Melakukan makan malam bersama, kedua keluarga itu tampak bercanda gurau di meja makan. Lebih tepatnya Syakira yang selalu antusias menceritakan berbagai macam hal. Terkecuali Lily, yang banyak diam dan serasa tidak nafsu akan makanan di piringnya. Ia tidak paham dengan pembicaraan mereka semua. Ashvin yang duduk di sebelahnya sesekali menanyakan keadaan Lily. Meski ia tahu jika istrinya tidak nyaman berada di antara mereka. “Sabar, ya ... sebentar lagi kita naik ke kamar.” Ashvin membisikkan kata-kata itu pada Lily. Sang istri melirik sekilas, dan mengangguk pelan. “Ya, kan Ashvin?” Tiba-tiba Syakira menyebutkan nama pria itu. “Apa?” tanya Ashvin yang tidak terlalu mendengarkan ocehan Syakira. “Dulu, saat kita di sekolah dasar, kamu selalu mencium pipiku. Aku sampai menangi