Part 1
Part 1
"Maaf Tuan ada pelanggan VVIP yang ingin bertemu Tuan karena kecewa atas pelayanan salah satu pelayan di sini, ia sampai memutuskan akan keluar sebagai pelanggan exclusive di rumah makan mewah ini."
Aldric kaget karena baru kali ini ia mengalami masalah menjengkelkan seperti ini.
"Ada apa?"
"Gara-gara pelayan baru Tuan, ia dinilai tak sopan dan saat ditegur ia malah membalas dengan kata-kata tak pantas."
Al semakin marah dan menggebrak meja.
"Siapa yang merekomendasi dia bekerja di sini? Apa bagian HRD tak menjelaskan harusnya bagaimana bekerja di sini? Tidak semua orang mampu makan di sini, hanya orang-orang kelas atas yang bisa, jadi pelayanan pun harus istimewa, mengapa kita sampai kecolongan, bawa ke sini setan kecil itu, kau temui tamu itu Thomas katakan padanya perusuhnya akan aku pecat!"
"Baik, baik Tuan."
Aldric menggeram tak sengaja, pikirannya sedang kalut, anaknya yang baru berumur satu tahun sakit sejak dua hari lalu, kini sedang dijaga oleh pengasuhnya, tak ada yang ingin ia pikir lagi selain anak semata wayangnya yang saat ini sedang terbaring dan kini tiba-tiba saja ada masalah sepele yang sebenarnya tidak harus ia yang menangani secara langsung.
Klek!
Pintu terbuka, Aldric yang menunggu dengan kemarahan maksimal ingin sekali kaki yang baru melangkah itu segera berlutut di hadapannya, lalu merangsek masuk badan sekaligus utuh dengan wajahnya dan ...
Deg!
Maleeva? Kaukah itu, Maleeva? Kau bangkit dari kematianmu?
"Ini setan kecilnya Tuan!" Suara Thomas membangunkan Aldric dari mimpi sesaatnya.
"Yah tinggalkan kami, Thomas."
Pintu tertutup dan tinggallah ia dengan wanita muda yang saat ini menunduk di hadapannya, lalu dengan berani menatap matanya. Hati Aldric berdenyut nyeri, ingin rasanya ia berlari dan mendekap tubuh di hadapannya, tapi sekuat tenaga ia tahan, ia berusaha berpikir normal bahwa yang berdiri di depannya bukan Maleeva.
"Berani sekali kau mengacaukan rumah makan mewahku! Siapa kau sampai punya nyali sebesar itu? Tak tahukah kau jika yang makan di rumah makanku itu orang-orang yang bisa membeli hidupmu?"
Wajah mungil itu berubah keruh menahan marah dan Aldric lagi-lagi hampir berlari memeluk dan memohon agar raga di depannya tak menghilang lagi dan benar-benar bangkit dari kematian. Wajah, rambut legam berombak, juga tubuh tinggi semampai dengan kaki jenjangnya adalah milik Maleeva wanitanya yang kini hanya tinggal jasad dan cerita yang tak mungkin kembali.
"Maaf, saya tahu kalau saya salah, tapi wanita itu memaki saya saat suaminya tak henti menatap saya, saya tidak salah Tuan, mata suaminya yang harusnya ia congkel, tapi dia memaki seolah saya sampah yang tak ada gunanya sampai menyiram saya dengan wine, saya balas caci makiannya, dan saya siram juga wajah wanita itu dengan wine milik suaminya, hingga makanan yang ada di meja itu tak bisa dimakan lagi terkena tumpahan wine, apakah saya salah Tuan?"
Mulut mungil yang terus berbicara di depannya rasanya ingin ia cium dengan rakus, tapi sekuat tenaga Aldric menahan keinginan itu.
"Salah! Kau salah! Harusnya kau diam, kau tak punya hak bicara, kau harus dipecat dan sebelum kau dipecat kau harus mengganti makanan yang harganya tak murah itu!"
"Ini tak adil Tuan, dia yang memulai, saya hanya mempertahankan diri."
"Tak ada hak melawan untuk orang miskin sepertimu! Kau tahu jika dunia ini hanya untuk orang-orang kaya? Ini dunia yang semakin lama semakin liar asal kau tahu! Aku tak mau tahu kau harus mengganti makanan yang mereka makan karena kami tadi telah menggantinya, lalu kau harus membayar kerugian yang lain karena mereka ternyata tetap berhenti sebagai pelanggan VVIP kami, bisa kamu bayangkan berapa besar kerugian yang aku tanggung, aku tidak mau tahu, kau harus menggantinya dengan uangmu!"
Agnesia menunduk air matanya telah memenuhi matanya, ia gigit bibirnya, alangkah tak adilnya dunia ini yang hanya diperuntukkan bagi mereka yang kaya dan tak ada tempat untuk dirinya yang miskin.
"Saya tak mampu menggantinya Tuan! Saya yatim piatu yang berusaha mencari makan dengan cara yang halal, saya ingin Tuan adil, karena bukan salah saya."
"Tapi kau arogan! Sudah tahu hidupmu miskin tapi kau tak tahu diri, lalu dengan cara apa kau akan mengganti semuanya?"
"Saya ... saya tetap akan bekerja di sini sampai hutang saya lunas, tapi sekali lagi, saya tidak salah!"
Aldric tertawa sinis meski dalam hati ia bersorak karena jebakannya berhasil, tanpa dipaksa wanita di depannya akan bekerja padanya seumur hidup.
"Kau rasa cukup? Kau gadaikan hidupmu pun tak akan cukup."
"Saya tak tahu sampai kapan bisa lunas tapi saya yakin bisa melunasi hutang saya meski saya tahu ini pasti lama, jadi ijinkan saya tetap berkerja di sini sampai hutang saya lunas."
"Kau tak cocok bekerja di sini, semua pelanggan kami akan kabur, karena kau tak bisa menahan emosimu, kau akan aku tempatkan di tempat lain, ikut Thomas saat ia muncul sebentar lagi, ia yang akan aku tugaskan untuk memberi tahu apa yang akan kamu lakukan."
Tak lama Thomas datang, Aldric memberi kode padanya agar mendekat, mereka bicara agak lama di tempat yang agak jauh dari Agnesia lalu Thomas mendekat dan mengajak Agnesia pergi.
Maleeva kau datang dalam wujud lain, aku tahu kau rindu pada Sheela, lalu kau hanya pura-pura jadi gadis pembangkang itu, tak ada yang berbeda sama sekali, rambutmu, wajahmu hanya kau lembut dan dia agak kasar aku tahu itu kau hanya kali ini kau ingin mengelabuiku ...
.***
"Thomas kau datang? Haaah! Nyonya Maleeva!"
Pelayan paruh baya bertubuh tambun itu terpekik dan menutup mulutnya.
"Tutup mulutmu Edna, dia Agnesia, Agnes kau bisa memanggilnya begitu, Agnes ini pelayan tak ramah Edna dan membuat keonaran hingga Tuan menyuruhnya ke sini untuk menghukumnya, sampai semua hutangnya pada Tuan Aldric lunas."
"Thom, apa ini bukan akal-akalan Tuan Aldric? Aku tahu Tuan belum bisa melupakan Nyonya Maleeva, wanita yang ia cintai, tapi mau bagaimana, Nyonya besar yang ingin mereka berpisah, dan berhasil membuat Nyonya Maleeva yang perdarahan saat melahirkan menjadi tak tertolong jiwanya padahal kita tahu kan rumah sakit mahal, masa tidak canggih?"Edna berbisik pad Thomas.
"Ednaaa, bisa nggak kamu diam? Ini tugas kamu untuk menjelaskan padanya agar ia merawat bayi Sheela yang usianya satu tahun, masih lucu-lucunya dan Tuan ingin Agnes yang merawat Sheela, karena ya itu tadi dia punya hutang banyak pada Tuan."
"Aku yakin Tuan ingin menghadirkan Nyonya Maleeva di sini, di rumah ini."
"Maaf apa yang harus saya kerjakan!"
Tiba-tiba Agnes telah berdiri di dekat Edna dan Thomas.
"Eh mari aku jelaskan, aku bawa kamu ke kamar kamu juga kamar seorang bayi lucu yang akan kamu rawat hanya saat ini ia sedang sakit."
Mata Agnes berbinar, ia bahagia, meski ia harus menjalani hukuman tapi jika berhubungan dengan bayi ia akan sangat suka.
"Oh ya? Bayi, aku mauuu, aku mau ngerawat diaaa, ternyata hukumanku menyenangkan."
"Iya menyenangkan, tapi jika bayiku sampai sakitnya semakin parah maka hutangmu akan terus bertambah."
Dan Agnes merasakan ngeri yang amat sangat saat mendengar suara berat Aldric dalam hati Agnes berbisik ...
"Aku tidak salah, dasar laki-laki tak waras, aku yakin akan bisa lepas darinya sesegera mungkin, aku bisa gila jika terlalu lama di sini."