesai mengepel lantai. Bagus setelahnya dia tidak meledek aku yang tampak berantakan, tapi langsung masuk ruangannya. Jadi aku bisa langsung mengerjakan tugasku yang lain. Ya apa lagi kalo bukan membuatkan kopi atau teh untuk karyawan staff divisi pak Iwan pimpin. “Kopi pak” kataku saat dia menghentikan pekerjaannya lalu menatapku. “Udah keceh lagi Neng, padahal lucuan kamu yang dengan rambut berantakan” komennya. Aku abaikan dengan menaruh kopinya di meja kerjanya. “Ada lagi yang lain pak?” tanyaku sebelum berlalu keluar ruangan. Pertanyaan standart tiap kali aku selesai melakukan pekerjaanku atau